webnovel

Biang Kerok

Kenzo yang tengah pergi ke luar negeri mengurus kerja sama dengan salah satu perusahaan besar dunia membuat suasana mansion seperti ada yang kurang. Apalagi Yasmin yang tak menyukai keheningan, hingga muncullah ide jahat di kepalanya untuk mengerjai Kinan yang tengah tertidur.

"Kak, ada telepon dari Kakak ipar. Katanya merindukan Kakak," bisik Yasmin di telinga Kinan.

Kinan yang masih mengantuk pun langsung meminta ponselnya dan berbicara.

"Hei! Kau tak tahu waktu kah! Ini kasih jam 3 subuh! Dasar gila!" bentak Kinan tak perduli.

"Halo nona Yasmin, sepertinya anda sudah gila. Bukankah anda yang menelpon saya duluan," sahut Darren bingung karena dibentak.

Kinan yang masih belum tersadar dari dari tidurnya masih terus mengomel bahkan tak sadar jika orang yang berbicara dengannya memanggil Yasmin bukan Kinan ataupun Honey.

"Hei! Kau bilang apa! Aku gila? Kamu tuh yang gila, pagi-pagi buta nelepon orang. Ga punya sopan santun!" sahut Kinan sengit.

Kinan langsung mematikan panggilan dan lanjut tidur tanpa menyadari apapun. Sedang Yasmin yang kasih berdiri di dekat nakas menahan tawa melihat kakaknya yang ia kerjai.

"Wait!!" teriak Kinan yang langsung bangun terduduk.

Kinan berbicara sendiri, "Kok suara Kenzo beda? Apa dia menyewa pita suara orang lain?"

Kinan pun langsung mengecek ponsel di genggamannya. Dan benar saja, itu bukan ponselnya dan panggilan terakhir tertera nama Darren. Kinan langsung membulatkan mata terkejut.

"Hahahaha" tawa Yasmin pecah.

Yasmin sudah tak tahan melihat kakaknya.

"Ya ampun Kak! Itu si dosen killer yang baru saja Kakak marahi," ucap Yasmin sambil terbahak.

"Bayi dugong! Awas ya kamu! Kakak rebus bareng Dora nanti," ucap Kinan penuh emosi.

"Tidakkk! Aku kan tidak seperti Dora yang suka mengulang-ulang perintah. Mana jalan udah jelas di depan mata tapi masih manggil peta lagi. 'Katakan peta.. Katakan peta..' menyebalkan," sahut Yasmin sambil berlari keluar kamar Kinan.

Alhasil Kinan dan Yasmin kejar-kejaran membuat keributan. Dan Yasmin merasa sangat senang karena rumah terasa ramai.

"Bayi dugong! Ke sini kau!" teriak Kinan sambil mengejar Yasmin.

"Wle ... Nggak bisa ngejar," ucap Yasmin membuat Kinan makin kesal.

"Awas kau bayi dugong, kalo kena nggak bakal aku kasih ampun." Kinan terus mengejar Yasmin sampai akhirnya dia lelah sendiri.

Ara yang ada di dapur pun mengembuskan napasnya kasar mendengar keributan yang terjadi. Sudah dipastikan ini ulah kedua adik laknatnya.

"Dasar, awas aja kalo sampai bikin rumah kotor. Aku hukum baru tau rasa," gumam Ara, tetapi dia tersenyum. Ini adalah momen yang dia sukai. Membuat keributan bukan berarti saling bermusuhan, sebab itu adalah cara mereka menunjukkan kasih sayangnya.

Di sisi lain, Kinan yang kelelahan pun berhenti. Tiba-tiba ide jahilnya muncul.

"Awww," teriak Kinan membuat Yasmin yang tengah berlari terkejut.

"Kak Kinan," gumam Yasmin.

"Kakak," teriak Yasmin langsung berlari ke arah Kinan.

"Kena Kau," batin Kinan.

"Aduh, tolong. Sakit," rintih Kinan.

"Kakak kenapa? Ada apa? Apanya yang sakit? Bicaralah, Kak." Yasmin sudah dibuat kalut oleh Kinan. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Kakiku," lirih Kinan.

"Iya, kakinya kenapa?" tanya Yasmin.

Ara yang mendengar teriakan otomatis keluar. Namun, sampai di sana dia melihat Kinan yang menahan tawa pun mendengus.

"Asem, aku Kira kenapa," gumam Ara. Namun, dia pun ikut masuk ke drama yang dibuat Kinan.

"Kinan kenapa? Yasmin?" Ara terburu-buru mendekat ke arah Yasmin dan Kinan.

"Kak, kakiku," ucap Kinan dengan menahan sakit.

"Ayo ke rumah sakit, Kak. Ayo!" Yasmin sudah menangis melihat kakaknya kesakitan. Dia tak mau kejadian seperti Ara terulang lagi. Itu cukup menggoncang pertahanannya sebagai adik yang menyayangi kakaknya.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa bisa sakit?" tanya Ara, sedangkan Yasmin membantu Kinan berdiri.

"Kakiku digigit semut," ucap Kinan dengan santainya membuat Yasmin tercengang.

"What?" pekik Yasmin membuat Ara dan Kinan menutup telinganya.

"Digigit semut?" tanya Yasmin dengan nada tak percaya.

"Iya bayi dugong kesayangan." Kinan langsung menangkap Yasmin dengan senyum semiriknya.

"Kena kau!"

"Aaa tidakk!" Yasmin berteriak saat tangannya sudah dalam genggaman Kinan.

"Huaaa, kenapa aku baru sadar kalo dikerjain, huaa," teriak Yasmin membuat Kinan dan Ara terbahak.

"Kak bantu aku." Ara dan Kinan menyeret Yasmin dengan paksa. Sedangkan yang ditarik hanya bisa berteriak. Dan ....

Byurr!!

Yasmin sudah masuk ke kolam renang. Ara dan Kinan hanya tertawa melihat Yasmin di dalam kolam.

"Kak Ara-, Kak- Kak Kinan," panggil Yasmin tersengal-sengal.

"Kak, tolong-. Yasmin tidak bisa berenang Kak," sambung Yasmin dengan terus berusaha bergerak agar dirinya tidak terlalu banyak meminum air kolam.

Ara dan Kinan yang masih tertawa mengira Yasmin hanya pura-pura. Namun ketika pergerakan Yasmin melemah, Ara dan Kinan langsung melompat ke kolam untuk menolong Yasmin. Padahal mereka berdua pun tak pandai berenang.

"Yasmin.. Yasmin.." panggil Ara dan Kinan kompak.

"Kak? Kalian ngapain di tengah kolam? Bukannya Kak Ara sama Kak Kinan nggak bisa berenang? Di sana dalam loh," ucap Yasmin yang sudah ada di tepi kolam.

Ara dan Kinan sontak berpandangan dan mereka mulai panik karena benar saja dasar kolamnya sangat dalam.

Yasmin yang satu-satunya sedikit bisa berenang mau tidak mau harus masuk ke kolam yang dingin itu lagi untuk membantu kedua kakanya.

"Kau adik durhakim, Berani-beraninya bohongin kakak ya," ucap Ara gemas.

Yasmin pun hanya nyengir lalu kabur ke kamarnya. Karena sudah pasti Kak Ara dan Kak Kinan akan mencakarnya, atau paling tidak mereka akan mendonorkannya untuk Dora biar dijadikan temannya peta.

"Kinan, ayo kita buat perhitungan nanti buat bayi dugong," bisik Ara pada Kinan yang tengah menggigil kedinginan.

"Pikirkan nanti saja Kak, aku sudah sangat kedinginan. Apa Kakak ingin menahanku di sini?" jawab Kinan dengan nada memelas.

"Astaghfirullah, maap-maap. Kakak lupa," ucap Ara sambil tertawa.

Kinan yang sudah tak tahan langsung berlari ke kamarnya meninggalkan Ara.

"Kinan! Yasmin!" teriak Ara setelah menyadari lantai rumah yang menjadi sangat basah karena ulah Yasmin dan Kinan yang langsung nyelonong masuk.

Kinan dan Yasmin yang sudah berada di depan pintu kamar langsung menutup telinganya mendengar lengkingan Ara. Benar-benar seperti auman singa betina yang tengah marah. Mereka berdua langsung masuk ke kamarnya sebelum singa betina itu menerkam.

Malam harinya, Ara, Kinan, dan Yasmin berada di dapur. Mereka tampak kompak membuat kue bersama. Entah mengapa malam ini mereka ingin membuat kue untuk dimakan saat masih hangat.

"Kakk, kenapa pake bikin sih, beli langsung aja kan bisa," rengek Yasmin yang sebenarnya malas berada di dapur.

"Huum, mending beli Kak," ucap Kinan yang setuju ucapan Yasmin, sebab dia juga malas harus berurusan dengan alat-alat dapur.

"Nggak usah protes, lebih enak bikin sendiri," ucap Ara.

Tak butuh waktu lama untuk mereka membuat kue. Kinan dan Yasmin paling antusias saat melihat kuenya matang.

Saat mereka berdua ingin mencomot kue itu, suara Ara membuat keduanya berhenti dan bertanya-tanya.

"Why?" tanya keduanya.

"Ambil es krim di kulkas sama susu buat kita dulu. Bawa ke ruang tamu sekalian," ucap Ara seraya membawa kue ke ruang tamu.

"Yahh, Kakak," rengek Yasmin.

"Kak Ara minta," ucap Kinan.

"Cepat bawa ke sini," ucap Ara dengan tertawa melihat kedua adiknya memelas. Sontak saja Kinan dan Yasmin mengikuti apa yang dikatakan Kakaknya itu, kalau tidak, bisa-bisa kue yang lezat itu melayang tak bersisa.

Setelah sedikit drama yang terjadi, mereka bertiga menikmati kue yang masih hangat itu bersama-sama. Tak lupa juga es krim kesukaan mereka menjadi pelengkap camilannya.