Naruto bangkit dari duduknya lalu maju mendekati direksi Sakura. Ia menggertakan gigi ketika hendak menyalip pria paruh baya di depannya yang matanya tengah terfokus memandangi kaki putih Sakura.
Ingin sekali Naruto menghajar pria brengsek yang pasti sedang berpikir kotor itu detik ini ju—
"Apa Ino? Aku hanya bersumpah: pria berikutnya yang berlibur di hatiku atau bibirku akan menjadi suamiku—hik,"
Semua penghuni bersorak keras, kecuali Ino yang membelalakan matanya, dan Naruto yang blushing berat.
Naruto sudah mencium Sakura—berkali-kali saat kencan tanpa tahu sumpah itu—tanpa sengaja ia memenuhi sumpah Sakura—
"Ya, kau sudah mencium Sasori, ADIKKU. Nah, sekarang aku mau kau turun dari meja Sakura."
Satu pukulan keras mengenai hatinya—jelas sekali pasti bukan ia yang memenuhinya tapi rasanya aneh Sasori lah yang memenuhinya.
"Ya, aku memang mencium Sasori—hik tapi aku jatuh cinta pada Naruto—hik."
Oh, well...
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com