webnovel

INDAHNYA DUNIA

Dunia akan tampakkan suatu keindahan jika dua insan saling pengertian dan mampu saling menutupi segala kekurangan. Seperti perjalanan antara "Sang pujangga dengan Indri".

Keduanya telah berusaha serta sepakat membangun sebuah hubungan kekuatan dalam menggapai impian.

Sejak menyelesaikan pendidikannya kini "Indri" memulaikan sebuah penataan indahnya dunia jika bersama "Sang Pujangga". Dimana keduanya sudah saling menanamkan rasa disetiap pertemuan.

Dengan tertanamnya rasa oleh kedua insan, maka sulit untuk saling melupakan apalagi menjauh, kini mereka hanya berusaha menjaga hubungannya agar tidak diketahui oleh siapapun.

Dengan kekuatan hubungan yang mereka tanamkan sulit untuk bisa dinilai oleh orang lain karena sikap keduanya, bila bertemu dengan sahabat maupun teman dekat ia selalu bersikap biasa – biasa padahal, dalam lubuk hati mereka tergores tinta emas yaitu" aku bukan untuk siapa – siapa melainkan, sang pujangga", itulah yang saat ini dihati "Indri"

Tiada hari tanpa chatingan walaupun mereka berada pada tempat dan tugas yang berbeda di sela – sela kesibukannya. Keadaan demi keadaan tertera dalam chatingan agar saling mengingatkan untuk tidak saling melupakan.

Sungguh keindahan dunia diatur oleh penghuninya yang kemudian menumbuhkan segala wahana menuju indahnya sebuah hubungan dalam ikatan. Kerinduanpun semakin menggelora bagi mereka berdua karena jarak yang berjauhan.

Pertemuan menentukan kekutan akan tumbuh dan bersemi pada mereka bila saling pengertian, keindahan tak semua orang akan miliki malinkan hanya mereka berdua yang mampu menjaga dan siap menata hingga ujung penantian.

Sedikit terasa hampa bila bertemu tanpa saling menyirami bunga – bunga yang tumbuh sendiri diatas belahan dunia. Oleh karena itu, mereka berdua telah mengukir kata dengan indah melalui chatingan yang terlakukan adalah sebuah tanda kerinduan diantara kita.

Semakin menambah kehangatan dalam menjalin hubungan mereka dan kini keduanya sedang merencanakan untuk bisa bertemu seindah hari pertama berjumpa di rumah "Indri".masih terbayang oleh pujangga tentang keramahan serta keterbukaan "Indri" menerima kedatangan pujangga.

Sepulangnya pujangga dari rumah"Indri" selalu terbayang dan bahkan pujangga, begitu sampai di rumah, ia tidak mau tidur di dalam kamarnya dan selalu berusaha menempati kamarnya "Indri" untuk tidur dan menggunakan bantal peninggalannya sebagai pengganti.

Dengan tidurnya di kamar "Indri", Sang pujangga sulit terlelap sehingga menyisihkan waktu hingga larut malam chatingan bersama "Indri" meninti indahnya pertemuan jika disertai keramahan dan tanda kerinduan.

Sekitar pukul 00.35 menit pada malam itu, senin 4 april tahun dua ribu dua puluh dua "Indri" mengingatkan sang pujangga untuk segera tidur. Sambil berkata "temukan aku dalam mimpi diatas bantal yang kutinggalkan", sahut "Indri malam itu.

Mendengar untaian kata yang disertai lambaian tangan pada malam itu maka, sang pujangga mendekap bantal pengganti "Indri".

"Sang pujangga" terkejut, ia bermimpi saling bercumbu rayu di sebuah kota yang jauh dari tanah kelahiran mereka berdua. Kota itu seperti kota metropolitan, keduanya saling berpegangan tangan dan memandang indahnya kota.

Terbangunlah sang pujangga dari tidurnya sambil memikirkan alam nyata dalam mimpi. Weeikh terasa hidup penuh buaian kasih dari "Indri" malam itu dalam mimpi. "Indri" tak mau berpisah darinya serta tangan pujangga selalu di pegang tidak mau di lepas sambil berkata"Mari singgah di Kota baruku".

Kalimat yang keluar dari bibir "Indri" semakin membayang dan menderu syahdu dalam hati pujangga. Ingin dikejar tetapi jarak dan tata cara belum bisa untuk dibingkai bersama "Indri". Serasa perjalanan masih panjang dalam menuju lebih indahnya dunia kita berdua, biarlah untuk saat ini terbingkai waktu untuk bertemu walau hanya sesaat namun diantara kita bagai mengikat tali simpul diatas sebuah bukit.

Menyimak segala ungkapan hati sang pujangga kini "Indri" semakin menyingkap kata dan buaian rasa tulus, terlihat dari kesungguhannya menemani sang pujangga dalam menyelesaikan tugas pada malam senin itu.

Tidak terasa malam semakin larut dan terbuai dalam kata – kata saling berbagi melalui chatingan. Semua keluarga sudah pada tidur hanya aku masih hidup, sahut "Indri". Lantas pujangga berkata "Siapkah engkau menemaniku walau dari jauh malam ini?". Sembari berkata "Demi sang pujangga dan rindu membara akan kuantar hingga pujangga bisa menyelesaikan tugasnya.

Setiap paragraph yang sudah ditulis oleh sang pujangga selalu dimintai oleh "Indri" untuk dibaca dan koreksi. Setelah dibaca satupun tidak ada salah "Indri " selalu mengatakan lanjutkan dan itu bagusssss.

"Indri", hanya bisa menemani dari jauh dan memberikan semangat pada pujangga untuk berusaha menyelesaikan tugasnya malam itu. Tidak membuat pujangga surut dan mengantuk sedikitpun karena didampingi oleh si buah hatinya "Indri".

Tepat pada pukul 01.25 menit mata terasa ngantuk dan ingin berpindah dari laptop. Ia bertanya pada "Indri" masihkah kau sempat menemaniku?, ya, jawabnya. Lantas pujangga bertahan karena dorongan serta kesiapan pendamping.

"Indri" tidak mau beranjak dari tempat duduknya malam itu sebelum tugas pujangga terselesaikan. Demi tumbuhnya rasa rindu pada pujangga maka "Indri" rela membuang waktu dan menghindari keluarga yang sedang tidur pulas. Ia menghindar agar tidak diketahui hubungannya dengasn pujangga saat ini.

Keduanya saling menutupi akan hubungan kuat yang terjalin sejak berakhirnya pendidikan di sebuah lembaga. Kini mereka merajut kisah menuju kebahagiaan bertiup bagai seruling sakti setiap malam hari sebelum keduanya tidur.

Menjelang hari pertama masuk di sebuah tempat tugas baru sang pujangga, ia sempat berkolaborasi gambar disertai makna kehidupan melalui titian puisi mengugah artinya sebuah kekuatan dalam menjalin hubungan. Puisi terurai rapi nan indah menggoncang grouf sebelah agar bisa dibaca dan maknai apa sebenarnya arti dari puisi yang dikirim oleh "Sang Pujangga".

Sekitar pukul 11.50 menit puisi tersebut terkirim melalui via watshap ke grouf family, dan "indri" sempat mengucapkan selamat dan semoga karir pujangga bertambah terus. Tiada kata menyerah bagi "Indri": dalam menjawab pertanyaan yang dilontarlkan oleh pujangga. Ia selalu bersedia demi menjaga eratnya sebuah hubungan apalagi keduanya dibalut dengan kekuatan untuk saling menjaga rahasia. Tujuannya keduanaya yaitu tiada lain hanya untuk saling memotivasi mewujudkan sebuah mimpi nyata bertaburkan mutiara dalam menggapai indahnya dunia.

Setiap mendengar deringan henpon dalam perjalanan pulang dari tempat tugas, pujangga selalu berhenti dan mengambil henponnya untuk melihat apakah "Indri" yang menggedor pintu atau siapa? Itulah sebabnya pujangga mengangkat henpon.

Di sekitar bukit nan batuan tepatnya di persimpangan jalan samping puskesmas karang baru, sambil mengendarai sepeda motornya pujangga mendengar suara deringan hendpon lalu diambil, disangkanya"Indri". Akan tetapi panggilan masuk itu adalah datang dari teman lamanya waktu ikuti ujian CPNS di mataram.

Dilanjtkanlah perjalananya sang pujangga menuju rumah kediamanny, setelah sampai ia melihat hendpon ternyata ada chat yang masuk dari "Indri", dah nyampai rumah atau belum?. Pujangga menjawab dengan cepat " jangan hubungi karena pujangga sudah dirumah.*****