Suara ponsel itu begitu nyaring dengan layar yang menyala di tengah ruangan gelap. Sorot cahaya nampak masuk meskipun hanya sedikit melalui celah jendela yang tak tertutup gorden.
Tangan mungil terbalut kain yang tak terlihat warnanya terulur, mencari-cari benda pipih yang sejak tadi bergetar di atas nakas. Tak dia lihat siapa yang menelepon, langsung Ebi angkat dengan memberikan gumaman tak jelas. Gadis itu menggaruk kepalanya sebentar, menghembuskan napas meskipun kedua matanya masih terpejam erat.
Tak kunjung ada suara dari si penelepon, Ebi tak tahu sebenarnya ini manusia yang sedang bosan karena tidak bisa tidur atau memang memiliki kepentingan dengannya.
"Hallo!" ucap Ebi akhirnya, membuka kedua matanya sambil melihat nomor tak di kenal itu, "Ini siapa?" lanjutnya, suaranya masih terdengar serak.
"Elena, maaf ya gue ganggu lo tidur jam segini. Emang gak tau diri banget, tapi jujur gue perlu bantuan lo."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com