Di sebuah Kerajaan terdapat seorang anak laki-laki yang terlihat bahagia. Dia berjalan dengan kedua pengawal yang terus mengikutinya. Pakaian mewah dengan jubah berlambang Kekaisaran yang dia gunakan membuat siapa saja tau bahwa anak laki-laki itu adalah seorang Putra Mahkota. Manik hijau miliknya terlihat bersinar menatap lorong yang akan membawanya menuju ke tempat kedua orang tuanya berada.
Kedua orang tuanya yang tengah berada di ruang makan membuat dia lebih semangat. Langkah lebarnya membuat para pelayan yang lewat menunduk dalam tidak berani menatap sang Putra Mahkota. Sampai di ruang makan anak laki-laki itu langsung masuk saat pintu di buka.
Manik hijau miliknya langsung bersinar saat melihat kedua orang tuanya sedang menunggu dirinya. Dia duduk dengan tenang menatap ibunya sang Ratu yang duduk di hadapannya. Sang Kaisar hanya diam dengan wajah datar menatap putranya yang sudah datang. Mereka mulai makan dengan tenang tanpa ada suara sama sekali. Tak ada yang berniat membuka mulut dan memilih fokus untuk makan.
Tak ada yang peduli dengan kedua anak kembar sang Kaisar dan Ratu. Bahkan kedua orang tuanya dan kakaknya juga. Padahal si kembar belum datang ke ruang makan tapi mereka dengan santai makan tanpa peduli dengan mereka berdua. Setelah selesai anak laki-laki itu langsung tersenyum lebar menatap kedua orang tuanya yang menunggu ucapannya.
"Yang Mulia.., Saya dengar si kembar belum kembali" ucap anak laki-laki itu menatap kedua orang tuanya yang terlihat tidak peduli.
"Apakah benar begitu?" tanya sang Ratu pada anak laki-lakinya yang mengangguk dengan semangat dengan sebuah senyuman senang.
"Mereka memang tidak tau tata krama" sahut sang Ratu langsung memanggil pelayan.
Sang Kaisar hanya diam menatap Ratunya yang pasti akan memberi hukuman pada si kembar. Dia juga tidak peduli dengan si kembar dan memilih untuk pergi meninggalkan ruang makan. Apalagi dia banyak pekerjaan yang harus di lakukan dari pada mengurusi anak tidak berguna seperti mereka. Sang Ratu dan Putra Mahkota hanya bisa terdiam menatap kepergian sang Kaisar.
Pelayan yang di perintahkan untuk membawa si kembar ke hadapan mereka langsung pergi. Sang Putra Mahkota hanya bisa tertawa dalam hati memikirkan nasib si kembar yang akan terkena hukuman. Dia memeluk sang Ratu dan mencium kedua pipinya dan langsung pergi begitu saja dengan perasaan bahagia. Para pengawal sangat tau bagaimana perasaan sang Putra Mahkota yang bisa membuat si kembar terkena hukuman.
Sejak awal yang paling membenci si kembar adalah Putra Mahkota. Karena sejak kecil si kembar sangat di sayang oleh kedua orang tua mereka. Tapi setelah kabar si kembar tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali kedua orang tua mereka mulai menjauh dan mengabaikan si kembar. Bahkan sejak di umur lima tahun si kembar di asingkan di Istana lain.
Putra Mahkota merasa sangat senang dan terus membuat si kembar makin di benci kedua orang tua mereka. Walau begitu untuk mendekati sang Kaisar aangat sulit dan dulu yang bisa adalah si kembar. Semua ini karena dia cemburu akan sang Kaisar yang begitu menyayangi si kembar bahkan sampai mengabaikan dirinya.
Tapi sekarang dia bisa tenang dan berharap semua ini terus terjadi dan membuat dirinya bisa menjadi anak kesayangan kedua orang tuanya. Senyuman lebar dia perlihatkan saat sampai di taman Istana melihat para pelayan sang Ratu yang menuju Istana si kembar. Dia hanya ingin melihat apakah si kembar akan bisa kembali dengan selamat.
Mengingat dia sudah menyerang di kembar tadi. Manik hijau Putra Mahkota bisa melihat bagaimana pelayan Ratu yang di buat bingung saat melihat si kembar tidak ada di Istana. Sepertinya si kembar belum kembali atau mungkin tidak akan pernah kembali. Dia sangat senang jika akhirnya akan seperti ini, semua yang dia benci akhirnya menghilang. Dengan perasaan senang dia kembali menuju kamarnya.
"Akhirnya mereka pergi juga, ah.. aku bisa tenang sekarang" ucap Putra Mahkota menatap langit-langit kamarnya dari atas tempat tidur.
Dia mulai bangun dan langsung memanggil pelayan untuk menyiapkan air hangat. Sepertinya besok akan menjadi hal yang menenangkan baginya. Dia terus tersenyum menatap air hangat yang berada di hadapannya. Dia mulai berendam dengan kedua manik yang tertutup rapat. Mengabaikan semua lelah yang dia miliki, apalagi setelah dia terlalu banyak menggunakan mana untuk menyingkirkan si kembar.
Rasanya sangat menyenangkan mengingat hal itu. Sampai dia berniat beristirahat malam ini, tapi suara dari arah luar Istana sangat mengganggunya. Dia bisa melihat banyak prajurit yang dikerahkan untuk mencari si kembar. Dia tertawa melihat hal itu, karena pasti akan percuma karena si kembar sudah dia jatuhkan ke jurang.
"Apa peduliku, yang penting besok akan menjadi hari pengumuman si kembar mati" ucap Putra Mahkota dengan wajah bangga dan langsung menidurkan tubuhnya di atas tempat tidur miliknya.
Suara ketukan di pintu kamarnya membuat laki-laki itu terbangun dan langsung mengambil jubahnya saat melihat kepala pelayan yang datang. Raut wajah kepala pelayan terlihat aneh membuat sang Putra Mahkota bingung. Tak lama sang Ratu datang dengan pengawal pria dan pelayannya. Putra Mahkota terlihat tidak mengerti akan ada apa ini. Tapi yang dia pikirkan adalah bahwa mayat di kembar sudah di temukan.
Dia berpura-pura bingung dan menatap sang Ratu yang menghampirinya. Tapi tatapan Ratu sangat aneh untuk di bilang bahwa mayat si kembar di temukan.
"Putra Mahkota, sejak tadi si kembar menghilang dan mereka muncul dari arah hutan beberapa waktu lalu" ucapan sang kepala pelayan membuat Putra Mahkota terkejut.
Tatapannya terlihat tidak bisa menerima semua ini, karena dia jelas sudah membuang si kembar ke jurang. Tapi bagaimana bisa mereka kembali ke istana. Sebenarnya apa yang terjadi sampai si kembar bisa kembali. Sang Putra Mahkota langsung berlari meninggalkan sang Ratu yang masih berada di kamarnya. Dia bisa melihat para prajurit yang membawa si kembar menuju ke tempat ayah mereka.
Dia bisa melihat pakaian kotor dan robek yang di gunakan si kembar.
Wajah kotor si kembar juga bisa membuat dirinya memastikan bahwa memang apa yang dia lakukan adalah nyata. Apalagi luka di kening rimonda membuat dia tak bisa berkata apa-apa. Dia yakin ada sesuatu yang terjadi saat dirinya pergi waktu itu, apa ada orang yang menyelamatkan mereka.
Putra Mahkota masih bisa melihat dengan jelas si kembar yang baik-baik saja membuat dirinya membeku di tempatnya sekarang. Tatapan si kembar mengarah padanya dengan senyuman miring yang membuat Putra Mahkota menahan nafasnya sesaat.
'Tidak mungkin!!'