Kenzo menghempaskan napasnya setelah Maya mematikan panggilan teleponnya begitu saja.
Lantas ia menyalakan mesin motornya seraya melaju keluar dari halaman rumahnya.
Sepanjang jalan, Kenzo berpura-pura tidak melihat ke arah pertokoan dimana segala makanan favorit Maya di jual.
Namun, walau bagaimanapun dia tetap saja tidak mampu mengabaikan apa yang diminta oleh sahabatnya itu. Sejak dulu Kenzo selalu berusaha mengabulkan keinginan Maya, tak peduli apapun itu.
"Kak, aku datang terlambat. Aku harus ke rumah Maya sebentar, ada hal penting." Kenzo menelpon sang kakak sebentar setelah akhirnya dia memilih untuk tetap membelikan makanan favorit Maya.
"Ya ya, baiklah. Hati-hati di jalan, jangan terburu-buru dan santai saja. Selesaikan dulu urusanmu, kedai masih bisa kakak kendalikan."
"Hem, baiklah, Kak!" jawab Kenzo seraya mematikan panggilan teleponnya.
"Hah, Maya... Maya, kau memang keterlaluan. Masih saja kau bertingkah seolah kau belum menikah dan punya anak, May."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com