Bab 222.
Tepat pukul setengah delapan malam, sehabis salat Isya, teman Sinta datang untuk menghias kuku dan tangannya. Suara klakson motor terdengar di halaman rumah. Aku persilakan temannya untuk langsung masuk ke kamar Sinta yang sudah di hias oleh pihak dekor tadi sore.
Aroma bunga khas pengantin menyeruak dari dalam kamar ketika ku buka pintunya. Kuku dan tangan Sinta mulai di hias secara perlahan dengan motif yang indah. Ritual malam menghias kuku dan tangan ini, biasa di sebut dengan malam bainai.
Setengah jam menghias punggung tangan, akhirnya sudah kelihatan hasilnya, benar rapi dan sangat indah. Aku, Kak Eli dan Nina mengintip dari balik pintu. Kami bertiga ingin di hias juga kuku dan tangannya.
"Silakan masuk Tante! Kuku dan tangannya mau di hias juga kan?" ucap Dila.
"Oh-eh, boleh minta jatah juga ya?" aku balik nanya.
"Boleh dong, masak gak boleh! Ini khusus free untuk acara nikahan teman," sahutnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com