webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Zu wenig Bewertungen
393 Chs

353

"Ada apa? Kenapa kau mendorongnya?" Lucia membantu Lily berdiri.

Brad menunduk takut sambil menggigit kuku. Dia benci sandiwara seperti ini. Tapi, mengingat bayarannya yang mahal dia harus bertahan.

Tidak boleh mengecewakan.

Lily menarik Lucia sedikit menjauh, "mentalnya bermasalah aku rasa, kau tau dia menanyakan hal aneh padaku, dan jika aku tidak bisa menjawab dia mendorong atau memukul lenganku," bisiknya

Lucia melirik Brad sejenak, "aku rasa kau benar, tapi kita tidak boleh membuatnya tidak nyaman. Orangtuanya membayar mahal.""Aku tidak sanggup." Keluh Lily. Lily berusaha keras untuk tidak gemetar ketakutan, jangan sampai Lucia mencurigainya.

"Ingat, orangtuanya menjaminmu dan juga dia memberi upah yang besar. Ibu kepala sudah menerimanya sebagai permintaan maafmu." Lucia mengingatkan.

Lily mendesah pelan, "lalu, aku harus bagaimana?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com