webnovel

The Great Queen

Seorang cewek tomboy yang bertemu dengan smurid baru yang misterius yang tiba-tiba saja mengklaim dirinya menjadi kekasihnya. Takdir yang menjadikannya seorang ratu. Namun tak semudah itu untuk mendapatkan posisi menjadi seorang Luna queen. Terdapat takdir rumit yang membelenggunya. Akankah dia dapat menjadi ratu yang sesungguhnya ata malah sebaliknya.

rgchyn · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
5 Chs

1. Laki-Laki Aneh

Namanya Alexandra Caithlin Reegan putri pertama keluarga Reegan. Mempunyai rambut sebahu yang lurus dengan warna hitam. Mata hazel yang membuat semua orang langsung terpanah saat melihatnya. Namun keanggunan itu berbanding terbalik dengan penampilannya yang bisa dikategorikan seperti anak laki-laki. Dia tidak pernah memakai dress ataupun rok. Dia hanya memakai celana Levis dengan kaos berlengan pendek dengan ukuran oversize.

Pagi ini dia pergi ke sekolah seperti biasanya dengan rambut yang dikuncir kuda asal yang masih menyisakan anak rambutnya yang terurai. Dengan seragam yang lengannya sebagian dilipat keatas. Dia pergi bersama adiknya, Emily namanya. Emily memiliki kepribadian terbalik dari Caithlin. Jika Caithlin berpenampilan seperti laki-laki berbeda dengan Emily yang tampak selalu feminim. Jika Caithlin mengikuti ekstrakulikuler pencak silat, Emily mengikuti ekstrakulikuler Dance. Mereka terpaut usia 1 tahun, namun mereka jarang sekali bertengkar karena keduanya saling menyayangi.

"Pagi Bro" ucap Caithlin.

"Bra Bro lu kira gue laki-laki apa?" tanya Evelyn.

"Kan gak harus laki-laki, Lo kok sensi banget lagi dapet ya?" goda Caithlin.

"Gak, gue lagi badmood aja" jawab Evelyn.

"Badmood kenapa? galau ya Lo?"

"Kepo banget sih Lo"

"Ngaku aja kali, kayak sama siapa aja Lo gak gak ngaku"

"Yaudah iya, gue galau"

"Gara-gara cowok?"

"Iya, dia ternyata cuma PHPin gue doang"

"Ppfftt jadi orang baperan sih lu"

"Enak aja gue gak---"

Tiba-tiba saja Bu Elys masuk ke ruang kelas dengan di ikuti seorang anak laki-laki. Dia mempunyai wajah yang tampan, ah bukan lebih tepatnya sangat tampan. Dia bak dewa Yunani yang berada di zaman modern. Rahangnya tegas dengan tatapan tajam yang mengarah ke penjuru kelas. Namun, saat menemukan sosok Caithlin dia tak mengalihkan tatapannya dari Caithlin.

"Silahkan perkenalkan namamu" suruh Bu Elys.

"Nama Marcellino Xander Lucifer bisa dipanggil Marcell" ucap murid baru itu.

"Silahkan duduk di sebelah kanan Caithlin. Caithlin tolong angkat tanganmu agar Marcell tahu" ucap Bu Elys.

Tak sedetikpun mata laki-laki itu mengalihkan pandangannya dari Caithlin. Bukan menatapnya secara tajam ada tatapan yang tidak bisa dijelaskan yang hanya diketahui maksudnya oleh Marcell sendiri. Caithlin yang merasa terus ditatap oleh manik mata tersebut Caithlin mencoba melihat ke arah Marcell. Dan manik mata mereka berdua bertemu. Mereka terus saling memandang selama 1 menit, lalu Caithlin yang memutuskan tatapan mereka.

Caithlin merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Marcell yang notabennya masih sebagai murid baru dan Caithlin belum mengenal siapa sebenarnya Marcell itu.

"Finally i meet you" ucap Marcell dengan mata yang masih menatap Caithlin. Dia berbicara dengan setengah berbisik namun masih bisa didengar oleh caithlin.

"Lo ketemu siapa?" tanya Caithlin namun diabaikan oleh Marcell yang sekarang sedang menatap papan tulis dan mengikuti pelajaran.

Seperti murid pada umunya saat istirahat, Caithlin dan Evelyn pun pergi ke kantin. Namun bedanya Caithlin akan bersama Adrian dan Kenzie. Mereka adalah teman dekat Caithlin, sama seperti Evelyn.

"Napa muka Lo kucel banget Cath?" tanya Adrian.

"Si murid baru tuh aneh banget, baru kali ini ada yang cuekin gue" ucap Caithlin.

"Seorang Caithlin diabaikan? Lyn siapa sih ynag berani nyuekin nih bocah?" tanya Adrian pada Evelyn.

"Marcell, dia anak baru ganteng banget tau" ucap Evelyn dengan bersemangat.

"Gantengan juga gue" ucap Kenzie.

"Muka kayak kutil onta tolong kadar kepercayaan dirinya dikurangi malu sama onta yang asli" ucap Evelyn.

"Udah deh makin gak mood gue lihat orang bertengkar" ucap Caithlin dengan wajah yang masih kusut.

"Ya maaf Cath, kan kita berusaha ngehibur Lo" ucap Kenzie.

"Lo mau PMS Cath?" tanya Adrian dengan memegang pundak Caithlin.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengawasi mereka dari tadi, siapa lagi kalau bukan Marcell. Dia sekarang sedang menggeram saat Adrian menyentuh pundak Caithlin. Ya, dia cemburu. Caithlin adalah matenya, namun dia tahu bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membawa Caithlin bersamanya. Dia harus mengambil hati Caithlin terlebih dahulu.

Marcell adalah seorang Alpha King. Pimpinan terkuat dari semua klan werewolf. Dia sudah berumur 30 tahun, namun dia masih memiliki wajah yang bisa dikategorikan masuk dalam jajaran cogan SMA. Karena ada gen Alpha King yang mengalir didarahnya yang membuatnya akan terlihat lebih muda.

Sedangkan Caithlin, dia masih berusia 17 tahun dan sekarang dia berada dikelas 11. Caithlin memiliki wajah yang cantik, maka tidak heran jika banyak yang menyukainya. Seperti saat ini, saat dia masuk ke kelas terdapat bunga dan coklat yang ada di bangkunya.

"Buat gue satu dong Cath" ucap Evelyn.

"Ambil semuanya aja gapapa" kata Caithlin.

"Beneran Cath?"

"Kapan gue bohong sama Lo"

"Baik banget deh"

"Cath nanti pulang bareng gue ya" ucap Juna datang tiba-tiba.

"Males banget gue pulang bareng Lo" jawab Caithlin.

"Gapapa kali Cath sekali kali pulang bareng cowok" kata Evelyn.

"Yaudah, tapi sekali ini aja"

Mendengar percakapan ketiga orang itu membuat Marcell menjadi geram. Tangannya terkepal dan rahangnya mengeras menahan emosi yang bisa saja meledak. Tapi dia harus menahannya untuk mendapatkan hati matenya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa langsung berhamburan keluar dari kelasnya untuk menuju ke parkiran sekolah. Termasuk juga Juna dan Caithlin yang berjalan beriringan. Tentu saja Marcell akan mengikuti mereka sampai Caithlin selamat sampai dirumahnya.

Diperjalanan tak ada balasan apapun dari Caithlin padahal Juna sudah mengajaknya mengobrol tapi hasilnya tetap nihil. Caithlin adalah seseorang yang akan menjadi pendiam saat bersama dengan seseorang yang belum terlalu kenal dengannya, tetapi beda lagi kalau dihadapan para sahabatnya.

Marcell menemukan keganjilan dalam perjalanannya memantau Caithlin. Seperti ada yang mengikutinya dari tadi, karenga insting seorang werewolf tidak dapat dibohongi. Marcell menatap sekelilingnya mencari tahu siapa yang mengikuti Caithlin. Marcell mengikuti instingnya dan tidak lagi mengikuti Caithlin.

Semakin Marcell mendekat dia merasakan aura dari klan Vampir, akan tetapi Marcell tidak menemukan wujudnya. Hanya berupa aroma samar yang masih bisa dirasakan olehnya.

"Siall!" umpat Marcell.

Marcell melupakan Caithlin yang seharusnya dia pantau. Dan masalahnya dia tidak mengetahui dimana rumah Caithlin.

Karena dia tidak mempunyai nomor handphone siapapun akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Tapi rasa khawatirnya tidak mau hilang begitu saja.

"Dimitri cari tahu dimana rumahnya" ucap Marcell melali mindlink.

"Baik King" jawab Dimitri.

Disisi lain Caithlin telah sampai di rumahnya dengan selamat.

"Thanks" ucap Caithlin.

"Sama-sama, sana masuk udah sore" jawab Juna

Tanpa menghiraukan ucapan Juna, Caithlin langsung masuk ke rumahnya dengan malas.

"Kenapa gue kepikiran omongan cowo tadi sih" ucap Caithlin bermonolog.