webnovel

This is Xhaka

it's Xhaka

Daoist4gIYou · Urban
Zu wenig Bewertungen
1 Chs

It's Xhaka

Hembusan asap nikotin mengepul dari mulut seorang lelaki yang tengah duduk di atap sebuah bangunan yang terbengkalai yang terletak di pinggiran kota Caracas.

Ia menikmati pemandangan dari atas bangunan itu sambil terus menghembusakan asap kenikmatandari saluran pernapasannya .Suasana yang indah itu tak berlangsung lama hingga getaran dan nada dering telepon yang ia taruh di kantong celanannya menghancurkannya .

Lelaki itu bergegas mengangkat panggilan telepon dan menekan ikon speaker.

"Ada apa?" tanya Xhaka , lelaki yang sudah hampir setengah hari duduk dengan nyaman di atap itu

Suara panik menyaut dari seberang saluran telepon. "Tolong Xhaka basecamp kita diserang, cepat kesini."

Xhaka langsung membuang batang rokoknya ke sembarang arah. "Tunggu ,saya kesana sekarang."

Tanpa basa-basi Xhaka memutuskan sambungan telepon dan Ia bangkit dari tempat duduknya. Berlari keluar dari bangunan terbelengkalai itu dan menuju basecamp nya, menggunakan motor costum pemberian dari kakaknya.

Tidak sampai sepuluh menit Xhaka tiba di basecamp nya, terlihat belasan teman-temannya terkapar di bawah , dan belasan orang dengan masker yang menutupi wajahnya.

Xhaka langsung berlari mendekati mereka , sendirian dan tanpa aba-aba maupun peringatan sedikitpun , langsung terbang menendang dua orang pertama.

Seakan badai yang datang entah dari mana, Xhaka menerjang belasan orang yang memakai masker itu tanpa ampun sendirian . Mematahkan tulang demi tulang ,hingga akhirnya mereka tak mampu melawan Xhaka yang sendirian itu , hingga mereka pun kocar-kacir melarikan diri.

Lelaki yang bahkan tak tersenyum atas kemenangan yang ia raih dengan tangannya sendiri , Ia hanya menatap kosong ke arah langit.

Xhaka terus saja menatap hamparan langit biru yang cerah itu. Sinar tajam sang mentari tak mengusik pandangannya sedikitpun, dalam benaknya hanya satu yang ia pikirkan. "Ella kapan lo bisa lihat cuaca secerah ini lagi."

Ella adalah panggilan untuk adik nya, Raquella Stifany. Sebenarnya Raquella bukanlah adik kandung nya. Xhaka awalnya hanya seorang anak yang tumbuh besar di Panti Asuhan. Orang tua Raquella lah yang mengadopsi Xhaka. Dulu Xhaka saat masih bayi ditaruh di depan pintu panti asuhan oleh kedua Orang tua nya, hingga sekarang ia belum tahu siapa orang tua nya.

Xhaka adalah seorang yang ahli dalam Beladiri , ia menguasai beberapa beladiri seperti MMA, Silat, dan Taekwondo , Xhaka dulunya seorang Atlet MMA yang pernah membawa nama Negaranya, sebelum ia mendekam di penjara khusus remaja karena memukuli orang yang membully temannya. Hingga pada akhirnya Ayah Ella datang dan menjamin kebebasannya dengan syarat Xhaka harus tinggal dan hidup bersamanya.

Orang itu adalah Carlos Guzman , saudara pemilik panti asuhan itu dan sekaligus ayah kandung dari Raquellla Stifany, gadis yang sudah 5 bulan ini koma di rumah sakit akibat kecelakaan mobil yang menimpanya. Meski sebenarnya nasibnya tak senaas ibu dan saudara kembar nya yang harus kehilangan nyawa atas kecelakaan tersebut.

Ponsel Xhaka kembali bergetar.

Ayah calling...

Xhaka mengangkat panggilan itu dan menaruh ponsel nya di telinga.

"Halo Xhaka , kamu dimana?."

"Xhaka lagi di basecamp Yah, temen club motor Xhaka di serang orang yah."

"Sudah Ayah bilang kamu keluar dari club motormu itu, tapi sekarang kamu gapapa kan?."

Meskipun bukan anak kandung , namun Carlos sudah menganggap Xhaka seperti anak kandung nya sendiri . Jadi wajar kalau dia merasa khawatir dengan Xhaka, karena memang sudah lama Xhaka gabung club motor yang bernama 'SATU DARAH' , Xhaka juga salah satu pendiri nya.

" Gapapa kok Yah , emang ada apa?."

"Cepat ke Rumah Sakit sekarang , Adikmu Ka."

"Ella?." tanya Xhaka penasaran.

"Iya Dia udah sadar, sekarang dia lagi nyari suara siapa yang selama ini dia dengar selama dia koma. Dia nyari kamu , cepat kamu kesini sekarang"

Sebuah senyuman lebar yang terlukis di wajah seorang Xhaka Wardana, sudah lama Xhaka tidak sebahagia ini.

Xhaka pun kembali melihat langit yang cerah itu setelah memutuskan sambungan telepon.

"Ella sudah lama aku menunggu momen ini."