Lyra lawan ketakuan pada dirinya. Dengan kekuatan dan tekad itu pula Lyra mendekat ke Ansar. Ansar terdiam, pandangan kosongnya tersentak. Ansar lihat wajah Lyra. Lebih jauh, Lyra rengkuh tubuh Ansar ke pelukannya.
Sembari peluk Ansar, Lyra usap sekalian kepala Ansar.
"Mulai sekarang kamu anak Mom. Terlepas dari apapun yang merasukimu, mom berusaha buat iblisnya keluar. Kamu boleh berpikir mom naif, untuk sekarang, mom ingin kamu tetap menjadi diri sendiri."
"Mom tahu gak sih, Mom itu bodoh."
Ansar bersmirk, kepala menggeleng. Lyra sangat menyedihkan. Orang tua yang ia panggil Mom adalah salah perempuan bodoh yang masih mau berjuang padahal aslinya tak ada kesempatan untuk itu. Percuma, lebih baik menyerah.
Realita tak pernah baik. Walau hidup adalah soal bertahan, tetap saja hal seperti itu bukanlah suatu kehidupan nyata yang benar-benar bisa diambil manfaatnya. Tidak sama sekali. Lalu juga tidak akan!
"Ini bukan tulus Ansar. Kamu kan keponakan mom."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com