webnovel

The Demon's Contract

Sebuah Cerita Fantasy... Dimana Saat Dunia Diserang Oleh Para Monster Dan Muncul Kekuatan Bernama 'Seal' Yang Membuat Manusia Bisa Melawan Monster-Monster Tersebut... Lalu Verlyn dan Sylen Adalah Korban Dari Kejadian Itu Yang Juga Membuat Mereka Kehilangan Keluarga Mereka, Bagaimana Mereka Bertahan Hidup? Apa Mereka Bisa Menghadapi Dunia Ini? .... ____________________________________ Ini Karya kedua Arr, ada sedikit bumbu dark dan triller kek TG and Aot wkwkwk *Diharapkan Bagi Para Pembaca Untuk Memperluas Imajinasinya Ya *Dibuat Pada Tanggal 23 Desember 2019 *Pindahan Wattpad - _-

Arrzet · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

Chapter 05: Menetapkan Niat

Setelah melihat Sylen tertidur, Verlyn berjalan menelusuri kursi-kursi penumpang dan berhenti tepat di Kursi penumpang baris ke dua.

Dia menoleh ke luar jendela dan melihat keadaan diluar yang sunyi...

"Jadi tidak ada kemacetan dan kendaraan lain yang lewat sini kah?"

Tanya nya pada diri sendiri.

Verlyn lalu berjalan ke Kursi pengemudi dan menarik Tuas pintu.

Pintu telah terbuka dan Verlyn pun turun ke luar bus dan melihat sekelilingnya.

Dia mulai melihat Mayat-mayat yang bertebaran di jalanan, jalanan yang dipenuhi darah membuatnya yakin tidak ada yang berhasil selamat saat Orang-orang ini di serang.

"Aku harus melindungi tempat ini, setidaknya—"

Dia terhenti sejenak lalu melihat ke arah langit, kemudian dia ingat dengan waktu kalender yang ada di kamarnya dulu.

"Setidaknya sampai musim dingin— Eum, apa aku melihat barang-barang yang ada di dalam bus saja ya? Kalau memang perhitungan Ku tepat Kami bisa bertahan di tempat ini sampai tahun depan"

Jawabnya.

Verlyn pun mulai membersihkan tempat di sekitarnya itu, lalu Dia mulai bulak-balik membuang satu-persatu mayat kedalam hutan, agar nanti tidak di lihat oleh Sylen.

Dia lalu melihat mayat dari bayi yang seumuran dengan Sylen, hatinya seketika sesak karena dia menduga barang2 di dalam bus itu adalah milih bayi ini.

Rasa bersalah pun dia rasakan, dia lalu mulai menyentuh bayi itu dan membawanya ke dalam hutan, lalu dia menggali tanah dan menguburkan Bayi itu saja...

Sebelum Verlyn memindahkan mayat-mayat itu satu per satu, Dia sempat memeriksa seluruh tubuh Mereka dan menemukan beberapa dompet, emas dan handphone yang ada di saku orang2 itu...

Setidaknya sekitar 20 lebih mayat yang dipindahkan oleh Verlyn dan memakan waktu hampir 2 jam lebih.

Setelah mayat terakhir dia pindahkan, Verlyn mulai mematahkan batang pohon dan menikam batang itu ke kuburan dari si bayi, sebagai tanda bahwa ada mayat yang terkubur.

"Maafkan Aku, hanya ini yang bisa kulakukan Untukmu"

Ucap Verlyn yang melihat kuburan Bayi itu dengan haru.

Dia lalu kembali ke arah bus, lalu mengumpulkan barang2 yang dia ambil dari mayat-mayat tadu ke dalam sebuah tas pinggang dan menaruhnya di dekat bangku Sylen.

Tak lama pandangannya tertuju pada sebuah tas ransel yang terlihat empuk, berdiri di belakang kursi pengemudi.

"Apa yang ada disini ya?"

Tanya nya.

Verlyn pun membuka tas ransel itu dan melihat beberapa Snack yang ada di dalam sana.

"Keripik Kentang, Air Mineral, Biskuit dan Pisau?"

Dia mengeluarkan benda di dalam tas itu satu persatu, lalh terkejut dengan Keberadaan pisau dapur yang ada di dalam sana.

'Mengapa pemilik tas ini membawa pisau?'

Tanya Dirinya dalam batin.

Verlyn pun membuka reseltin kecil di tas itu, dan mengeluarkan sekantung besar coklat berukuran permen yang ada disana.

"Terlihat enak"

Ucapnya, lalu dia pun menicip satu buah.

"!!"

Dia terkejut dengan lelelehan Caramel yang keluar dari coklat itu.

"Ini sangat enak~"

Ungkapnya dengan bahagia.

Setelah mencoba satu coklat, Dia lalu memasukan benda-benda yang Diambil nya tadi ke dalam tas ransel itu dan menyeret nya ke kursi paling belakang.

"..."

Setelah merapikan semua itu, Verlyn kembali ke luar bus dan menyipitkan matanya untuk fokus melihat lebih jauh jalanan ini, dan mengetahui sesuatu...

"Jalur jalan ini juga terhubung ke manor, lalu menuju ke kota, hmmm... Jika ada yang datang, kalau mereka berasal dari Kota berarti manusia jika dari Manor..."

Ucapnya.

Dia pun meremas dadanya dan menahan keinginan untuk kembali pulang.

"..."

Saat berada di dalam, dia melihat Sylen yang masih tertidur pulas, membuat Verlyn harus mencari kesibukan sendiri, dan Dia ingin melihat Isi di dalam tas-tas milik penumpang lain di dalam bus ini.

"Siapa tau ada yang penting, Aku juga harus memisahkan beberapa dan merapikannya"

Ucapnya, dan Dia mulai mengeluarkan Tas yang lain dan merapikannya satu-persatu.

"..."

"..."

Hampir memakan waktu dua jam saat Verlyn membereskan dalam bus itu dan Tas-tas milik penumpang bus, Verlyn pun memisahkan tas-tas itu menjadi dua kategori. Pada rak penumpang bagian kiri, Verlyn menaruh tas yang menampung makanan disana seperti Makanan kaleng, snack, minuman, dan alat-alat dapur. Dan di rak bagian kanan, Dia menaruh Tas-tas yang menampung senjata dan benda baja disana seperti Pistol, Pisau, Paju anti peluru, bomb, dan Sniper.

Itu sedikit mengherankan saat Dia menemukan senjata-senjata militer di dalam tas-tas ini, tapi itu membuat kemungkinan kalau para penumpang di bus ini adalah anggota militer atau mungkin sekelompok orang yang berkaitan dengan militer.

"Ini memang berat"

Ungkap Verlyn saat mengangkat Sniper itu lagi, Dia pun menaruh benda-benda lainnya dan Sniper itu di bawah kursi penumpang lainnya.

Setelah selesai merapikan semuanya, keadaan di dalam bus pun terlihat lebih bersih dan kinclong seperti baru keluar dari Pabriknya.

"Sore ya"

Ucap nya saat menoleh keluar jendela dan melihat suasana langit yang senja.

Verlyn lalu mengeluarkan Botol, susu bubuk, mangkung, sendok, Termos Air dan Box Bubur Bayi dari tas yang berada di Rak kiri penumpang.

Dia pun mulai mencampurkan Air hangat dengan bubur, lalu Icip bubur bayi rasa pisang itu.

"Pisang memang sangat enak"

Ungkapnya.

Setelah itu Verlyn menaruh mangkok yang berisi bubur tadi diatas kursi di sampingnya dan mulai membuat susu.

Air hangat pun dimasukkan ke dalam botol dan diikuti susu bubuk dari belakang, Verlyn menutup botol dan mulai mengocoknya.

Setelah itu Dia pun mengambil Mangkok tadi dan membawanya ke tempat Sylen tidur.

Melihat Sylen yang masih tertidur pulas membuat Verlyn harus membangunkan nya, Dia pun menaruh Botol dan Mangkok di kursi ya dan menggendong Sylen dengan pelan.

Sylen yang sudah berada di Pangkuannya pun masih tertidur dan Verlyn mulai menekan-nekan pipi Sylen yang tembem.

"..."

"Bangun Syl"

Sylen pun berkutik dan membuka matanya perlahan.

"Babababwah"

Balas Sylen yang entah apa artinya itu.

"Makan yuk"

Jawab Verlyn yang melihat wajah lucu Sylen yang baru bangun itu. Sylen pun meremas dan membuka tangannya untuk mencoba meraih Verlyn...

"Hahahaha"

Tawa Verlyn yang melihat tingkah lucu Sylen.

Dia Pun memalingkan posisi duduknya Ke kursi di sampingnya dan mengambil mangkok tadi lalu mulai menyuapi Sylen.

"Aaa"

Melihat Verlyn membuka mulutnya membuat Sylen pun mulai meniru Verlyn dan makannya pun lahap hingga suapan terakhir.

"Bhurp"

Mendengar suara kenyang nya Sylen membuat Verlyn bersyukur dan tersenyum pada Sylen.

"Gagagaga"

Balas Sylen yang tertawa dan tersenyum kearah Verlyn.

Melihat itu, Verlyn menaruh mangkok di tangannya dan memeluk Sylen dengan lembut.

"Kau sangat lucu!"

Uncapnya dengan nada bahagia.

"!!"

Tiba-tiba Sylen menggigit Kuping Verlyn dan itu membuat Verlyn terkejut. Dia pun menarik Sylen dan menatap nya dari dekat dengan wajah serius.

"..."

"Kau—"

Verlyn menatap Sylen dengan wajah yang masih serius dan meneliti seluruh wajah Sylen dengan sangat tajam.

"Bgahw—"

Dengan cepat, Verlyn memeluk Sylen.

"Kau sangat lucu, Wajahmu sama dengan Yana dan matamu sama dengan Bel"

Ungkapnya.

Verlyn pun mendekati telinga Sylen dan balas menggigit nya dengan lembut.

"Balasan yang tadi loh, yuk minum trus tidur"

Ucapnya sambil mengambil botol susu dari kursi di sebelah nya.

Verlyn pun menyuapi Sylen di Pangkuannya, hingga Sylen tertidur.

"Kau tau Syl, mata dan wajahmu membuat Aku mengingat 'Rumah', namun sayang Kurasa jika Aku kembali entah itu nanti atau kedepannya, semua sudah tidak ada lagi"

Ucap nya pada Sylen yang sudah tertidur pulas.

Mata Verlyn mulai berkaca-kaca seperti akan menangis.

"Pikiran Ku di penuhi ketidak pengertian, Mengapa Nanny dan lainnya tidak ingin mengatakan apa-apa Padaku? Apa karena Aku masih kecil? Atau Aku Putri dari Tuan Mereka? Atau Karena masa Depanku masih panjang?"

Verlyn menyeka Air matanya yang terjatuh...

"Aku tidak mengerti Syl, namun Aku harus mengerti, Aku harus mengerti agar bisa bertahan hidup, Orang-orang yang mati di depan bus itu, Aku tidak ingin seperti Mereka, Aku ingin bertemu Nanny namun Aku takut akan kematian, Syl– Melihat Elddy mati di depan Mataku membuat Ku takut, Karena ketakutan itu, Aku juga gagal menyelamatkan Elddy dan Aku takut juga akan gagal Menyelamatkan Mu"

"..."

Air mata Verlyn mulai berjatuhan...

"Sebenarnya.. Apa Aku bisa bertahan hidup di dunia ini bersamamu? A-Aku tidak yakin Syl, Apa yang Nanny katakan Membuatku menjadi tidak yakin namun Aku ingin membuat Diriku yakin tapi tidak bisa Aku tidak tau apa-apa tentang dunia ini selain dari Game dan buku yang ku baca, Dunia ini bebeeda dengan Fantasy yang membawa akhir pada dunia dan Aku takut Syl, Aku sangat takut akan kematian, Walaupun Aku bisa menahan melihat mayat yang berjatuhan namun saat aku memikirkan nya terjadi padaku Aku sangat takut, tubuhku bergetaran saat menyentuh tubuh Mereka, Aku bersikap kuat namun sebenarnya Aku ketakutan—"

"—Sangat Ketakutan"

Ungkapnya yang menangis sampai Dia terjatuh dalam tidurnya...

Bersambung...