webnovel

Tak Tertahankan

Sementara sebuah suasana yang tidak meninggalkan masih tersisa di ruang sang Presiden Direktur Utama setelah peninggalan. Kedua orang itu saling berhadapan dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan.

"Itu apa maksudnya, Luna? Apa Mas Dylan mengatakan yang sebenarnya soal itu?"

Rafael membuka suara. Memandang sang asisten pribadi yang masih menundukkan kepalanya.

Luna pun akhirnya menyerah pada dirinya sendiri. Padahal dia ingin berbphong demi menyelamatkan dirinya dalam keadaan ini. Namun dia ternyata benar-benar tak mampu melakukannya. Di mana tatapan Rafael tampak semakin tegas karena dia sudah tahu hal ini.

"Luna? Jawab?"

"Sebaiknya kita abaikan dulu hal ini, Tuan Muda. Ini jam maka siang. Bagaimana kalau saya pesankan makanan kesukaan Anda seperti bi—"

"Enggak. Jangan abaikan pembicaraan ini." Rafael menyergah dengan penuh emosi. "Jawab pertanyaanku. Apa tadi itu benar? Apa kamu… kamu memang melakukan hal seperti itu? Terutama… demi diriku?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com