webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
289 Chs

Monster

Asheel tiba-tiba merasakan kebencian menyengat kulitnya, ekspresinya tidak bisa tidak menjadi aneh.

"Protagonis begini banget, ya?"

"Jangan bertindak berlebihan," Sera menegurnya, takut Asheel tiba-tiba meledak dalam kekuatannya. "Terlebih lagi, kamu seharusnya sadar diri, kamu sebenarnya jauh lebih tidak masuk akal daripada para protagonis itu...!"

Bersenang-senang menghancurkan dunia tanpa alasan, bukankah itu jauh lebih tidak masuk akal?

Asheel tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengakuinya diam-diam. Hanya karena dia berkomentar sedikit pada keadaannya saat ini, Sera sudah berani mengejeknya? Sepertinya dia akan menghukumnya setelah perjalanan ini berakhir...

Ekspresi Asheel tidak banyak berubah, tangannya terus bergerak menyuapi Phina yang selalu bersikap patuh selama ini.

Kebanyakan, anak-anak akan mencoba bersikap sok dewasa pada saat mereka seumuran dengan Phina. Mereka akan bersikap mandiri, mandi sendiri, makan tidak disuapi, dan lain-lain.

Tapi sepertinya Phina tidak peduli dengan itu semua saat dia seolah-olah sedang menikmati semua momen saat ini.

Matanya masih menatap dengan pandangan membosankan, melihat sekeliling dengan merendahkan, dan ekspresinya penuh dengan kelesuan yang tidak biasa.

Seperti dewa yang menatap dunia fana, tak tergoyahkan, tidak ada yang berani menandinginya.

Tatapannya dari waktu ke waktu mendarat pada Yin Mei yang berdiri di sudut dengan patuh, membuat yang terakhir sangat ketakutan.

Padahal baru ini pertama kalinya Yin Mei melihat Phina, tapi meski tatapannya membosankan, dirinya merasa seolah-olah kematian bisa diputuskan melalui gerakan matanya itu.

Bahkan Penguasa Kekacauan tidak semenakutkan ini!

Dia bisa takut pada Asheel karena pernah melihatnya sendiri kekuatannya di masa lalu, bahkan saat itu dia pingsan karena ketakutan, seolah rasa teror itu telah mendarah daging hingga menyatu pada jiwanya. Kejadian itu menjadi trauma paling besar dalam hidupnya.

Tapi Phina berbeda, hanya dari tatapannya yang mendarat padanya, getaran teror yang sama muncul pada dirinya sekali lagi.

Itu sangat menakutkan!

Ketika pertama kali melihat Penguasa Kekacauan menggendong seorang anak, Yin Mei berpikir jika anak itulah yang akan menjadi kelemahan terbesar Penguasa Kekacauan.

Lagipula, seberapa kuat seseorang saat mereka masih anak-anak? Bahkan jika yang lahir adalah Dewa Omniverse, paling-paling mereka hanya akan memiliki kekuatan yang sama kuatnya dengan kultivator di ranah Deity.

Itu adalah pemikiran awal Yin Mei, hal-hal semakin jauh dari yang dia bayangkan. Sosok anak kecil itu sangat menakutkan!

Hanya dari sikapnya, seolah-olah dia adalah orang paling berpengalaman di dunia, tidak ada yang menandinginya dalam hal apapun, dan menderita kebosanan abadi.

Saat tatapan matanya jatuh, seolah semua akar dan jiwa keberadaannya sedang dilihat, tatapan itu sama menakutkannya pada saat dia menghadapi pimpinan Outer God yang tidak sengaja lewat di depannya.

Hanya dari tatapan mata saja, itu sudah mampu menghasilkan getaran teror murni. Seluruh tubuhnya menggigil ketakutan, menampar semua spekulasi Phina sebelumnya jika dia hanya akan menjadi penghambat Penguasa Kekacauan.

Apanya yang menghambat!?

Anaknya jauh lebih menakutkan dari sang Ayah!

Yin Mei tidak bisa berhenti gemetar walau tatapan Phina hanya lewat padanya. Dia merasa jika pandangan dunia di mata Phina jauh lebih dalam dari pada para monster kuno bijak yang pernah dia temui.

Kebijaksanaan itu hanya tidak bisa dibayangkan oleh semua makhluk, pengetahuannya sangat mendalam, dan mengandung kekuatan pencerahan.

Kekuatan itu bersemayan di tubuh anak kecil yang tampak imut itu.

Yin Mei tidak berani berspekulasi lebih jauh, dan tidak akan membiarkan setetes pun niat jahat ada pada dirinya, takut Phina akan menyadarinya. Bahkan jika niat jahat itu tidak dia tunjukkan pada keluarga kecil di depannya, dia masih dengan panik menyucikan hati dan pikiraannya.

Saat itu, tatapan Phina mendarat di Yin Mei lagi.

Badump!

Meski bisa mengontrol kesucian hatinya, Yin Mei tidak bisa mengendalikan kepanikannya saat ini.

"Phina, jangan menakutinya."

Suara seorang pria terdengar, membuat Yin Mei sangat lega. Dia kemudian menyadari jika Asheel baru saja membawanya keluar dari kesulitannya.

Penguasa Kekacauan bahkan tidak marah saat menyadari jika pandangan dirinya pada Phina seperti sedang melihat seekor monster. Itu membuatnya sangat lega dan berterima kasih.

Saat sebuah kekuatan berada di luar jangkauan semua makhluk, orang-orang akan menganggapnya sebagai monster. Tidak jelas seberapa besar kekuatan monster itu, tidak ada yang mengetahuinya seolah-olah itu hanya mitos, tapi semua orang tahu jika apa yang mereka bicarakan nyata.

Seperti berjalan di hutan gelap, ketakutan terbesar umat manusia adalah ketidaktahuan.

Phina selalu membawa dirinya sebagai makhluk yang mengetahui segalanya, tapi tidak ada yang tahu seberapa besar kekuatannya.

Ketidaktahuan itulah yang membuat orang-orang menyebutnya sebagai monster.

Pandangan itu sama seperti saat orang-orang tidak mengetahui kebesaran pemimpin para Outer God, yaitu Daevon.

Tapi bagi Asheel, semua hal itu sudah wajar. Bahkan jika dia lebih kuat dari D, dia masih memandangnya sebagai sebuah anomali.

Keberadaan D seperti diselimuti oleh kabut gelap, terasa misterius dan tidak terduga. Asheel bahkan tidak akan terkejut jika suatu saat D mengungkapkan jika dia bisa membunuhnya tanpa merusak keseimbangan Omniverse dan Alam Kekacauan.

Alasan keberadaan Asheel masih tetap ada hingga saat ini adalah karena bahaya Alam Kekacauan terhadap Omniverse.

Jika suatu saat Omniverse bisa berdiri sendiri tanpa takut Alam Kekacauan akan menimpanya, Asheel merasa pada saat itulah peran dirinya pada dunia telah berakhir.

Keberadaannya yang sangat jahat sama sekali tidak dibutuhkan.

Lagipula, siapa yang akan menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja di ranselnya?

Asheel tidak takut mati karena dia tidak pernah merasakan kematian, setidaknya dikehidupannya saat ini. Tapi saat hari itu tiba, apa yang akan Asheel lakukan?

Bam!

Suara dobrakan kayu terdengar, dan pintu terbuka dengan keras. Seorang pemuda yang pernah menjadi badut memasuki ruangan dengan marah.

"Aku butuh penjelasan!"

Suaranya kasar, wajahnya sangat jelek saat napasnya naik turun tidak menentu, dan dia terlihat sedang tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Kamu...!"

Wajah Yin Mei berubah menjadi jelek, tidak menyangka pemuda yang baru saja dia usir masih memiliki keberanian untuk mengajaknya bicara.

"Dasar tidak sopan! Kau mengganggu para penguasa yang sedang menikmati hidangannya!" Yin Mei berteriak dengan marah, tubuhnya bergetar dengan campuran panik dan takut.

"Penguasa? Bahkan apa yang disebut Penguasa harus berlutut di depanku!"

Perkataannya sangat berani dan besar, yang bahkan membuat Yin Mei tertegun lama, tidak menyangka pemuda di depannya akan mengatakan kesombongan seperti itu.

Chen Yang merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya, menganggap apa yang baru saja dia katakan sangat benar dan wajar. Lagipula, dia adalah seorang jenius tertinggi dengan masa depan yang tidak terbatas.

Menurutnya, Asheel sama sekali tidak layak bersama Sera, bahkan jika Sera menjanda setelah ini, dia masih akan mengasuhnya.

Jika Asheel tahu apa yang ada di pikirannya, sudah dapat dipastikan jika dia akan mengamuk.

Chen Yang praktis sedang berjalan menuju jembatan kematian. Bahkan Master Tua dalam liontin sudah menyerah untuk membujuknya.

Fang Jian tidak menyangka jika Chen Yang akan meledak dalam kemarahan hanya karena sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.

Yin Mei ingin bergerak dan menampar pemuda ini sampai mati, tapi tatapan Phina mendarat padanya saat ini, seolah-olah mengatakan jika dia hanya boleh berdiam diri di tempat. Hal itu membuatnya sangat bimbang.

Dia tidak ingin disalahkan oleh Penguasa Kekacauan karena tidak mengambil tindakan saat seorang pemuda bertindak tidak sopan di depannya, bahkan jika penampilannya saat ini sangat berbeda dari pada saat dia melihatnya dulu, dia masih takut pada Penguasa Kekacauan.

Dia akan langsung menyadari jika pria itu adalah Penguasa Kekacauan, dan teror yang dibawanya sangat nyata. Tapi karena Phina mengisyaratkannya saat ini, dia masih tidak berani bergerak.

Saat itu, tatapan Phina jatuh ke pemuda yang tidak sopan, Chen Yang...

BOOM!