webnovel

Perkenalan

Haiii semuaaaaaa. Semoga selalu diberikan kemudahan, kesehatan, dan kelancaran dalam hal apapun. aamiin.

Aku anak gadis dengan postur tubuh yang tidak tinggi tapi tidak pendek. Sekitar kurang lebih 157 cm. Kulitku hitam manis.

Nuha. ya, namaku Nuha.

Usia ku 15 tahun. Aku baru saja lulus bangku SMP. Saatnya aku melanjutkan ke tahap bangku SMA.

Banyak sekali cerita atau kisah di bangku SMP. Teman dan sahabat begitu banyak yang mendukung. Selalu setia menemani. Bangku SMP mengajarkan aku artinya kerjasama dan kesolid an dalam hal pertemanan maupun persahabatan. Banyak sekali kenangan terukir indah dalam bangku SMP. di SMP aku menjalin persahabatan dengan 3 orang anak. Jadilah ber-4 denganku. Perkenalkaaannn, diinget yaaa. Pertama, namanya Era. Era anak baik banget, polos banget. Tubuhnya mungil sekali dan berkulit sawo matang. Era adalah anak pintar dalam hal akademik. Jagonya matematika dan IPA. Kedua, Sicho. Sicho juga bertubuh mungil sama seperti Era. Kulitnya agak lebih putih dari Era. Sicho pintar dalam hal akademik tetapi bukan di matematika dan IPA melainkan di pelajaran agama. Kebetulan agama kami islam. Ketiga, Iti. Bukan Siti yaa. Iti. Iti ini postur tubuhnya hampir sama sepertiku. Kulitnya sawo matang juga. Iti juga pintar dalam hal akademik, matematika dan IPA. Keempat, Aku. Nuha. Aku mungkin bisa saja dikatakan siswa pas-pas an dalam hal kecerdasan. Tidak ada spesifik tertentu pintar dalam mata pelajaran tertentu. Semua aku bisa. Dari SD kelas 1 sampai kelas 6 akulah juara 1 nya. SMP aku rangking 4 atau 5. Urutan pertama sampai ke 4 pasti circle kita. Pertama Era, kedua Sicho, ketiga Iti, keempat Aku.

Yaaaa, begitulah kami. Kami tipe orang yang biasa saja. Tidak suka pamer. Kami kompak dalam hal pelajaran. Di kelas 8 SMP kami satu kelas, akan tetapi kenaikan kelas 9, kami terpisahkan dan kami mencar ke berbeda kelas. But, it's okay. Kami masih saling bisa bertemu.

Melewati masa bangku SMP begitu cepat, tibalah waktu kami untuk perpisahan.

"Bakalan rindu suasana bareng kalian di SMP ini teman, jangan lupakan aku" Era memulai pembicaraan ke arah yang bisa dibilang bikin sendu hati.

"aaaaaaaaaaaaa pelukaaannnnn" kami saling menimpali dan saling berpelukan.

"don't forget me please" aku menimpali

kembali berpelukan.

"Sudah ada rencana mau lanjut ke mana?" Iti membuka pertanyaan yang membuat kita semua hening.

Kita tahu, bahwa jalan hidup pasti berbeda-beda. seolah-olah dulu itu karir atau pencapaian ditentukan dalam pendidikannya.

itulah yang membuat kita terdiam tiba tiba dalam menelan pertanyaan Iti.

"Aku mungkin berhenti sampai di SMP" Sicho menjawab pertanyaan sambil berkaca-kaca.

"Yaaahhh, kenapa gitu?" jawabku

"Ada hal yang lebih penting dalam hidupku, kedua orang tuaku. beliau memintaku untuk lanjut di pondok pesantren saja. aku tidak mendapat restu untuk lanjut pendidikan" jawab Sicho sambil menunduk lesu.

"Tidak apa apa Sicho, semua sudah ada garisnya masing-masing, siapa tahu takdir mu yang membawa kesuksesanmu kelak, tetap berbakti kepada kedua orang tuamu Sicho, nanti kami bisa saling menjengukmu di pondok pesantren" kata Era menenangkan.

"Iti, mau lanjut ke mana?" tanyaku.

"Belum tau Nuha, tetapi aku bisa jadi ke daerah luar kota, tepatnya sih masih ku rahasiakan, pamali kalau rencana di buka, takut nggak kesampaian" jawab Iti sambil tertawa ngelawak untuk memecah ketegangan.

"Ishhh kamu yaaa, jangan lah percaya sama hal kaya gitu, percaya sm takdir Tuhan, kalau memang direstui berarti di situ, kalau tidak ya berarti ada jalan lain yang lebih baik yang dipersiapkan Tuhan" jawabku menimpali.

"Iyaaa iyaaa, aku rencana mau lanjut ke SMK, kamu lanjut kemana Ra?"

"Aku juga inshaallah ke luar kota Ti, bukan di SMK, Di SMA, kamu kemana Nuha?"

"Aku belum tau kemana nih, tapi aku punya cita cita ke luar kota juga, sudah ku bicarakan ke orang tua ku, akan tetapi tidak di acc entah kenapa alasannya"

"aku bisa tebak, dulu kamu sering tanya tanya kalau di boarding school gimana, kalau mondok sambil sekolah gimana kira kira kuat tidak begitu kan? apa kamu mau ke sekolah boarding school Nuha?" pertanyaan Iti membuatku terasa ngelu menelan ludah sendiri.

Ya, kedua orang tua ku membelikan aku formulir pendaftaran untuk masuk ke sekolah boarding school.

kalian harus tahu, aku anak kedua. anak terakhir. anak bontot. aku mempunyai 1 kakak laki laki. dan kalian pastinya tahu, anak bontot anak manja.

karena itu, aku merasa sangat takut jikalau nantinya bakalan masuk ke sekolah boarding school. apa apa harus antri. dari hal terkecil semisal mau sholat. wudhu harus antri, mau makan antri, bahkan mau ke kamar mandi pun antri. dari bayangannya saja aku sudah tidak sanggup. akan tetapi, sebagai bentuk baktiku kepada kedua orang tua ku. tentang boarding school, aku coba ubah mindset ku ke arah yang positif. belajar sebuah pendewasaan.

ku tutupi segala hal yang memang sudah agak kebuka ini, supaya nantinya kalau buruknya terjadi yaitu tiba tiba aku merasa tidak nyaman dan mengharuskan pindah sekolah, aku tidak merasa malu.

"ahh enggak kok, aku mungkin ke daerah kota juga, nggak mau aku kalau di boarding school, peraturannya yang wajib mondok membuatku takut tidak betah, kalian tau sendiri kan aku bagaimana anaknya, mana mungkin aku kuat"

"Nuha, kamu pasti bisa, kamu pasti kuat jika kamu mau melawan ego mu. itu salah satu sekolah favorit Nuha, orang tua kamu pun sanggup membiayai, aku kalau bisa memilih, aku lebih memilih sekolah yang dipilihkan kedua orang tua kamu Nuha, sekolah sambil mengaji atau mondok, itu keinginanku Nuha" kata Sicho membuatku sedikit lebih bersyukur terhadap apa yang akan aku lakukan.

"Peluukkkaaannnnnnnn" kata kata yang terucap di mulut kita masing masing.

ya, persahabatan dari SMP kelas 7 sampai Kelas 9 SMP ini sungguh sangat dekat sekali.

sampai akhirnya terpisahkan oleh jarak dan cita cita masing masing.

"Bagaimana kalau kita menulis cita cita kita di kertas masing-masing? nanti dibuka ketika kita sudah saling menemukan jalan hidup kita" kataku

"oke siapa takut"

"nanti dituker atau dikumpulin begitu?" tanya Iti

"nggak usah, nanti di simpen buat pribadi aja, yang tau cuman diri sendiri aja gitu" kata Era

kami menulis apa yang menjadi keinginan kita masing masing, aku menulis namaku dan ku beri gelar S.Pd. Sarjana Pendidikan. dan hanya aku yang tau. tanpa kita saling mengetahui satu sama lain.

kertas itu kami simpan dan akan kami buka ketika kami sudah menemukan jalan hidup kita masing-masing.

sekitar 10 tahun yang akan datang. :)