"Maaf, Erick." Jessie menghembuskan nafas beratnya untuk beberapa kali. "Aku sangat bingung harus mengatakan apa kepadamu, Erick. Aku … aku bahkan tidak bermimpi jika akan menikah dengan musuhku sendiri," ucap Jessie seraya tertawa untuk kesekian kalinya.
Aka tetapi hal itu hanya berlangsung untuk beberapa saat saja. Sedetik kemudia raut wajah itu kembali serius dan diam untuk beberapa saat. Tidak lupa meletakkan buket bunga mawar putih pada pemakaman pria itu.
"Aku yakin kamu juga mengerti posisiku saat ini. Aku … sangat menyesal dengan semua yang pernah aku lakukan kepadamu, Erick. Namun, Aku harap kita semua sedang berbahagia pada tempatnya masing-masing." Jessie tersenyum untuk kesekian kalinya. "Kenapa kita harus memiliki takdir rumit seperti ini?" tanya Jessie lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com