webnovel

The Lost Love

Banyak orang bilang, hubungan yang berada dalam status long distance (jarak jauh) yang konon selalu menjadi suatu ancaman hubungan akan mudah berakhir, namun nyatanya tidak semua benar demikian. Lalu bagaimana hubungan itu akan berjalan dengan akhir yang indah, setelah bertaburan dengan kata-kata manis, kepercayaan, kejujuran dalam waktu yang begitu sangat panjang? Jika nyatanya dua sejoli yang kini sedang menjalani hubungan itu tengah memiliki perbedaan keyakinan yang begitu kuat sebagai makhluk yang beragama. Mencoba untuk melawan dengan mengatasnamakan cinta yang begitu dalam di hati mereka, yang tumbuh tak terduga sejak pada pandangan pertama. Karena sejatinya cinta yang sesungguhnya, tak pernah mengenal status, suku, adat, atau ras sekalipun. Ini adalah tentang hati yang tidak bisa kita kendalikan kepada siapa akan berlabuh, mencoba untuk tetap bertahan dan menjalani skenario Tuhan yang mereka percayai telah di takdirkan untuk mereka yang akan memulainya. Lantas bagaimana akhir dari kisah mereka? Siapa yang harus mereka pilih? Cinta yang begitu dalam, atau keyakinan yang begitu sakral tehadap sang pencipta (Tuhan).

Michella91 · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
317 Chs

Backstreet

Kisah cinta Kenzo dan Alona selalu berbuah manis meski menjalani hubungan diam-diam. Walau begitu tidak ada kata beban dan merasa hubungan mereka adalah satu kesalahan, terkadang dalam hati Kenzo terbersit satu keinginan untuk menjalani kisah percintaan layaknya pasangan normal lainnya.

Ketika mereka sedang ingin pergi bersama ke suatu tempat, Kenzo akan menjemput Alona dengan sopan dan bebas hingga berdiri di depan pintu rumah Alona. Bukankah seperti itu harusnya sebuah pasangan berjalan dalam ikatan pacaran sesungguhnya?

Begitupun Alona, terkadang dalam diam dia termenung membayangkan melihat bagaimana pasangan yang lainnya. Mereka bebas saling mengunjungi rumah masing-masing kapan mereka mau. Tapi untuk saat ini, hubungan Kenzo dan Alona masih berjalan baik dan dalam hati Alona juga beruntung karena Kenzo mau memahaminya dengan alasan yang terkesan konyol.

Sore ini, seperti biasa. Kenzo ingin bertemu dengan Alona di suatu tempat, karena sejak weekend kemarin mereka sudah sibuk dengan hari-hari mereka masing-masing sehingga membuat mereka tidak bertemu beberapa hari sebelumnya.

"Sayang, aku akan menunggumu di tempat biasa. Atau kau mau aku jemput ke rumahmu?" tanya Kenzo via telepon. Dia masih selalu saja menggoda Alona dengan kata seperti itu. Padahal sudah jelas Alona tentu akan menolaknya.

"Sayang, kamu ini mulai lagi, ya?" balas Alona di sebrang sana. Dia sudah di atas mini bus untuk pegi menuju tempat dimana dia akan bertemu dengan laki-laki yang di cintainya saat ini.

"Hahaha… Aku bercanda, sayang." Kenzo tertawa riang gembira sambil mengenakan jaket untuk style penampilannya sore ini bertemu dengan wanita yang selalu mengukir senyuman ceria di wajahnya.

Panggilan pun berakhir, dengan cepat dia beranjak keluar dari kamarnya. Dia harus segera sampai di tempat biasa sebelum Alona tiba lebih dulu dan membuatnya menunggu lama nantinya. Sedikitpun dia tidak ingin membuat wanitanya itu menunggu lama dan kesal akan kedatangannya, dia harus benar-benar menghargai waktu yang mereka tunggu-tunggu beberapa hari ini.

"Ken, kau mau pergi?" tanya sang ibu begitu Kenzo keluar dari kamarnya.

"Iya, Bu. Apa ibu perlu bantuanku sore ini?" tanya Kenzo ragu-ragu.

Walau bagaimanapun dia tak ingin lebih mementingkan kesenangan pribadinya lalu mengabaikan ibunya sendiri. Karena anak yang berbakti akan selalu mengedepankan ibunya dahulu, kata bijak itu yang selalu Kenzo pegang teguh sampai detik ini.

"Tidak, ibu hanya bertanya saja. Seorang ibu bertanya sebab dia akan selalu merasa khawatir ketika anak-anaknya bepergian jauh. Maka itu ibu bertanya, Nak…"

"Ibu, ayolah. Aku sudah dewasa, aku bisa menjaga diri. Jangan selalu mengkhawatirkanku begitu," jawab Kenzo sambil merangkul kedua pundak ibunya.

"Cih, kamu ini…" sang ibu mencubit gemas perut Kenzo membuat Kenzo meringis menahan geli.

"Hari ini mungkin aku akan makan malam di luar, Bu. Tak apa 'kan?" ujar Kenzo kemudian sambil berjalan keluar ruangan bersamaan dengan sang ibu yang ingin mengantarnya sampai di teras rumah.

"Hem, baiklah. Kalau begitu ibu tidak akan memasak makanan kesukaanmu, ibu akan membantu ayahmu malam ini menggantikanmu." Sang ibu mengiyakan apa yang di katakan oleh Kenzo.

Kenzo tersenyum dengan perasaan bahagia karena sikap sang ibu selalu memanjakannya selama ini. Setelah itu Kenzo bergegas menaiki motornya untuk menuju ke tempat dimana di akan menemui Alona nanti, sejujurnya dia ingin mengatakan pada sang ibu kemana dia akan pergi sore ini namun, dia merasa waktunya sedang tidak tepat.

Sepanjang perjalanan Kenzo bernyanyi riang gembira sambil melaju dengan sedikit cepat. Beberapa saat kemudian dia sudah tiba di tempat untuk bertemu dengan Alona, tepat seperti yang dia prediksikan. Dia akan tiba lebih dulu, menit berikutnya dia melihat Alona keluar dari angkutan mini bus. Kenzo tersenyum dengan mata berbinar-binar melihat kedatangan Alona.

Alona tampak menghela napas panjang begitu melihat Kenzo selalu lebih dulu datang di tempat setiap kali mereka akan bertemu. Tadinya Alona mencoba mengatur waktu untuk bisa sampai di tempat lebih dulu lalu menyambut kedatangan Kenzo, tapi tetap saja. Selalu Kenzo yang datang lebih dulu di tempat.