webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Zu wenig Bewertungen
393 Chs

162

"Kau memberi perintah seperti kami pelayan saja." Ketus Cassie, tidak terima.

"Tendang dia, aku tidak suka dia ada di sini." Mata Cassie membelalak mendengar itu. Sungguh pria kurang ajar. Pikirnya.

Setelah itu mereka bertiga masuk kekamar Rosse, sebelumnya Rich telah mengatakan pada Jack bahwa wanita itu berada di kamar pribadinya sedang beristirahat setelah makan malam, tanpa ragu Jack percaya.

"Aku akan berada di sana." Tunjuk Rich pada pintu penghubung dan Jack tau kamar siapa itu. Dia menganggukmengerti.

"Kamar ini terhubung? Jangan bertindak kurang ajar pada adikku." Ancam Cassie di tengah remangnya kamar Rosse.

"Kamar itu tidak pernah di huni siapa pun. Cassie." Tegur Jack dengan tegas. Seketika Cassie terdiam.

Rich kembali bicara, "biasanya dia akan datang setiap pukul 11 malam, saat semua pelayan telah selesai pada tugasnya." Dia mengabaikan ucapan ketus Cassie.

Setelah menjelaskan semuanya pada Jack, dia masuk kedalam kamar ayahnyauntuk bertemu Rosse.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com