"Aku ingin kamu meminta maaf dengan perbuatan, bukan dengan ucapan." Jawab William sambil mendekatkan wajahnya ke arah sang istri.
"Maksudnya?"
"Maksudnya ... seperti ini." William mengangkat tubuh sang istri dan membaringkannya di tengah kasur.
"William, apa yang mau kamu lakukan? Nanti ada yang masuk ke kamar. Pintunya belum aku kunci." Aubrey panik melihat William sepertinya akan melakukan kegiatan yang sudah satu minggu ini tidak dia lakukan.
"Baiklah, aku kunci dulu pintunya." Pria berambut putih itu pun turun dari ranjang dan mengunci pintu dua kali lalu kembali ke hadapan Aubrey dengan membuka kaosnya.
"William, pelan-pelanlah, aku takut karena perutku sudah semakin besar sampai aku tidak bisa melihat kedua pahaku lagi." jawab Aubrey dengan kedua tangannya di lingkarkan ke leher sang suami.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com