webnovel

Something Stupid

"Zodiak kamu apa?" tanya Cassandra tiba-tiba ketika keduanya tengah berjalan di tepi pantai. Masih pukul setengah lima sore. Masih ada sekitar satu jam bagi mereka untuk menikmati senja di tepi Anyer.

Martin tergelak. Sore itu mereka berdua kembali seperti sengaja memilih padanan outfit yang senada.

Cassandra mengenakan mini dress hitam berpotongan umbrella dengan kerah halter, sedang Martin mengenakan celana pendek berwarna khaki, kemeja motif Hawaii bercorak hitam putih dengan singlet putih di dalamnya.

"Kamu percaya zodiak?" tanya Martin sembari merangkul pundak Cassandra dengan lembut.

"Buat personality screening dasar aja, sih…" jawab Cassandra.

"Ya, itu berarti kamu menganggap astrologi itu considerable, dong…" jawab Martin.

Cassandra tidak mampu menjawab. Perkataan Martin memang ada benarnya. Ketika faktanya ia menggunakan ilmu astrologi sebagai salah satu cara mengenali kepribadian seseorang, berarti secara tak langsung Cassandra memang memercayai zodiak.

"Konon ya, San, orang yang sangat peduli pada zodiak dan berusaha mengerti orang lain melalui hal-hal semacam zodiak, MBTI, atau hal-hal semacamnya, sebenarnya itu cerminan diri orang tersebut karena jarang dimengerti," ujar Martin meyakinkan.

Cassandra terhenyak. Jarang dimengerti? Apakah ia memang merasa seperti itu selama ini? Sial, mengapa ucapan Martin jadi membuatnya bertanya-tanya tentang dirinya sendiri?

"Gitu, ya?" tanya Cassandra pada Martin.

"Ya, aku pernah baca sih gitu… tapi nevermind, lah. Wajar kok kalau seseorang itu ingin dimengerti…" ujar Martin sembari menghentikan langkahnya dan berdiri menghadap Cassandra.

"Aku kelahiran bulan Agustus. 8 Agustus 1986 tepatnya. So? I'm a Leo, I'm a lion who is so concern about his pride, also very concern to choose the right lioness to be on a pedestal with me," ujar Martin. Cassandra menatap Martin hampir tak berkedip. "And how about yours, Sandra?" tanya Martin.

"Aku 6 Juni 1988. Gemini, zodiak yang kena labeling di mana-mana sebagai orang gila, enggak waras, psychopath a bit," ujar Cassandra sembari tertawa.

"Tapi memesona, seksi, cerdas dan bikin penasaran," sambung Martin dengan ekspresi sungguh-sungguh.

Cassandra membuang muka menyembunyikan wajahnya yang pasti tengah memerah saat ini.

"Singa jantan bukan kaleng-kaleng emang skill gombalnya," ujar Cassandra sembari memungut cangkang kerang di atas pasir dan melemparnya ke laut.

"Tapi sejago-jagonya dia gombal, kalau soal hati, sekali kena, udah lah… bertekuk lutut dia," ujar Martin sembari ikut melakukan hal yang dilakukan Cassandra.

Cassandra dengan sengaja memercikkan air laut yang datang ke arah mereka ke wajah Martin.

"Eh, nakal kamu, ya…" ujar Martin sembari membalas perbuatan Cassandra.

Cassandra pun refleks memekik dan berusaha menghindar. Namun tiba-tiba ombak setinggi lutut orang dewasa datang ke arah mereka berdua. Akibatnya, pakaian bagian bawah milik keduanya pun basah terkena air laut.

"Damn!" pekik Cassandra. Martin malah tertawa girang melihat mereka berdua yang kebasahan.

Senja di ufuk barat semakin memerah. Martin tiba-tiba menarik lengan Cassandra ke sisinya, kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Cassandra.

"Udah, biarin basah, nanti kan kita mau soak in Jacuzzi," ujar Martin, "sekarang kita nikmati langit," sambungnya berujar lembut di telinga Cassandra.

Cassandra pun merilekskan tubuhnya, bersandar di tubuh Martin. Keduanya menghadap lautan, memandang bentangan langit yang semakin merah. Cassandra tengah memejamkan mata ketika Martin tiba-tiba mengeluarkan gawainya dan menyalakan kamera, menyiapkan mode selfie.

Cassandra yang tak siap dibuat kesal oleh aksi Martin.

"Eh, curaaang… mukaku jelek banget tuh! Ulang, dong…" pinta Cassandra.

Martin pun mengiyakan, mereka lalu membalik posisi membelakangi laut, menjadikan langit kemerahan sebagai latarnya. Hanya tertangkap menyerupai siluet, namun jelas bahwa dalam pose-pose itu, Cassandra dan Martin sangat mesra bagaikan sepasang kekasih. Atau memang sudah.

***

Suasana di resto milik resort Varna Bhumi malam itu tidak terlalu padat. Dilatari pertunjukan musik akustik yang membawakan lagu-lagu latin, suasana makan malam Cassandra dan Martin terasa sangat romantis sekaligus semarak.

Usai menikmati hidangan laut seperti lobster, udang, kerang, cumi-cumi diteman potongan-potongan jagung rebus dan sayuran, mereka pun meneguk es kelapa muda dengan nikmat. Seafood adalah makanan kesukaan Cassandra sejak kecil. Malam itu Cassandra tidak bersikap jaim sama sekali dalam menikmati lobster, dengan penuh tenaga mengupas cangkang lobster lokal hasil tangkapan nelayan setempat, juga meludeskan semangkuk kerang rebus dengan cocolan saus kacang pedas. Cassandra benar-benar puas dengan menu makan malamnya itu. Begitu juga Martin, yang meskipun bukan penggila seafood seperti Cassandra, ia juga tampak cukup puas dengan cita rasa hidangan yang disajikan resto milik resort yang mereka tinggali malam itu.

Di tengah keasyikan Martin menghisap sigaret slimnya, Cassandra tiba-tiba mengajak Martin berdansa cha cha cha dan salsa seperti beberapa pasangan yang turun ke lantai dansa diiringi musik latin yang membahana.

"Ayolaah… satu lagu aja, pleaaasee…" pinta Cassandra memohon Martin yang awalnya tampak enggan.

"But I can't do salsa or cha cha cha, Sandra…" jelas Martin memelas.

"Just follow me, I promise to not leaving you alone down there, please?" ujar Cassandra. Kali ini perempuan itu sudah berdiri di samping Martin, mengulurkan tangannya ke arah Martin.

Martin pun tak kuasa menolak permintaan Cassandra. Ia menyambut uluran tangan Cassandra dan pasrah Cassandra menggandengnnya ke lantai dansa. Meski bagian bawah pakaian mereka masih setengah basah dan berpasir, Cassandra tak peduli.

Pelajaran cha cha cha pertama kali ia dapatkan dari mendiang Oma-nya yang masih sangat enerjik hingga di usia senjanya. Bersama klub dansa lansianya, Oma sering mengajak Cassandra kecil untuk belajar beragam jenis langkah dansa. Salsa, waltz dan cha cha cha merupakan tiga jenis yang cukup Cassandra kuasai. Selebihnya, Cassandra baru sebatas bisa mengikuti.

Dibuka dengan lagu Valio La Pena milik Marc Anthony, Cassandra meliuk seksi dengan gerakan salsa-nya. Diikuti Martin yang tampak canggung pada awalnya, namun berusaha percaya diri dan tetap bergerak menyeimbangi Cassandra.

Cassandra sengaja tidak mengajak Martin melakukan step yang terlalu rumit mengingat ini pengalaman pertama Martin berdansa salsa dan kepercayaan dirinya patut diapresiasi dengan tidak membuatnya trauma pada percobaan pertama. Namun Cassandra cukup terkejut dan sempat terbahak ketika Martin mencoba menggoyangkan pinggul ala Marc Anthony dalam video klip-video klipnya, ditambah secara naluriah memegangi jemari Cassandra, membentangkan lengan Cassandra, menariknya mendekat dalam langkah salsa, kemudian menopang tubuh Cassandra menekuk ke belakang di akhir lagu.

Tak sesuai rencana, usai tembang semarak milik Marc Anthony membuat keduanya menjadi penari dadakan, band akustik kemudian memainkan lagu Something Stupid yang romantis dan ajaibnya Martin yang kali ini meminta Cassandra untuk berdansa satu lagu lagi dengannya. Tanpa banyak bicara, Martin langsung menarik Cassandra ke dalam pelukannya begitu intro lagu yang dibawakan Robbie Williams dan Nicole Kidman itu dimulai.

Cassandra sempat terkejut, namun melalui bahasa mata, keduanya lalu sepakat untuk kembali berdansa.

Tak ada salsa kali ini, Cassandra dan Martin hanya berpelukan dan bergerak mengikuti irama lagu. Dengan nyaman Cassandra melingkarkan lengannya di pundak dan leher Martin. Begitupun Martin yang memeluk pinggang Cassandra tanpa bicara, namun nyaman mendekapnya. Dahi keduanya bersentuhan, sesekali tertawa ketika tatapan mata mereka beradu.

Terlebih di bagian lirik, "…and then I go and spoiled it all, by saying something stupid like I love you..."

Cassandra dan Martin menyanyikannya lalu tertawa di tengah dansa mereka. Pengunjung resto yang lain pun seperti turut terbawa dengan romantisnya dansa mereka berdua dan satu persatu ikut turun ke area panggung akustik, menikmati malam minggu yang manis dengan tembang romantis ditingkahi suara ombak dari kejauhan.

***