webnovel

Kehilangan

Suara Adzan magrib sudah terdengar Alhamdulillah waktunya buka puasa dengan menu seadanya yang di buat oleh rose dan ibunya. Semua berkumpul di sebuah ruangan kecil untuk menyantap menu yang sudah tertata rapi di lantai, ada Rose, ayah, ibu, dua adik laki2 kembar , dan satu lagi adik perempuan yang masih berumur 9 tahun. semuanya menyantap makanannya sambil menceritakan bagaimana puasanya dilalui hari ini. Setelah berbuka puasa semua beranjak dari tempatnya menuju mesjid untuk shalat magrib berjama'ah, berhubung karena jarak mesjid dari rumah rose hanya sekitaran 50 meter jadi semuanya ke masjid untuk shalat.

Rose dan ibunya berada di kamar menonton siaran TV sebelum berangkat lagi ke mesjid untuk tarawih berjama'ah, beberapa saat kemudian semua anggota keluarganya juga ikut berkumpul dan alhasil bukan TV lagi yang di tonton, tapi mereka semua bercerita penuh dengan kebahagiaan. Keluarga Rose memang keluarga kecil tapi kalau sudah berkumpul pasti sangat ramai, dan itulah yang selalu Rose rindukan saat dia berada di perantauan. Ya Rose memang tidak tinggal di rumahnya, dia adalah anak rantau yang hanya pulang ketika ada libur saja atau saat bulan Ramadhan saja. Rose di perantauan kuliah sambil honor di dalam lingkungan Pondok Pesantren yang berada satu naungan dengan tempatnya kuliah.

Semuanya sudah siap untuk berangkat. "Rose...bagaimana sudah siap semua? kata ibunya, iya bu sudah siap jawab Rose". hari ini Rose sekeluarga akan berkunjung ke rumah kakak ayahnya ada acara buka puasa bersama disana. tapi ayah dan salah satu adik laki-lakinya belum berangkat nanti mereka menyusul karena ayahnya harus kerja dulu. Ibu: "Barang sudah masuk ke mobil semua nak?"

Kembar 01: "iya sudah bu", tinggal berangkat !

Mereka semua berangkat, Rose dan adik laki-lakinya duduk paling belakang dan di tengah sepupu, tante dan adik perempuannya sedangkan di depan ibunya.

Ibu: Rifka, sini nak duduk sama ibu. terdengar ibunya memanggil Rifka adik perempuan Rose.

Rifka: tidak bu, mau di sini saja duduk sama adik kecil. jawab rifka

Rifka memang maunya duduk di tengah sama ponakan yang baru berumur kurang lebih dua bulan.

Ibu: Kesini saja nak, sempit duduk di situ, nanti itu adiknya kepanasan, ibu sedikit memaksa.

Mau tidak mau Rifka maju ke tempat ibunya.

Mobil pun berangkat dengan kecepatan tinggi,