Dia datang hanya untuk memberi pelajaran kepada orang yang berani menyentuh anggotanya ditengah reputasinya yang sedang melambung, tapi siapa sangka orang yang mereka keroyok dengan seluruh anggota berakgir dengan pembantaian mereka semua?
Memikirkan hal ini saja sudah cukup untuk membuat Draxers merinding, jadi bagaimana aku harus berurusan dengan anak itu seorang diri? Apakah ia tidak akan mengasihani aku?
Dengan pikiran seperti itu membuatnya secara naluriah bertekuk lutut tepat disaat Lachlan hanya tinggal selangkah lagi sebelum benar benar dekat dengannya.
"Kita sudahi saja, aku mengaku kalah" dengan wajah tertunduk, Draxers yang datang dengan gagah berani kini sedang bertekuk lutut dihadapan seorang pemuda berusia 16 tahun.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com