Isyana menaruh kasar laporan cetak analisis forensik ke atas meja. Polisi wanita itu mulai pusing dengan probabilitas yang berputar putar dan belum ketemu susunan puzzle nya. Mulai dari kematian Yvonne Imelda, korban DPO yang dikirim dalam peti mati, kematian Tommy, hingga penemuan enzim di darah yang sudah mengalami kelainan. Lalu jangan lupa juga kaitan antara kematian Tommy dan peretasan dokumentasi penyidikan akhir Kian.
Bagaikan rotasi tempat rapat, kali ini ruangan Isyana. Kelima orang itu berpikir bersama tanpa suara saking bingungnya. Bahkan Tristan si ketua sekalipun. Mereka seolah buntu, pola sebab-akibat tidak mudah digunakan sebagai satu satunya metode pembukaan fakta.
"Kalian tau Dokter Paul?" Tristan memecah keheningan, menarik atensi rekan rekannya yang lain. Clueless, tidak ada yang tau siapa itu Paul. "Dia dokter yang menangani pengobatan Saya di rumah sakit beberapa bulan lalu."
"Bukan Dokter Indonesia?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com