Kubiarkan Mbak Desi terus berteriak memanggil namaku, namun aku tak mempedulikannya. Pasti Mbak Desi sedang ketar-ketir sekarang karena kepergok selingkuh denganku. Sekarang kartu As-nya ada padaku.
"Itu Kakak iparmu kenapa teriak-teriak begitu, Dev? Kaya kebakaran jenggot aja," tanya Ibu.
"Biasalah, Bu, udah ketahuan belangnya," jawabku santai.
Setelah Ibu dan Shaka sudah naik, kulajukan motor dan meninggalkan taman ini dengan Mbak Desi yang masih saja berteriak memanggil namaku.
"Bu kita ke mall dulu yuk. Sudah lama aku nggak beli baju baru, sekalian ngajak main timezone Shaka sebentar," imbuhku.
"Terserah kamu, Dev. Lagian Bapak sama Raka belum pulang 'kan? Arbi juga masih kuliah," sahut Ibu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com