Tidak mau dibuat bertanya-tanya, dengan segera meraih ponsel kesayangan. Seketika itu juga tersentak ketika mendapati bahwa Calvino lah yang telah menghubunginya. Senyum bahagia langsung mengukir di bibir ranum, akan tetapi tak berselang lama senyuman itu pun lenyap meninggalkan pemiliknya.
--
"Ada apa, Kia? Siapa yang menghubungimu?"
Yang di tanya langsung mengulas senyum yang terkesan di paksakan. "Em, Mama yang menghubungiku, Earl." Bohongnya.
"Jangan membuat Tante khawatir. Coba kau hubungi kembali. Siapa tahu ada hal yang sangat penting yang ingin di sampaikan."
Kiara mengangguk, bersamaan dengan itu hendak keluar ruangan. Sayangnya, gerakannya tertangguhkan oleh rengkuhan pada pundak ramping. "Tidak perlu keluar ruangan, di sini saja." Pintanya dengan menyungging senyum licik. Aku tahu bahwa kau berbohong, Kia. Lanjutnya dalam hati.
"Tapi, Earl ... "
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com