webnovel

Sebelum kericuhan (2)

Beberapa waktu kemudian, setelah mengunci semua pintu dan jendela untuk memastikan tidak ada yang menguping atau mengintip, segera saja tuan Grail dan nyonya Marian membawa anaknya keruangan depan, dimana Akbar sudah menunggu mereka disana.

"Apa pintu belakang sudah dikunci rapat-rapat?" tanya Akbar.

"Sudah tuan Akbar," jawab nyonya Marian.

"Apa juga tidak ada orang disekitar rumah kalian ini?"

"Ya, saya juga sudah memastikan, tidak ada siapa-siapa."

"Bagus, sekarang sandarkan anak kalian dikursi ini," kata Akbar.

"Baik tuan."

"Anu, maaf menganggu kalian, ta..tapi apa yang sedang kalian lakukan? Menutup semua pintu-jendela dan memastikan tidak ada siapa-siapa? Ke..kenapa kalian seperti baru saja melakukan kejahatan begini? Da..dan sejak kapan kalian jadi saling kenal?" tanya tuan Grail yang terheran melihat perbuatan 2 orang itu yang dia anggap tidak biasa.

"Tunggu tuan Akbar, di..dimana obat penawar…"

"Ada, disakuku nyonya, kau tidak perlu cemas, tidak mungkin aku menghilangkan barang sepenting ini," kata Akbar sambil menunjukan botol obat penawar yang dia simpan disakunya itu.

!!!

"Haa?! Ra..ramuan penyembuh!!! Da..darimana anda mendapatkan…"

"Sayang, ceritanya sangat panjang untuk dijelaskan, tapi yang pasti tidak akan ada masalah kok, jadi tenanglah," kata nyonya Marian yang berusaha menenangkan suaminya yang panik bukan kepalang melihat benda yang sedang dia dan istrinya incar itu.

"Apa kalian ingin anak kalian kembali sehat? berhentilah bicara dan cepat letakan dia dikursi itu, cepat!" kata Akbar kemudian yang tidak ingin berbasa-basi lagi.

Karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan melihat Akbar sangat serius itu, tuan Grail yang benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai perbuatan istri dan pelanggannya itupun hanya menurut saja dan segera meletak anaknya di kursi.

Setelah itu, Akbar yang teringat dengan cara penggunaan obat itu dari sang dokter yang dia siksa tadi, segera saja mengoleskan secuil dari obat itu dan mengoleskannya ke luka hitam anak itu.

"Tuan Grail, anda sudah membeli obat ini sebelumnya, jadi apa benar obat ini untuk dioleskan dilukannya?" tanya Akbar.

"I…iya tuan Akbar."

"Sekarang ayo kita lihat, apakah orang itu berbohong atau tidak," kata Akbar yang mulai memperhatikan bagaimana cara obat itu bekerja.

Lalu, setelah menunggu sekitar beberapa menit, tanda obat itu bekerja-pun mulai tampak, karena perlahan tapi pasti, obat itu menghilangkan tanda hitam yang terdapat pada tubuh anak mereka itu.

"Syukurlah, terima kasih ya Tuhan, terima kasih banyak," kata nyonya Marian sambil menangis tersedu-sedu dan memeluk erat anaknya itu.

"(Hohoho, ternyata disaat kritis manusia memang tidak akan berbohong ya, itu artinya semua yang diucapkan dokter itu benar semuanya, termasuk soal si Saraswati itu)" kata Akbar yang merasa lega karena dokter bedebah yang dia hajar habis-habisan itu sudah berkata jujur.

"Tuan Akbar, ke…kenapa anda tidak memoleskan semua obat itu ke luka anak saya? Bukannya akan lebih mujarab jika kita memberikan semua obat itu ke lukannya."

"Bahkan dengan seoles saja sudah bisa menyembukan luka ini walaupun hanya untuk sementara tuan Grail, apa kau jadi terlalu paranoid karena menduga obat ini tidak mujarab dan anakmu tidak akan sembuh?"

"Ah, ma..maaf tuan, bukan bermaksud untuk tidak percaya atau sejenisnya, ta..tapi saya takut kalau obat ini tidak bekerja secara maksimal jika tidak digunakan semuanya, karena saat dulu membelinya kami langsung menggunakan semuanya."

"(Sebenarnya itu alasan yang jelas sih, karena aku belum yakin kalau luka ini akan menghilang 100% dengan olesan sedikit begini, karena itulah aku punya suatu ide untuk menyelesaikan masalah ini sekaligus semua penduduk yang terkena kutukan ini)" kata Akbar yang sudah memiliki suatu rencana itu.

"Tuan Akbar, a…aku benar-benar berterima kasih karena kau telah menolongku menyelamatkan anakku, walaupun aku tidak tahu bagaimana caranya, aku ucapkan terima kasih banyak, a…aku….a…apa yang harus saya lakukan untuk membayar semua ini tuan? Karena tidak mungkin aku tidak membalas kebaikan tuan yang sangat besar ini, bahkan hina sekali diri saya kalau saya sampai tidak membalas kebaikan anda ini," tanya tuan Grail kemudian pada Akbar yang merasa sangat berhutang kepadanya saat ini.

"Kalau itu, mungkin cuma 2 hal yang tidak perlu mengeluarkan uang sih".

"Apa itu tuan? Selama saya bisa melakukannya, akan saya lakukan,l."

Lalu, sambil melihat kembali "MISI" yang baru dia dapatkan setelah menolong nyonya Marian yang berbunyi "Selamatkan seluruh desa", dengan senyuman lebar Akbar pun berkata…

"Tuan Grail-Nyonya Marian, siapkan banyak kertas, pulpen, kopi panas, dan ember yang sangat banyak, karena sekarang sampai besok kita akan sangat kerepotan," kata Akbar sambil meremas ke 2 tanganya yang menandakan bahwa setelah ini dia akan menggunakan sihir Good Handsnya untuk sesuatu.

-------

Beberapa saat kemudian, lebih tepatnya menjelang subuh dimana beberapa ayam kampung sudah ada yang mulai berkokok.

"Ayah, ayah! Ayo cepat bangun!"

"Ada apa nak? Ini masih terlalu malam lho, biarkan ayah istirahat sebentar agar nanti siang ayah bisa bekerja untuk mengobati penyakit ibumu itu."

"Ayah! Ini penting sekali! Jadi cepat bangun dan baca ini!"

"Aduh, ada apa sih?! Dan apa maksudmu ayah harus membaca…"

!!!

"Nak, kapan kau mendapatkan kertas ini?"

"Ta..tadi saat aku mau menimbah sumur, ke..kertas itu sudah terselip dibawah pintu masuk ayah."

"Apa tadi tidak ada siapa-siapa disekitarmu saat kau membaca surat ini."

"Ti…tidak ada siapapun."

"Bagus, kalau begitu sekarang cepat carikan jubah ayah, ayah harus segera pergi kerumah tuan Grail."

"Ta…tapi ayah, apakah ayah yakin kalau ini bukan candaan? Karena dilihat dari isinya saja ini sudah cukup mencurigakan kan?"

"Tidak ada orang yang cukup bodoh untuk bercanda disaat genting seperti ini nak, tapi kalau tuan Grail itu memang bercanda, berarti dia sudah tahu hal buruk apa yang akan menantinya."

1-2-3-4-5 dan seterusnya, mulai banyak orang yang keluar dari rumah masih-masing menggunakan jubah seperti yang dilakukan seorang warga diatas dan berjalan menuju rumah tuan Grail.

Alasan mereka melakukan hal itu dan pergi menuju rumah tuan Grail dikarenakan mereka menuruti sebuah catatan yang terselip dibawah pintu masuk mereka, yang dimana bunyinya adalah …

"KAU BUTUH PENAWAR YANG BISA MENYEMBUHKAN KULIT HITAM UNTUK SELAMANYA SECARA GRATIS, HUBUNGI NOMER DIBAWAH INI (BERCANDA LOL, TEHE), DATANGLAH SECARA DIAM-DIAM KE RUMAH GRAIL TANPA SEPENGETAHUAN TENTARA KERAJAAN SAMBIL MEMBAWA BOTOL KOSONG."