webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Zu wenig Bewertungen
393 Chs

178

"Terserah padamu." Rich menarik Rosse dan membawanya duduk di atas pangkuannya lalau memeluknya dengan erat.

"Jika hanya berdua jangan pernah mengenakan bra," bisik Rich yang menghirup aroma tubuhnya dari ceruk leher.

Permintaan frontal Rich membuat Rosse membeku, dia tidak biasa dengan pembahasan langsung seperti itu.

"Kau tidak pergi kemanapun hari ini?" Rosse menghirup aroma musk milik Rich. Dia merass tenang, dan mulai merilexkandiri. Dia mengabaikan permintaan Rich.

"Tidak, aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu. Hanya kita berdua." Rich mengeratkan pelukan. Rosse memejamkan matanya merasakan sentuhan Rich.

"Apa harus dikamar terus?" Tanya Rosse.

"Hem, ini pertama kalinya aku berada lama dalam kamarmu. Aku ingin membicrakan beberapa hal."

Rosse melerai pelukannya, dan menatap Rich. Jarak mereka hanya satu jengkal. Keduanya bisa merasakan napas satusama lain.

"Aku ingin tau tentang dirimu, di mulai dari masa kecilmu." Wajah Rosse menggelap.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com