webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Zu wenig Bewertungen
393 Chs

390

Tommy menunggu kepulangan Rich, dia mendapat telpon dari Maximo, dan tidak percaya kalau sahabatnya benar-benar melakukan apa yang Aurora katakan.

Dia mengenal Maximo ketika terlibat dalam masalah ini semua, suatu keberuntungan baginya mengenal orang seberbahaya Maximo. Sejak itu mereka bisa di katakan--dekat.

Pukul sebelas malam Rich baru tiba di mansion. Tommy sudah pulang karena Rich terlalu lama pergi, namun dia sudah meninggalkan sesuatu di meja kerja pria itu.

Untungnya Rich masuk keruang kerja lebihdulu sehingga dia menemukan satu amplop asing di atas meja kerjanya, setelah menggantungkan mentel dia segera membuka amplop tersebut.

Di sana tercantum satu negara, Switzerland.

Dia segera menghubungi nomor Tommy, sebab tulisan tangan itu milik sahabatnya.

'Shit! Bisakah kau hubungi aku besok!' Terdengar geraman dari Tommy di sebrang telpon.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com