Sudah dua sampai tiga kali pintu rumah Arsy ketuk. Saat ini orang itu menggerutu, tak ada tanda-tanda orang yang buka pintunya.
Arsy capek berdiri. Mana harus kejar-kejaran dengan waktu sebab tak ingin ketahuan. Ini alamat benar gak sih!?
Lyra memang nyusahin!
"Aish, kenapa gak dibuka!?"
Baru ingin marah-marah sambil ngetuk pintu. Tiba-tiba seseorang keluar hingga Arsy menarik tangannya. Shit, wajah Lyra kena pukul tangan Arsy.
Yang diketok bukan pintu melainkan wajah orang tersebut.
"Ar, ini muka bukan pintu!"
Si tuan langsung memegang telinga. Cempreng ditambah nyaring lagi suara istri Martin Jinan tersebut. Arsy kan gak sengaja.
"Ooh, maaf. Aku harus cepat Ra. Tuh barang-barang kamu. Aku pamit duluan ya, kerjaan numpuk."
"Eeh, bentar, masuk dulu gih. Aku buatin minuman. Lihat, wajah kamu udah kayak orang habis lari maraton."
Lyra meringis lihat penampilan Arsy, sebegitu sulitkah jadi pegawai serbaguna?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com