Kesendirian gabriel masih seperti hari-hari kemaren dirundung kepiluan. Ia belum memaafkan dirinya. Seorang ibu yang harus berjauhan dari anak anaknya. Siapa sih yang mau berpisah dengan anak anak yang imut dan gemesin? Andai bagas mau melunak saat itu dan tidak menjadi jadi tentunya gabriel masih tetap manut dan manut terus hingga akhir hayat.
Kini gabriel dalam situasi yang tidak menguntungkan membuatnya depresi. Ia menarik diri dari lingkungan dan merasa tiada berguna. Gabriel terus memikirkan anak anaknya dan kadung malu mendekat apalagi bertandang ke rumah bagas.
Rutinitas bagas menyempatkan diri sejenak menghubungi mantan istrinya sekadar menghibur dan mengabark kondisi anak anak. Meskipun sekedar ditemani oleh obrolan pagi dan video call, anak anak udah tersenyum kegirangan.
Mama ... Mamaa!
Kapan pulang?
Kami kangen mama?" Hiks hiks rengek manja di kembar.
"Mama lagi datang kesitu, nak?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com