webnovel

Pertemuan Pertama

" jangan mendekat" gadis itu terus berjalan mundur mencoba melarikan diri perlahan dari makhluk mengerikan di depan nya itu.

" sepertinya darah kamu sangat lezat"

" jangan mendekat darahku tidak enak, di tubuhku penuh racun jangan meminumnya jika kamu masih ingin tetap hidup" gadis itu mulai membalikkan badannya berlari tergesa gesa, langkahnya samkin cepat menginjak ranting dan dedaunan kering.

Ketika dia berlari di hutan yang terlihat sangat gelap itu. Kakinya tersandung batang kayu di depannya dan dia terjerembab masuk ke dalam hamparan rumput tinggi. Ia terlihat sangat takut dengan mata terbuka lebar, kelopak mata atas terangkat. Terlihat wajahnya mulai menegang dan seluruh tubuh serta wajahnya mulai menenggang. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan.

Puluh keringat sudah hampir membasahi seluruh tubuhnya dan wajah cantik yang berbalut make up menyeramkan. Dia meremas gaunnya mengigit bibir bawahnya agar ia kelihatan tenang melawan ketakutan yang semakin menjadi pada dirinya. " srekkkk..."

" gadis cantik dimana kamu, jangan sembunyi aku bisa mencium aroma darah segar dari balik rumput tinggi ini" pria dengan taring panjang yang penuh darah di bibirnya dan sela sela taring. Pria itu terlihat berjalan, perlahan mendekati semak semak.

" jangan mendekat padaku" gadis itu duduk menyeret tubuhnya ke belakang mencoba beerlari. Gadis itu Mulai berdiri lagi berlari menerjang hamparan rumput tinggi, pandangannya mengarah ke belakang tanpa menatap ke depan. Ia tidak sengaja menabrak seseorang dan jatuh pingsan di pelukannya.

Seorang vampire yang jauh berbeda dari sosok pria yang mengejarnya. Dia terlihat lebih dingin. sekujur tubuhnya juga mendingin seketika. Dia mengibaskan sayap putih terbang menjauh memabwa gadis malang di dekapannya itu. .

" di mana aku" gadis itu menggosok matanya,

Ia memutar matanya melihat sekeliling rungan yang terlihat gelap. Semua desain berwaran hitam dengan tirai selambu merah menutupi kaca di samping tempat tidurnya. Suasana kamar yang begitu menakutkan dengan hiasan foto keluarga begitu menyeramkan semua terlihat pucat ada lingkatang hitam di bawah matanya. Wajahnya mulai menegang ia bergegas duduk mencengkram erat selimutnya dengan ke dua tangan . Tubuhnya mulai mengigil ke dinginan. Sekujur tubuhnya mulai pucat.

Kini gadis itu terlihat lebih cantik dengan rambut terurai panjang di selingi gaun hitam panjang yang melihatkan kedua bahu mulusnya itu.

" pakaian siapa ini, dan di mana aku" gadis malang itu mencengkram erat semakin erat di selimut yang masih menutupi kakinya. Ia menekuk ke dua kakinya di balik selimut. Di peluknya erat kakinya dengan menyembunyikan wajahnya takutnya di balik lutut.

" apa aku berada di neraka" gadis itu terus bergumam ketakutan menatap sekelilingnya. Tedengar suara pintu terbuka terlinganya berdenyit seketika. badannya mulai gemetar, wajahnya tertutup ke dua lutut kaki. Tangannya terus mencengkram erat selimutnya.

" tolong jangan mengigitku darahku tidak enak, ku masih ingin hidup" gumamnya.

"Siapa yang akan mengambil darahmu"

Gadis itu perlahan mendongakkan kepalaya , ia mngernyitkan kedua mata menatap sesorang pria tampan dengan baju baju hitam dengan jubah hitam di punggungnya, rambut panjang sebahu demgan wajah putih pucat tatapan dingin.

" si...si...siapa kamu" gadis itu mulai gugup di depannya.

" Edbert itu namaku " wajahnya sangat dingin.

" kenapa kamu membawaku di rumah gelap ini, banyak dengan kecoa berkeliaran, kelelawar berterbangan di dalam kamar ini, diding rumah gelap dengan selambu warna merah membuat suasana dalam kamar semakin mencengkam membuatku takut" gadis itu semakin bergetar. Tubuhnya tak bisa terkendali ia tidak bisa mengendalikan ketakutan semakin menjadi di dalam tubuhnya.

Tubuhnya semakin bergetar hebat, rahangnya seakan mengigil ketakutan. Edbert menyentuh dagunya menari keatas menatap mata yan yang terlihat hitam dengan bola mata memerah berubah seketika menjadi putih dengan bola mata hitamnya seperti manusia biasa.

Aroma darah gadis itu memikat membuatnya tertarik. Hidungnya mengendus endus menciumi bau darah yang begitu harum di lehernya. Dia menarik nafas merasakan aroma darah yang berbeda dari darah manusia biasa.dengan mata berubah merah taring panjangnya perlahan keluar seakan ingin menikmati darah segar gadis itu.

Dia memiringkan kepalanya melihat leher samping gadis di depannya yang begitu menggodanya untuk meminum darah gadis cantik di depannya.

" kenapa aku tidak bisa menahan aroma darah gadis ini, aroma darahnya sangat kuat membuat ku ingin meminum darah segar" batin edbert berdiri, matanya kembalis seperti semula. Ia mencoba melempar senyum pada gadis di depannya.

Seolah terhipnotis mata gadis itu terdiam tubuhnya berhenti menggigil seakan rasa takutnya perlahan hilang. Gadis itu tidak sadar Edbert ingin mengigitnya. Ia mengira dia adalah manusia biasa sama sepertinya.

" siapa nama kamu" edbert duduk di samping gadis itu memegang tangan gadis itu yang mulai mendingin pucat.

" sssss.....s..star....la" ucap gadis itu terlihat sangat gugup berhadapan dengan pria asing di depannya.

" jangan takut aku ada di sampingmu" ucapan Edbert membuat Starla terdiam perkahan ia menarik nafas lega ada lelaki baik menolongnya. Jika tidak apa jadinya nanti ia di gigit habis habisan oleh kelelawar tampan itu.

" kenapa kamu datang ke hutan sendiri, di sana tidak ada kehidupan sama sekali" kepala edbert bergerak ke kanan dan kekiri. Ia melihat wajah polos cantik starla.

" ada seseorang yang mengirimku surat di atas jendela kamar, dia menyuruhku untuk datang di sebuah kota terpencil dan pergi ke dalam hutan unguk merayakan pesta Holloween yang sangat meriah. Dan salah satu dari mereka mengeluarkan dua sayap hitam di balik punggunya dia meminum habis darah semua orang yang ada di pesta" Starla mulai meluruskan kakinya mencoba menatap edbert seperti manusia biasa.

"Erbert cepat keluar, ada yang ingin kita bicarakan" suara talisa gadis cantik dengan rambut di kuncir ke atas, baju hitam menempel pas di tubuhnya hingga terlihat lekuk tubuhnya yang seperti gitar spayol. Bulu mta tebal dengan tatapan mata tajam seperti tatapan mata elang yang ingin memangsa lawannya.

" baiklah, ku akan segera keluar"

Talisa keluar dengan jalan terburu buru, ia mengibaskan jubah di belakang punggungnya yang menggelantung.

" aku keluar dulu, jangan kemana mana tetap di sini. Di luar sangat berbahaya untuk manusia biasa seperti mu" edbert melepaskan genggaman tangannya berdiri berjalan terburu buruk keluar dari kamar Starla.