webnovel

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
165 Chs

MALAM PENENTUAN (2)

Suara mengerang terdengar dari mulutnya sementara ia terbatuk dengan sangat keras, mencoba untuk mengatur napasnya yang terlalu sulit dengan luka yang ia miliki di lehernya, darah mengalir dan menyembur di sprei tempat tidur yang berwarna putih dan baju tidur Mo Xuan Fei.

Mo Xuan Fei berlutut di atas tempat tidurnya dengan sebuah pisau yang tetap berada di tangannya, siap untuk menyerang dan membunuh kedua penyusup lainnya sementara satu dari mereka sudah terbaring di atas lantai, mati.

Percobaan pembunuhan ini berubah menjadi pertempuran sengit, dua lawan satu. Meskipun Mo Xuan Fei kalah jumlah, ia masih berkedudukan unggul di dalam pertempuran ini.

Dalam waktu hanya beberapa menit, malam yang tenang berubah menjadi kejadian mengerikan terjadi di dalam kamar ini dengan darah dan kata-kata kasar yang bergema di dinding.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com