webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Aktion
Zu wenig Bewertungen
76 Chs

Part 9

Only those who care about you, can hear you when you're quiet. I like people I can have comfortable silences with. ~ Draco

Ketika sudah dekat dengan mansion keluarganya Draco dan Charlie pun memasang topeng layaknya seorang gangster untuk berjaga jaga agar tidak ada yang mengetahui identitas mereka.

Sudah 2,5 tahun lebih aku tidak pernah mengunjungi mansion ini, mansion ini sudah banyak berubah.

"Oh ya Draco, barang barangku disimpan dimana?"

"Di kamarku, oh ya ngomong ngomong kau tak pernah membawa narkoba dan senjatamu ke rumah?"

"Tidak, dulu aku dan Luke menyewa sebuah tempat untuk itu semua."

"Luke?!"

"Akan kuceritakan jika selesai mengambil barang barang kita aku mungkin akan mengambil sesuatu."

"Baiklah, Tumben ada penjaga penjaga di depan. Bagaimana kita akan melewati penjaga itu, tidak mungkin kita akan menembak mereka dengan pistol Glock 20ku."

"Tidak apa apa, mereka jauh dari kamarmu. Pembunuhan tidak dibutuhkan disini, kita tidak mau berbuat rusuh kan? Kau bawa smoke yang banyak, bukan? Lempar smoke tersebut ke sebelah kiri mansion, untuk mengalihkan perhatian penjaga penjaga tersebut."

Setelah Draco melempar smokenya dan penjaga penjaga tersebut teralihkan.

"Ayo kita langsung panjat saja ke kamarmu, lagipula jendelanya tidak pernah kau kunci kan?"

Draco tidak bisa berkata kata lagi.

Charlie pun langsung berparkour ke arah jendela Draco dibantu dengan Draco. Setelah Charlie membuka jendela. Ia langsung masuk ke kamar Draco.

Setelah Charlie membantu Draco naik. Draco pun segera membawa barang barangnya masuk ke dalam tas demikian pula dengan Charlie. Cukup lama mereka membawa semua barang barang itu. Sehingga tas besar yang akan mereka bawa lumayan banyak.

"Sepi sekali ya."

"Sepertinya tidak ada orang di dalam rumah ini kecuali penjaga penjaga itu."

Setelah selesai. Draco mematikan lampu kemudian Charlie dan Draco pun melempar semua tas yang mereka akan bawa ke bawah.

BRUAKK!

"Apa itu!?!" Teriak pengawal dari kejauhan

"Sial! Seharusnya kita tidak melempar semuanya ke bawah." Kata Charlie yang langsung melompat ke bawah disertai dengan Draco dibelakangnya.

"Hei berhenti kalian!"

"Pencuri!" Sambil menembaki Draco dan Charlie tetapi meleset.

Draco melempar mereka dengan granat kejut kemudian Draco membuat smoke tebal sehingga penjaga penjaga lainnya tidak bisa melihat apa apa.

Hahaha pencuri yang mencuri barangnya sendiri Kata Charlie dalam hati.

Lalu dengan cepat Charlie dan Draco membawa semua tasnya tersebut ke mobil Ferrari Veneno milik Draco dan pergi secepat mungkin.

Sesudah melaju sangat jauh dari mansion tersebut. Sampailah mereka ke mansion Nostra Santino tersebut. Baru saja Draco keluar dari mobilnya. Draco langsung disambut oleh Raymond, Thomas, Luke, dan Vincent yang kebetulan berada di luar mansion untuk merokok.

"Darimana saja kalian sampai semalam ini, kalau kalian hanya membawa barang barang?" Kata Ray

"Berdamai butuh waktu yang lama Ray." Ledek Charlie

"Wah, wah, wah lihatlah mobil baru yang baru saja dibelikan oleh Charlie." Kata Thomas.

"Hei, aku juga mau dibelikan mbil seperti Draco." Goda Luke

"Enak saja kau, keparat." Ujar Charlie

"Sudah berdamai ya rupanya." Kata Vincent

"Yah... begitulah." kata Charlie mewakili adiknya berbicara

"Daripada kalian menyerangku dengan pertanyaan, bisakah kau membantuku dan Draco mengangkat semua ini?"

"Sebanyak inikah yang kalian bawa? Biar kutebak kalian habis melewati penjaga ya?" Tebak Tom

"Ya." Jawab Draco singkat

"Baiklah, ayo kita bantu teman teman!" Ajak Luke

"Terima kasih." Ucap Charlie dan Draco

Setelah meletakkan tasnya dan menyusun barang barang yang dibawa cukup lama, Draco segera menuju ke bawah.

Sedangkan Charlie setelah menyusun barangnya Ia, masih saja memandang semua baramg barang lamanya. Tidak lama kemudian Ia turun ke bawah dan duduk di ruang santai mereka bersama dengan Ray, Luke, Vincent, Thomas dan Draco.

"Dimana yang lain?" Tanya Charlie

"Masih ada di perusahaan James dan John, aku rasa." Jawab Tom

"Oh begitu."

"Oh ya Drac, kau pasti bertanya bagaimana aku bisa bertemu dengan Luke kan?"

"Kami dulu satu sekolah dia adalah kakak kelasku, itulah kenapa aku mengenalnya dan kemudian kami menjadi sangat dekat karena aku ikut club basket."

"Oh begitu."

"Apakah Charlie pernah cerita tentang pacarnya?" Goda Ray

"Maksudmu Victoria?" Tom menyeringai

"Wah si cantik Victoria itu, membuatku gila jika melihatnya hahahahahaha" Ejek Vincent

"Awas kucium nanti pacarmu." Ledek Luke

"For GOD sake! Fuck you all motherfuckers!" Kata Charlie

"Victoria Grayne?!?!"

"Kau mengenalnya?" Vincent Kaget

"Apa kau lupa? Dia kan sahabat kakakku saat dia berusia belasan tahun. Mana mungkin aku tak mengenalnya, tapi aku baru tau jika kalian pacaran, ternyata doaku terkabul."

"Bhahhahahahaha sungguh anak yang polos." Semuanya tertawa kecuali Charlie

"What The Fuck! Kau sungguh mendoakannya?!"

"Ya... saat aku masih kecil dan polos dulu."

"Jesus Christ..." Jawab Charlie dengan mengusap wajahnya itu.

"Kalau begitu Congratzz ya Charlie aku kan belum menyelamatimu atas pacar pertamamu dan yang pasti first everything." Goda Draco

"Bagaimana kau tau dia pacar pertamaku?"

"Menebak."

"Kenapa kau mendoakanku agar pacaran dengan Victoria?"

"Entahlah, aku hanya merasa dia adalah perempuan yang terbaik bagimu."

"Wohohohoho." Ledek Tom

"Bisakah kalian berhenti meledekku soal Victoria?!" Kesal Charlie

"Hei tidak usah marah marah, sebaiknya kita minum wine untuk menghilangkan amarah kita." Ucap Luke

"Ide bagus." Ujar Ray

Sambil meminum winenya. Vincent langsung bercerita lagi.

"Hei Charlie! Apakah pacarmu sedang datang bulan, karena tadi pagi aku menggodanya dan dia pun marah besar padaku, biasanya kalau perempuan yang selalu marah marah kan sedang datang bulan." Ejek Vincent

Charlie yang sedang meminum winenya langsung menyemburkan minumannya tersebut ke bawah sekaligus tersedak karena ucapan Vincent, begitupula dengan yang lain tersedak karena tertawa mendengar ucapan Vincent.

"Dia tidak sedang datang bulan!!"

"Bagaimana bisa kau tau?" Ejek Vincent

"Ya karena semalaman aku bersamanya bodoh dan jangan menggodanya lagi! Bisa bisa aku yang dimarahi dia karena punya teman berengsek dan semesum kamu, Vincent!"

"Woahh apa kalian melakukan sex?"

Lagi lagi Charlie tersedak winenya

"Jesus Christ Vincent!! Aku dan dia tidak melakukan apa apa semalaman and SHE STILL VIRGIN!!!" Kesal Charlie

"Jadi kalian tidak pernah melakukan se-

"For GOD sake Vincent! Aku tidak semesum itu!! Yang hanya pernah kulakukan hanya menciumnya itu saja, dan dia juga tidak semesum dirimu!!"

"Kau belum pernah melakukannya? Charlie ternyata masih perjaka. " Jawab Vincent

"Demi Tuhan tentu saja tidak, aku ingin jadi seorang pacar yang baik yang membahagiakannya. Bermain game seperti PS saja denganku dia sudah senang, bukan hal hal yang seperti itu yang akan membuatnya senang. Ditambah lagi kita harus fokus terhadap pekerjaan sendiri sendiri tidak ada waktu untuk itu, meski ada waktu kosong pun aku tidak akan melakukannya Vincent." Tegas Charlie

"Dengarkan itu Vincent, Charlie bahkan belum pernah melakukannya sampai usianya yang 23 tahun ini." Ceramah Ray

"Hei! Jangan meledekku yang sudah berlalu biarlah berlalu." Bela Vincent

"Hahaha kau berhasil membuatnya diam." Ucap Luke

"Fuck you Luke!" Jawab Vincent sambil meminum winenya.

"Oh ya sudah berapa tahun kalian bersama?" Tanya Draco

"2 tahun, aku kebetulan bertemu dengannya di bar saat beberapa minggu aku menghilang."

"Apa dia tau?" Tanya Draco lagi

"Soal apa?"

"Tentu saja tentang pekerjaanmu yang sebenarnya Charlie!"

"Ohh... itu... dia tidak mengetahuinya, tapi aku khawatir jika dia tau kalau aku berbohong. Kalau dia tahu aku kadang pergi kesini bukan ke perusahaan James atau John. Maka matilah aku."

"..."

"Wah soal itu kami sama sekali tidak mempunyai ide."

"Parahnya lagi bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya ketika musuh musuhku mengetahui dia, hidupnya pasti dalam bahaya, atau mungkin dia tau siapa aku sebenarnya itulah yang kukhawatirkan apakah dia tetap mencintai aku apa adanya? Apakah dia akan membenciku? Apakah dia akan takut? Apakah dia meninggalkanku? Apakah dia akan memberi tau kepada orang orang?"

"Yah... kalau menurut pendapatku dia tidak akan memberi taukan ke siapa pun Charlie. Dia adalah anak yang pendiam. Dia sangat bisa menjaga rahasia." Kata Draco

"Yang pasti kita akan menemukan solusinya bila itu terjadi." Kata Luke

"Dia benar, kami pasti akan membantumu dalam kesulitan apapun karena kita semua adalah keluarga." Kata Vincent