webnovel

Sebelum kericuhan (4)

Beberapa waktupun berlalu, dan sekarang tinggal 10 orang yang belum mendapatkan jatah obat penyembuh si Akbar yang masih menunggu diluar penginapan. Dan melihat semua proses berlangsung lancar tanpa masalah, tuan Grail dan nyonya Marianpun merasa lega dibuatnya.

"(Syukurlah tidak ada masalah selama kami melakukan kejahatan ini, apakah ini artinya tuhan Esa berpihak pada kami?)" kata pasutri itu dalam hati yang 1 pikiran itu.

"Ja..jadi obat ini hanya perlu dioleskan saja ke lukanya kan nyonya Marian?" tanya seorang warga yang ada didalam rumah nyonya Marian yang baru saja mendapatkan jatah obatnya, yang dimana dia sama sekali belum tahu cara penggunaan obat itu.

"Ya nyoya Mary, dan pastikan semua lukanya kau olesi obat itu, mengerti?"

"Terimak kasih tuan Grain, nyonya Marian, semoga tuhan Esa memberkati kalian," kata seorang warga bernama nyonya Mary yang telah diberi obat penyembuh oleh nyonya Marian.

"Jangan berterima kasih pada kami pak, tapi berterima kasihlah pada tuan Akbar ini, karena dialah orang yang membuat semua obat ini dengan sihirnya, kami hanya membantunya menyediakan barang-barang saja," kata tuan Grail menjelaskan.

"Benar, kita pasti akan celaka kalau tuan Akbar tidak menolong kita dengan sihir tangan ajaibnya," tambah nyonya Marian yang tidak lelah memuji si Akbar berkali-kali.

!!!

"HAA?,A…ANDA PENYIHIR TUAN AKBAR?"

"(Ini sudah yang ke 10x, rasanya aku lebih capek menjelaskan diriku ini penyihir daripada bertarung seperti kemarin deh) Ya ya, terserah kalianlah mau pangil aku Dumble Door atau Justin Bieber, aku sudah tidak peduli lagi," kata Akbar yang terlalu capek menjelaskan dirinya sendiri sampai tidak sadar dengan sesuatu itu.

?

"Si..siapa yang dia maksud itu?" tanya para warga.

"Mu..mungkin itu penyihir agung yang menjadi gurunya atau sejenisnya," jawab tuan Grail menebak-nebak.

"Oooooh begitu."

"Nah, karena kalian semua sudah mendapatkan obat penawarnya, silahkan keluar dan kembali kerumah masing-masing, jangan lupa untuk waspada terhadap para tentara kerajaan," kata nyonya Marian memberikan peringatan.

"Baik, terimah kasih atas bantuannya nyonya Marian, tuan Grail, dan tuan Akbar, semoga tuhan memberkati kalian semua."

"Amiin," jawab 2 orang itu simple.

"Dan jangan lupa soal apa yang aku minta pada kalian," kata Akbar mengingatkan sesuatu pada orang-orang itu sebelum pergi.

"Baik tuan Akbar, ta..tapi apakah itu memang akan terjadi?"

"Tentu saja, karena aku kan penyihir," kata Akbar simple sambil tersenyum sinis.

Kemudian, setelah orang-orang itu telah keluar dari penginapan, tuan Grail dan nyonya Marian menghela nafas lega karena mereka merasa senang sudah membantu banyak orang desa yang senasib dengan mereka.

"Melihat orang bahagia memang kepuasan tersendiri ya bu," kata tuan Grail yang tersenyum puas karena sudah membantu banyak orang itu.

"Benar sayang, rasanya senang sekali membantu orang yang memiliki nasib sama dengan kita bisa bebas dari masalah mereka seperti ini," jawab nyonya Marian.

"(Haha, orang sederhana seperti orang desa memang paling mudah bahagia dengan hal yang paling sederhana ya? Semoga orang kota yang mayoritas serakah itu bisa meniru mereka, tapi…)

Apa kalian yakin tuan Grail-nyonya Marian? Walaupun aku bukan pemberontak, tapi aku mengedarkan obat secara illegal lho, bukannya kalian bisa terkena masalah jika terus membantuku seperti ini?" tanya Akbar yang diam-diam sedang mengetes 2 orang itu.

Mendengar ucapan dari Akbar barusan, pasangan pasutri itu hanya saling bertatapan satu sama lain, lalu sambil tersenyum mereka berduapun menjawab pertanyaan si Akbar.

"Tuan Akbar, apa tuan tahu kapan terakhir kali para warga kampung berkumpul di satu tempat seperti ini?" tanya tuan Grail.

"Hmmm, sebelum penyakit kulit hitam ini datangkan?" tebak Akbar.

"Benar tuan Akbar, itu artinya sudah berbulan-bulan lamanya kami tidak bertemu satu sama lain dikarenkan kami sibuk mengurus anggota keluarga kami yang terkena penyakit ini masing-masing, bahkan saat pemakaman para korban yang tidak selamatpun yang datang hanya para anggota keluarga saja, para tetangga dan kerabat yang lain tidak berani datang karena takut mayat tersebut masih bisa menularkan penyakit," kata nyonya Marian sambil mengingat kejadian dimassa lalu yang suram.

"Karena itulah tuan Akbar, jika kami bisa melakukan suatu hal yang bisa membuat desa ini menjadi sedia kala, maka kami tidak keberatan harus melakukan kegiatan seperti ini, walaupun itu artinya kami harus disebut sebagai penjahat sekalipun," tambah tuan Grail.

Akbar hanya tersenyum puas mendengar jawaban dari tuan Grail dan nyonya Marian barusan, karena sebagai mantan malaikat yang membela kebaikan, tentu saja kebaikan manusia merupakan kesenangan tersendiri bagi dirinya.

"(Haha, untuk mendapatkan hal yang belum pernah didapatkan, maka harus melakukan hal yang belum pernah dilakukan ya? Pepatah bijak itu ternyata berlaku juga didunia ini ya) Baiklah, aku akui kalau kalian memang orang yang baik dan berani, tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, jika kalian ingin tetap lanjut membantuku menyelamatkan desa ini, maka kalian harus bersiap untuk kemungkinan terburuk lho," kata Akbar.

"Kemungkinan terburuk?"

"Ya, karena kalau perhitunganku tepat, 15 menit atau paling cepat 5 menit lagi akan ada…"

"AYAHH!! Per..permisi aku mau lewat!! AYAH!!"

!

Belum selesai dirinya melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Syty yang mendapatkan tugas untuk mengamati keadaan dari atas atap penginapan datang dari arah pintu depan bersamaan dengan orang-orang yang belum mendapatkan jatah obat gratis itu.

"Hei, anak ini tadi loncat dari atap tanpa kesakitan lho, a…apa anak ini nomal?" tanya seorang warga dari luar pintu yang sempat heran melihat apa yang dilakukan Syty tadi.

"(Ha? Loncat dari atap? Se..sebentar, memangnya ba…bagaimana cara dia bisa naik keatas atap?)" tanya tuan Grail yang juga ikutan terkejut.

"(Hei, kenapa kesannya kalian takut dengan hal yang tidak normal sih, tidak normal bukan berarti ancaman tahu)" kata Akbar yang agak cemberut mendengar ucapan warga tadi.

"Ada apa nak Syty, a..apakah ada pasukan kerajaan datang kemari?" tanya nyonya Marian kemudia pada Syty.

"Bu…bukan pasukan kerajaan sih, ta…tapi…"

"Banyak orang desa yang berdatangan kesini tanpa menggunakan jubahkan? Hei cepat antri yang rapi kalau kalian ingin dapat obatnya!!" tebak si Akbar sambil melanjutkan pekerjaannya.

?!

"Ah..ba..baik tuan!" jawab para warga hanya menurut.

"Tunggu, bagaimana ayah bisa tahu kalau ada banyak warga berdatangan ke sini?" tanya Syty yang heran mendengar ayahnya bisa menebak apa yang ingin dia katakan.

"Nyonya Marian tolong urus orang-orang ini…Itu sih simple, kita ini membuat obat GRATIS yang bisa menyembuhkan penyakit mematikan yang sedang mengancam kehidupan desa ini, yang dimana obat ini bisa menyembuhkan secara total daripada obat yang dijual oleh pihak kerajaan dengan harga yang MAHAL lho….tuan Grail bantu aku buat ramuan baru, jadi siapkan air yang banyak lagi…Lalu tadi pagi aku kan menyuruh kau untuk membuat kertas untuk mengundang orang kenalan tuan Grail dan nyonya Marian yang terkena penyakit ini, dan karena sudah sifat manusia untuk menolong sesama yang senasib, pasti 80% orang-orang kenalan dari tuan Grail dan nyonya Marian itu pasti menghubungi teman dan kerabatnya yang lain yang juga terkena penyakit ini agar mereka pergi kesini juga, karena memang itu sudah sifat dasar manusia yang bernasib sama untuk saling menolong, jadi dengan begitu kita jadi hemat kertas dan tidak perlu capek-capek menulis banyak kertas deh, ahahahaha," kata Akbar menjelaskan sambil memberikan instruksi kerja.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Akbar tadi, karena beberapa detik setelah dirinya berkata seperti itu, munculah banyak orang berbondong-bondong dari pintu masuk penginapan yang tujuan kedatangan mereka semua pasti sudah bisa ditebak, hal itu tentu saja membuat nyoya Marian dan tuan Grail jadi tercengah.

"Nyonya Marian, tuan Grail!! A…apa benar kalian bekerjasama dengan penyihir pemberontak dan membagikan obat gratis?! Kami mendengar kabar ini dari kenalan anda berdua? Apakah itu memang benar?" tanya para warga yang datang berkerumunan itu.

"Ji…jika benar, to…tolong beri kami obat tersebut, ka..kami sangat membutuhkannya!" tambah warga yang lain.

"(Wow, a…ayah memang Elf yang cerdas, a…aku harus belajar banyak darinya)" kata Syty yang terkagum dengan kemampuan analisis ayahnya.

"Waduh, jangan-jangan semua warga diseluruh desa sudah tahu soal kabar ini dan datang kesini?" kata nyonya Marian yang sedang memberikan obat penawar pada para warga kenalannya yang datang dan sudah mengantri terlebih dahulu.

"Haaaaa, se…sepertinya ini waktu yang tepat untuk minum kopi deh," kata tuan Grail sambil menyeka keringatnya karena membawa air yang banyak untuk ritual.

"Kau bisa minum kopi sebentar setelah membantuku menyiapkan airnya, Syty!! Bantu tuan Grail mengambil air dari kamar mandinya!!" kata Akbar memberikan perintah pada Syty.

"Ah, ba..baik ayah, mari tuan Grail kita ambil airnya."

"Hohoho, terimah kasih ya nyonya kecil."

"Dan untuk kalian para penduduk sekalian, kami punya cukup banyak obat untuk dibagikan kepada kalian semua, JADI ANTRILAH DENGAN TENANG SEPERTI PERAWAN ATAU KUHAJAR KALIAN SAMPAI MAMPUS, MENGERTI!!" kata Akbar yang membentak para warga yang berkerumunan dengan tidak tertib itu.

!!!!

"Ba..baik tuan!! (Pe..penyihir ini menakutkan)" kata para warga yang ketakutan dengan si Akbar dan mulai berbaris rapi sampai diluar penginapan.

Melihat si Akbar bisa mengatur semua yang tejadi dengan cermat dan tepat seperti itu, nyonya Marian yang hanya manusia tanpa kekuatan sihir apa-apa itu hanya merasa kagum dibuatnya, karena dia belum pernah melihat ada orang yang setegas si Akbar yang bisa mengatur banyak hal sekaligus itu.

"Astaga tuan Akbar, anda ini benar-benar sesuatu sekali ya, saya benar-benar kagum dengan anda yang bisa melakukan semuanya dengan lancar seperti ini lho."

"Kecerdasan itu tidak berguna jika tidak akan ketegasan, orang baikpun akan diremehkan jika tidak tegas. Karena itulah, untuk menciptakan dunia tanpa kejahatan, sikap tidak takut saat melakukan hal yang benar itu perlu diterapkan pada manusia sejak kecil nyonya marian, coba terapkan hal itu pada anak anda nanti setelah dia sudah pulih total dari penyakitnya itu."

"Akan saya ingat pesan anda tuan Akbar, tapi tuan Akbar, mengenai masalah kerumunan ini, bukannya nanti kita bisa menarik perhatian tentara?"

"Hehehe, justru itulah yang aku inginkan nyonya Marian"

?

"Eh?"

"Disaat jam segini, pasti ada beberapa tentara yang sudah bangun dan terheran-heran karena ada banyak orang yang berpergian kearah yang sama, dan ada juga kemungkinan mereka mengetahui info ini setelah bertanya dengan beberapa warga yang datang kesini, jadi jika perkiraanku BE-NAR lagi, maka mungkin 10-20 menit lagi para tentara akan berdatangan ketempat ini" kata Akbar menjelaskan.

"HAAA?!, ka…kalau begitu a…apa yang harus kita lakukan tuan Akbar?"

"Siraman rohani."

...

...

?

"Siraman....apa tuan?"

"(Dilihat dari sikap para tentara mengurus dan pihak kerajaan yang diam-diam mempermainkan rakyat seperti ini, sudah pasti 100% pihak kerajaanlah bajingan sesungguhnya dalam masalah ini, jadi sebagai mantan malaikat, sudah pasti aku harus menolong pihak pemberontak yang ingin menjadikan kerajaan ini menjadi lebih baikkan?)" kata Akbar sambil tersenyum sinis karena diam-diam dirinya memiliki rencana lagi dibalik rencana.