webnovel

The Story In The Dream

baca dulu aja

Rizky_Aji_Ferdinan · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

5

Baca nya santai aja...

---- The Story In The Drean ----

"Dring!! Dring!!" Suara alarm berbunyi, tapi gue masi menutupi tubuh kekar gue dengan selimut tipis yang dibuat dari bulu Ayam, bercanda kok. Bulu Domba.

"Ah sial, sudah pagi aja ni hari,"

Gue paksakan diri gue untuk berdiri, dengan kepala yang masih tertunduk ngantuk, dan jony yang berdiri, karna dingin nya pagi.

Pagi gue disambut dengan hayalan yang apstrak, yang gue sendiri tidak mengerti dengan hayalan itu. Gue langsung berdiri, dengan celana pendek warna coklat. Ditambah air liur yang masih melekat. Gue masih tetap kelihatan ganteng. Gue langsung menuju kamar mandi.

Lihat apa yang terjadi

Dengan semua rencanaku

Hancur semua berantakan

Dia berjalan keluar

Dari lingkaran hidupku

Na.. Na.. Na.. Na...

Tung tak tung tung..

Tak tak tung tung atung

Gue suka banget nyanyi dikamar mandi, Maklum, suara gue mirip Afgan.

Selasai semua nya gue langsung pergi ke sekolah.

Baru saja nyampai depan gerbang, penjaga udah mau menutup pagar sekolah.

"PAK! Tunggu dulu!" terik gue. Yang langsung berlari ke gerbang sekolah.

"Lu kebiasaan telat mulu," tegur Penjaga.

"yak elah, baru sekali." jawab gue.

Gue langsung berlari ke kelas yang udah masuk lagi-lagi gue telat, belum sampai dikelas gue lihat Eca yang juga baru mau berjalan ke kelas.

"Eca! Tunggu gue!" teriak gue.

Eca menolehkan kepalanya dengan muka datar, lalu menghentikan langkanya, dan menganggukan kepalanya.

"Hehehe mau masukan? Bareng ya." pinta gue.

"Iya-iya, gih buruan entar dimarah," Jawab Eca. Suara nya terdengar sangat lembut.

Eca berjalan disamping gue, dengan wajah yang tertunduk, dan tangan yang sedang merangkul buku.

Gue melihati nya. Seperti nya, ia perempuan yang pemalu.

"Lu pindahan dari mana Ca?" tanya gue.

"Dari sekolahan," jawab Eca dengan singkat.

"Hehehe kok perempuan kelas gue ngeselin semua ya?" jawab gue.

Eca langsung tersenyum ke arah gue, mata nya tertutup karna senyum manis nya. Ia langsung mempercepat langka nya.

"Hati-hati biasa yang ngeselin itu ngangenin. Gue duluan ya." jelas Eca.

Gue hanya menggaruk kepala, seperti nya kepala gue ada kutu, kagak kok,

gue mulai kebingungan dengan Eca.

Gue langsung masuk ke kelas, tak butuh waktu lama akhir nya guru masuk.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru.

"Pagi bu...." Jawab kami.

Kami pun diapsen, tapi ada satu yang tidak dipanggil, ya, sudah jelas si Eca.

"Bu ada yang belum dipanggil!" Teriak gue.

"Siapa?" Jawab bu guru.

"Anak baru nama nya Eca," jawab gue.

"Eca sini maju," jawab guru.

Eca langsung maju ke depan kelas, wajah nya terlihat malu menghadap kami.

"Kenapa Ca ?" Tanya bu guru.

Eca hanya menggelengkan kepala nya.

"Coba ibu mau denger Eca perkenalan,"

Eca hanya terdiam, dan tertunduk kepala nya, tiba-tiba ia paksakan tersenyum.

"Baiklah bu." Jawab Eca.

"Nama gue Heksa Hanifa, biasa dipanggil Eca, panggil sayang juga gak apa-apa,"

"Cie-cie Eca ngenes." Teriak sekelas.

"Gak kok bercanda, gue lahir dikeluarga tidak miskin kurang kaya yo tapi sederhana," jelas Eca.

Ibu guru hanya menggelengkan kepala nya.

Tunggu dulu itukan lagu bondan.

"Alamat gue dipermuhan graan zuri block C, simpang empat, ada rumah besar yang luas halaman nya dua hektar, dan tinggi rumah nya 10meter, na, disebelah nya." Jelas Eca.

"Woi.... Ondel-ondel, ngapain lu kasih tau rumah orang, kalau mau jelasin rumah lu," jawab gue.

"Adit.." ibu guru mengelengkan kepala nya ke arahku.

"Lanjut Ca," kata bu guru.

"Beneran kok, rumah gue disebelah nya,"

"Terserah lu Ca," jawab gue dengan pelan.

"Gue 2 saudara, tapi gue gak perna dianggap saudara oleh mereka, karna gue seorang saudari," jelas Eca.

"Wow.....saya tercengang," jawab Sinta.

"Ternyata ada yang lebih ngeselin dari lu Sin," jelas gue.

"Sabar Dit. Emang kids jaman now banyak yang ngeselin," jawab Sinta dengan menepuk-nepuk pundak gue.

"Udah dengerin aja ni Kecoa perkenalan," saut Anggles dari belakang.

Eca melanjutkan lagi perkenalan nya.

"Satu lagi, gue hobby banget liat cewe cantik, soal nya liat cowo ganteng suka baper."

"Bodoh amat, kami gak denger." Jawab sekelas.

"Gue ulang ya," jawab Eca.

"Makasih Ca," jawab sekelas.

"Mungkin itu aja ya, entar kalian baper," jawab Eca.

"Baper endasmu, yang ada kesel," saut gue.

Akhirnya Eca dipersilahkan duduk oleh bu guru.

"Eca pinter stand up juga ya," jelas bu guru.

Eca hanya tertawa, "hehehe," membuat gue tambah kesel melihat wajah nya. Entalah apa yang membuat Eca, semakin hari semakin ngeselin.

Akhir nya kami belajar sampai pulang, entalah, gue hari ini belajar dengan tekun, baru gue mau keluar kelas, Ria menarik tangan gue dengan sangat kasar. Gue terkejut karna tarikan nya. Mata nya menatap gue dengan tajam, tapi gue hanya memasang muka datar kepada nya.

"Ada apa Ria ?" Tanya gue.

Ia masih menatap gue, tiba-tiba ia memeluk tubuh gue dengan erat, terasah hangat peluk nya. Tapi gue langsung melepaskan pelukan itu.

"Lu kenapa sih Ria ?" Tanya gue.

"Kau tahu saat sesorang berusaha membuat orang lain nyaman, tapi malah diabaikan," jawab Ria.

"Jujur gue gak ngerti maksud lu," gue langsung membalikan pandangan gue dari Ria, dan berusaha meninggalkan nya. Tapi ia lansung menggenggam tangan gue dengan erat.

"Lepaskan, gue terlalu sibuk untuk drama murahan ini," jelas gue.

Gue langsung membalas tatap tajam Ria, dengan penuh ke angkuhan.

"Kenapa lu gak perna peka Adit!" Tegas Ria yang langsung menghentikan tatapan tajam nya, dan memilih menundukan kepala nya.

"Gue tak mengerti kode-kodemu karna gue bukan Robot. Jadi berhentilah membuat gue semakin bertanya-tanya tentang hidup elu sebelum gue mengambil kesimpulan kalau elu sudah gila," jelas gue.

Ria langsung melepaskan genggaman tangan nya, dengan kepala tertunduk lemah, dan disusul air mata yang mulai tercurah dipipi nya.

Gue masih melihati Ria, dengan berjuta tanda tanya dikepala.

"Dengarkan gue, jika ada yang ingin elu  jelaskan, jelaskan sekarang, gue akan mendengarkan," jelas gue yang kembali menghadap nya.

"Sudah pulanglah gue tak bisa mengatakan nya, terimakasih," jawab Ria.

"Ah! Menyebalkan, lu itu lagi nangis, dan sebab nya gue gak tau, tiba-tiba elu tarik tangan gue dan langsung memeluk gue, sekarang elu nangis tanpa sebab, elu bilang terimakasih, bodoh!" Jawab gue dengan tegas.

Ria masih menundukan kepala nya. Air mata nya jatuh diatas sepatu nya.

Perempuan yang aneh. Tapi tiba-tiba ia menegakan kepala nya dan menghapus air mata nya, ia langsung tersenyum kepada gue. Membuat gue semakin bertanya-tanya dengan tingkah nya.

Sebenar nya apa yang terjadi pada nya ?

Ia meninggalkan gue dengan senyuman nya. Ria berjalan sangat pelan tapi gue tidak memperhatikan nya. Gue langsung terdiam tanpa kata, dan bertanya-tanya.

Setelah gue terdiam cukup lama akhir nya gue juga meninggalkan kelas. Ria membuat gue jadi memikirkan nya. Ah, sudahlah.

Terimakasih telah membaca..

Jangan lupa vote kalau suka coment jika ada saran dan keritik.

See you..

Raf

The Story In Th Dream