webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teenager
Zu wenig Bewertungen
97 Chs

Nadia #10

Nadia bangun dari tidurnya dan menatap keluar jendela kelasnya. Tidak ada hujan, langit pun cerah hari ini. Ia kemudian berbalik dan mendapati Steven yang sedang memperhatikannya.

"Hai." Sapa Steven.

"Hai."

"Tidur lagi pas pelajarannya pak Rudi?" tanya Steven basa-basi.

"Yup. Suara pak Rudi emang merdu." Steven tersenyum lalu keduanya terdiam.

Nadia menunggu dan Steven masih memikirkan bahan pembicaraan selanjutnya. Sebenarnya ia ingin membicarakan tentang permintaan maaf yang masih mengganjal saat di rumah sakit waktu itu.

"Nad!" Nadia berbalik padanya.

"Gue mo minta maaf."

"Soal apalagi?" tanya Nadia bingung.

"Soal bikin lo jatoh." Jawab Steven ragu.

"What?!" Nadia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari Steven. "Seriously?! Itu udah hampir sebulan yang lalu dan lo masih bahas soal itu? Please!"

"Gue cuman ngerasa belom lega aja. Gue ngerasa lo masih belom maafin gue waktu di rumah sakit itu." Kata Steven pelan.

"Steven, udah gue bilang it's not a big deal. Kalo lo nggak ngelakuin itu pasti Alex yang bakal ngelakuin itu dan gue udah pasti bakal jatoh. Skenarionya pasti bakal kayak gitu. Relax!" jawab Nadia panjang lebar.

"Serius?" Nadia mengangguk pasti.

"Tapi lo nggak ngomong sama gue, makanya gue masih merasa bersalah sama lo." Kata Steven pelan.

"Itu karena emang nggak ada bahan pembicaraan sama elo. Ya, kalo lo mo ikutan ngomongin fashion kayak Amel sama Grace, ato ngomongin hal-hal gila kayak Henry, ya mungkin kita bakal nyambung." Jawab Nadia santai.

Steven tersenyum lega mendengar jawaban Nadia, terlebih karena dia sudah benar-benar mengkonfirmasi bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi mereka berdua.

"Eh, weekend ini lo latihan karate jam berapa? Kita kayaknya mo belanja bareng buat persiapan school tour minggu depan." Steven telah mengganti topik pembicaraan.

"Astaga! Gue hampir lupa kalo ada school tour minggu depan." Nadia baru menyadari. "Kalo sekarang, weekend gue udah kosong. Latihan gue udah balik ke jadwal awal, kamis – jumat. Kalo sabtu-minggu untuk yang junior. Lagian pertandingan udah selesai, kita udah persiapan mo ujian, so I got free time." Jelasnya.

Steven tersenyum senang. "Jadi bisa jam berapa aja kan?"

"unfortunately, gue ada acara keluarga kalo weekend ini. Lagian nyokap gue yang nyiapin barang-barang gue, jadi gue nggak harus keluar untuk belanja. Next time maybe?" katanya ragu. Steven terlihat kecewa tapi hanya tersenyum.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts