"Banyak makan, ya!" bujuk audrey. Bagas menjawab pelan hanya dengan lambaian tangan dan berusaha memejamkan mata.
Mas bagas kelihatan lemah, ia tak sanggup banyak bicara. Gabriel tak henti hentinya duduk di samping suaminya sambil mengusap dan mengelus area yang tidak nyaman. Tekanan batuk yang keras menyebabkan bagas gelisah dan bernafas pun kelihatan susah. Ia tersengal-sengal menahan pergolakan dadanya yang naik turun.
"Mas yang sabar, ya?"
Ibu memasang tampang bak malaikat penyelamat, sedangkan gabriel menahan buncahan dalam rongga dada hingga sudut netranya kelihatan lembab dan basah. Akhirnya isak tangis tak terbendung lagi.
Bagas pun semakin pasrah diam dalam ketidakberdayaannya. Ia hanya mampu memejamkan mata lalu menangisi hidupnya yang tidak semulus ia bayangkan. Air mata pun mengalir membasahi kedua kanalnya. Gabriel mengambil tisu lalu mengusap kedua bola mata yang basah oleh derasnya air mata. Tetapi tiba-tiba bagas memanggil nama ibunya dengan suara lemah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com