webnovel

Sebelum kericuhan (3)

Beberapa jam yang lalu…

"Tuan Akbar, kami sudah mempersiapkan apa yang tuan perlukan".

"Bagus, sekarang bantu aku menulis "KAU BUTUH PENAWAR YANG BISA MENYEMBUHKAN KULIT HITAM UNTUK SELAMANYA SECARA GRATIS, HUBUNGI NOMER DIBAWAH INI (BERCANDA LOL, TEHE), DATANGLAH SECARA DIAM-DIAM KE RUMAH GRAIL TANPA SEPENGETAHUAN TENTARA KERAJAAN SAMBIL MEMBAWA BOTOL KOSONG". Buat sebanyak-banyaknya lalu bagikan kerumah penduduk yang kalian kira anggota keluarga mereka ada yang terkena penyakit ini, tapi aku cuma bantu nulis 2x saja ya, karena ada hal lain yang perlu aku lakukan setelah ini," kata Akbar sambil menulis dikertas yang sudah disediakan.

"Eh, a…apa tuan ingin berbagi obat ini kepada para penduduk?" tanya tuan Grail pada Akbar yang masih focus menulis.

"Yap, karena egoiskan kalau Cuma kalian yang untung" jawab Akbar simple dan masih terus melanjutkan pekerjaanya.

"Ma..maaf tuan, tuan baru saja mengatakan "SELAMANYA", tapi bukannya obat ini hanya bekerja untuk 2 hari saja?" kata nyonya Marian yang sadar kalau ucapan Akbar tadi ada yang tidak beres.

"Done, ahahahaha, haaaaaaaa, kalian memang tidak akan pernah percaya jika melihat dengan ke 2 mata kalian sendiri ya? Baiklah, karena aku sudah membereskan bagianku, sekarang akan aku tunjukan pada kalian, kenapa aku yang tidak suka asal bicara ini menyuruh kalian melakukan hal tersebut, tuan Grail, dimana ember besar berisi air yang aku minta tadi?"

"Ah, i…ini tuan."

Lalu, setelah tuan Grail memberikan ember berisi air yang diminta oleh Akbar, Akbar pun mulai melakukan ritual sihirnya menggnakan sihir Good Hands miliknya. Dengan menumpahkan semua larutan obat penawan penyakit kulit hitam itu kedalam ember, setelah habis, Akbar pun mulai mengaduk isi ember tersebut dengan tanganya sambil berkata…

"(Sebenarnya ada kemungkinan ini gagal sih, tapi karena saat ini aku ada didesa ini karena perintah Tuhan, tidak mungkin permintaanku yang ini bakal ditolak kan?) Wahai Good Hands yang mulia, demi kebaikan warga desa ini yang terancam bahaya, aku mohon jadikanlah air ini menjadi obat penawaran penyakit mematikan didesa ini!!"

...

...

!

Lalu, beberapa detik kemudian, tangan Akbar pun menjadi bersinar terang disaat dirinya mengaduk isi ember tersebut, kemudian dengan ajaibnya, setelah sinar tersebut meredub dan menghilang, air yang berada didalam ember itu berubah menjadi cairan yang mirip sekali dengan obat penawar penyakit kulit hitam.

"Nah, apa ada pertanyan lagi anak-anak? Mumpung bapak guru sedang terbuka untuk mengisi sesi tanya jawab," tanya Akbar dengan angkuhnya.

"Tu…tu..tuan Akbar, a…apa anda ini benar-benar penyihir?!"

?

"(Wah, mereka beneran bertanya lho, pertanyaan yang sama pula, hmmm, sebentar, aku kan fighter, tapi jika dilihat dari kondisinya, mungkin tidak ada salahnya juga kalau aku dianggap sebagai penyihir deh) Yaaaah, kalian bisa mengatakan begitu."

"Ja..jadi benar kalau di desa ini ada pasukan pemberontak ya? A..apa kalian disini untuk merekrut pasukan untuk memberontak?" Tanya nyonya Marian.

!!!

"(Daaaan, kita menemukan lagi alasan kenapa kita harus tetap datang kesini walaupun desa ini adalah desa yang terkena wabah penyakit wahai pemirsa sekalian! Tapi sayang waktunya tidak cocok) Ah, kalau soal itu kita bahas lain waktu saja, sekarang ayo fokus menyelematkan orang-orang didesa ini, karena mungkin ada orang yang batas waktu hidupnya adalah hari ini saja lho," kata Akbar kemudian yang kepikiran soal tujuan dirnya datang ke desa itu sambil membersihkan lengannya dari air yang berubah menjadi obat penawar.

"Duh, ayah…..apa yang sedang ayah lakukan? Inikan masih belum pagi?"

!

Akbar dan pasutri itu melihat kearah sumber suara yang berasa dari tangga lantai 2 itu, ternyata itu adalah suara Syty yang baru saja bangun dari tidurnya karena keributan dilantai 1 yang dibuat oleh mereka bertiga sambil tetap menggunakan jubahnya.

"Ah Syty, kamu sudah bangun? (Syukurlah dia masih menggunakan jubahnya itu, bisa ribut nanti kalau orang-orang ini tahu kalau dia adalah Elf)"

"Ya, aku kaget kenapa ayah tidak ada di kamar dan ada suara ricuh dilantai bawah, jadi aku pikir ayah ada dibawah sini, dan benar deh," jawab Syty dengan tampang yang memelas karena masih mengantuk.

...

...

?

"(Eh, tunggu sebentar) Tuan Grail, selain aku dan anakku, apa ada orang lain yang menginap dilantai 2?" Tanya Akbar yang tiba-tiba kepikiran sesuatu.

"Ah i..iya, ada seorang perempuan menyewa 1 kamar dibagian pojok ruangan, me..memangnya kenapa tuan?"

"Syty, bisa pastikan kalau kamar pojok ruangan itu terkunci rapat? Dan kalau bisa, coba intip juga apakah orang didalamnya tidur atau tidak?" minta Akbar pada Syty.

"Eh, bisa sih, tapi memangnya kenapa ayah?"

"Sudahlah, cepat periksa saja kamar itu, dan pastikan jangan bersuara keras ya."

Tanpa bertanya lagi, Syty yang masih belum tahu apa-apa dan masih sedikit dalam keadaan teler karena baru bangun dari tidurnya itu hanya menurut saja ucapan dari ayahnya itu, dan setelah memeriksa kamar tersebut, Syty pun menghampiri ayahnya kembali.

"Ayah, kamar itu tertutup rapat dan di dalamnya tidak ada siapa-siapa, aku sudah melihatnya dari lubang kunci," kata Syty.

?!

"Ha?! Ti..tidak ada siapa-siapa? Ta…tapi kalau tidak salah ingat, wanita itukan memesan kamar sampai 2 hari kedepan".

"Well, walau aku tidak tahu kenapa wanita itu tidak ada, tapi itu lebih baik karena akhirnya tidak ada orang yang mendengarkan pembicaraan kita seperti yang aku khawatirkan. Ok! Karena masalah ini sudah beres, sekarang kembali ke bisnis, Syty, apa kau bisa membantu kami?"

"Membantu? Membantu apa ayah? Kok sampai-sampai ayah dan pemilik penginapan juga sampai bangun sepagi ini?"

"Hehehe, ceritanya panjang, tapi singkat kata, ayo bantu ayah menyelamatkan desa."

---

Saat ini.

Akhirnya, orang-orang yang mendapatkan pesan rahasia dari Akbar dan gengnya itupun sampai juga dipenginapan tuan Grail, dan setelah tiba di depan pintu, munculah Syty yang menggunakn jubah untuk menutupi telinga Elf nya.

"Anu…a..apa kalian adalah orang-orang yang mendapatkan surat rahasia saat pagi tadi dibawah pintu rumah kalian?" tanya Syty yang bersembunyi di balik pintu yang dia buka.

"Iya, dan kau sendiri siapa nak? Karena setahuku kau bukanlah Lilian anak dari tuan Grail dan nyonya Marian," kata seorang warga yang heran melihat sosok Syty yang asing itu.

"Ah itu, a..aku cuma pelanggan yang menginap disi…"

"Hei kalian berdua, berhenti membicarakan hal yang tidak berguna seperti ini, bukannya ada hal lebih penting yang harus kita lakukan sekarang?" Kata warga yang lain mengingatkan mengenai keadaan saat ini.

"Benar, apa tuan Grail serius ingin membangikan obat penawar penyakit ini? Karena kalau dia sedang bercanda, itu tidak lucu sama sekali."

"Dasar masyarkat desa negara berkembang, terkadang butuh suatu kekonyolan untuk meredakan suasana tegang tahu! Hidup itu jangan dianggap sulit begitu dong."

Semuanya hanya terheran-heran mendengarkan kata bijak dari orang yang ada dibalik pintu tersebut, dan ketika pintu masuk terbuka lebar, munculah sesosok Akbar dengan senyuman lebar yang menyebalkannya.

"(Sialan, beneran 30 orang lebih sebagai perwakilan keluarga mereka yang jadi korban, semoga benar-benar cukup 1 ember penuh itu untuk mengatasi mereka semua) Selamat datang warga desa Belingtown sekalian yang malang, apa kalian sudah siap untuk mendapatkan obat gratis kalian?" kata Akbar kemudian.

"Tunggu dulu, siapa kau? A...apakah kau orang yang sebenarnya akan memberikan obat gratis kepada kami? Bukannya tuan Grail?"

"Benar sekali, dan sebelum aku akan membagikan obat gratis pada kalian, aku akan bertanya dulu, apakah kalian sudah membawa botol kosong seperti yang sudah jelas tertulis di kertas yang kalian dapatkan tadi pagi?"

"Ya kami membawanya," kata semua orang sambil menunjukan botol kosong masing-masing.

"Lalu, apakah tidak ada tentara yang mengikuti kalian?"

"Tidak ada, kenapa kau sangat takut kalau ada tentara yang tahu soal masalah ini? pakah kau…"

"Walaupun aku bukan pemberontak, tapi ya aku melakukan kejahatan dengan membuat obat penyembuh YANG-BISA- MENYEMBUHKAN -PENYAKIT INI-SELAMANYA tanpa izin, dan kalian juga akan dapat masalah jika mendapatkan obat gratis dariku, jadi siapa yang ingin mendapat obat untuk menyembukan orang yang kalian sayangi dan jadi penjahat bersama-sama denganku?" tanya Akbar ketus tanpa basa-basi.

....

....

!!!

"Tunggu, jadi kau benar-benar bisa membuat obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini untuk selamanya?" tanya seorang warga yang masih ragu itu.

"Ya, dan aku mohon berhentilah basa-basi kalian semua, jadi siapa yang mau obat gratis ini ha?" kata Akbar yang mulai kesal dengan sikap paranoid penduduk itu yang dia rasa terlalu berlebihan.

"Kau, apa kau tahu akibat dari…"

"Aku mau, persetan dengan prajurit, jika pihak kerajaan tidak bisa membantu masyarakatnya seperti kita, lebih baik aku jadi pemberontak, sudah cukup kita semua menderita dengan kebijakan dari pihak kerajaan saat ini," kata seorang warga yang berterus terang mengenai perasaannya.

"Benar, aku setuju!! atidak ada gunanya kita membela kerajaan kalau mereka sendiri tidak becus mengurus kita" kata warga yang lain.

Mendengar akhirnya ada beberapa orang yang menggunakan akal sehatnya dan tidak bersikap paranoid, Akbar pun menjadi lega dibuatnya karena dia tidak perlu lagi berbasa-basi.

"(Akhirnya, orang berpendidikan muncul juga, kalau begitu ayo kita mulai bekerja) Pstt, Syty, pergilah keatas atap penginapan, awasi apakah ada tentara yang mendekat atau tidak," kata Akbar berbisik pada Syty.

"Aku tidak tahu kenapa, tapi aku rasa itu adalah hal yang penting, baik ayah, aku akan pergi ke atap," kata Syty yang menuruti saja ayahna itu sambil berlari menuju kearah lantai 2.

"Baiklah para warga sekalian yang membenci dengan kebodohan kerajaan, silahkan masuk 5 orang setiap 2 menit, dan setelah selesai mendapatkan obat gratis kalian harus segera pulang kerumah kalian tanpa sepengetahuan para tentara, dan segera olesi obat itu ke luka keluarga kalian yang jadi korban, PAHAM?!"

"PAHAM TUAN!!"

"(Sial, aku seperti komandan perang saja mendengar orang-orang ingin menjawab dengan nada tegas seperti itu, ini pertanda kalau mereka benar-benar sangat tidak puas dengan pihak kerajaan ya)"

"(Tapi baguslah kalau begitu, sekarang kita akan tunggu sampai rencana selanjutnya) Baiklah, kau-You-Anta-dan Omaewa masuk dulu," kata Akbar yang mulai memiih para warga secara acak menggunakan 4 bahasa yang berbeba-beda.

"(Ha? Ba..bahasa apa yang dia gunakan itu)"

"Oh ya, aku memang tidak meminta bayaran sih, tapi aku bisa minta tolong pada kalian setelah kalian mendapatkan obat dan memberikannya kepada keluarga kalian?"

?

"Minta tolong? Minta tolong apa tuan?"