"Aish."
Martin menoyor kepala Lyra lagi. Tak habis pikir dengan ucapan perempuan itu. Mulutnya kepengen ditabok bibir.
Cup.
Mata Lyra membulat, Martin mencium tepat di bibir. Anehnya Lyra tak mendorong, Lyra justru mengalungkan Tangan di leher Martin. Martin mengangkat tubuh Lyra, tak lupa memberikan jarak antara mereka untuk perut membelendung sang istri.
Martin tak ingin menyakiti cabang bayi yang tengah Lyra kandung.
"Ly." Suara Martin berat. Lyra menekuk wajah, Lyra tahu arti suara deep Martin. Apalagi kalau bukan minta jatah.
Lyra menatap nanar. Permainan perasaan sudah tak lagi ia pikirkan, lebih baik melihat ke lurus. Kejadian di depan sana lebih panas untuk ditengok. Tatapan keduanya bertemu.
Lyra mengangguk.
"Boleh, tapi pelan-pelan ya. Bayinya juga kepengen kamu kunjungi."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com