webnovel

TERLANJUR MENCINTA

Diary Ayyara 31, Desember. Saat pertama aku melihatmu, sejak itu aku selalu berdoa disetiap sujudku agar kita bisa kenal lebih dekat. Hari demi hari, Allah menjawab do'aku. dia mempertemukan kita walau hanya sekedar perkenalan. Aku kurang puas? tentu, aku kembali berdoa agar kita dipertemukan kembali. Dengan seiring berjalannya waktu, kita sering bertemu tanpa disengaja. Dan aku semakin menginginkan dirimu selalu berada disampingku. Tapi, disisi lain seharusnya aku sadar bahwa kita tidak akan pernah mungkin bersama, tapi kenapa kita selalu bertemu? Dan semenjak kamu memperkenalkan nya kepadaku, seharusnya aku tau bahwa saat nya aku harus mundur. Tapi apa dayaku, aku terlanjur mencinta. Rumah sakit, adalah tempat kebahagiaan ku dimulai dan juga tempat hatiku hancur melebur. Dan untuk seorang pria yang datang untuk menghiburku dari segala kejadian, aku berterimakasih kepadamu. Kamu menghiburku dan kamu juga menghancurkan hatiku yang sudah kamu obati sendiri. Givano dan Rafka, kalian adalah pria yang bisa membuat aku jatuh sejatuhnya diwaktu yang bersamaan. ( HIATUS )

giskasfa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
26 Chs

Jadi menantu

Kembali ke kampus setelah libur beberapa hari, membuat Ayyara sangat bersemangat apalagi hari ini ia akan bertemu dengen ibunya Rafka.

Entah ada angin apa, hari ini Givano mengantar Ayyara ke kampus menggunakan mobil.

"Hari ini lo jadi pergi sama cowok itu?" tanya Givano fokus mengendarai mobil.

"Jadi." jawab Ayyara singkat sembari tersenyum seperti biasanya.

"Udah dapat dosbing?" tanya Givano lagi.

"Udah, semalam teman gue yang kasih tau." jawab Ayyara kembali tersenyum, lalu menghadap ke arah Givano sambil mengernyit kan dahinya. "Tumben beberapa hari ini lo banyak ngomong, biasanya selalu singkat padat tidak jelas." ujar Ayyara menyindir.

Givano yang mendengarnya hanya melirik sekilas dan menjawab. "Emang kenapa? Nggak boleh?"

"Ya gapapa. Eh lo juga tumben bawa mobil, motor lo kemana?" tanya Ayyara sebab biasanya Givano selalu berpergian dengan motor.

"Lagi pengen aja, kalau motor ada dirumah." jawab Givano.

"Oh." balas Ayyara hanya dengan ber 'oh' ria.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara keduanya, yang ada hanya suara musik yang diputar di radio yang menemani diantara nya.

Beberapa menit terjebak dengan keterdiaman, akhirnya mobil Givano terparkir di kampus Ayyara, yang artinya mereka sudah sampai di kampus.

"Makasih ya." ujar Ayyara melepaskan seatbelt.

"Hm." jawab Givano kembali seperti biasa.

"Mulai lagi." sindir Ayyara dengan gumaman yang dipastikan Givano tidak mendengarnya.

"Kalau gitu gue masuk dulu ya makasih sekali lagi." ujar Ayyara sebelum membuka pintu mobil.

"Hm." jawab Givano saat Ayyara sudah keluar dari mobilnya, namun masih sempat terdengar oleh Ayyara.

***

Ayyara yang sudah menjauh dari parkiran, kini sudah berjalan menuju kelasnya bersama temannya yang duduk disebelah bangkunya.

"Eh iya Ra, nih nama dosbing lo." ujar teman Ayyara yang diketahui Keyla namanya sambil menyerahkan selembar kertas HVS.

"Oh iya, makasih ya Key." ujar Ayyara menerima kertas tersebut lalu membacanya.

Ayyara yang membacanya sambil berjalan, lalu menghentikan langkahnya saat Keyla mengeluarkan suara. "Katanya dosbing lo itu sering ada kesibukan di luar kota, terus katanya bakalan diganti sementara sama muridnya dulu."

Ayyara yang mendengar nya menatap ke arah Keyla dan menganggukkan kepalanya. "Makasih ya Key infonya, dan udah mau sekalian ambil kertas ini."

"Santai aja Ra, btw sama sama." ujar Keyla sembari tertawa kecil yang diikuti oleh Ayyara.

***

Setelah selesai pelajaran di kampus, Ayyara menunggu Givano menjemputnya diparkiran.

Sudah hampir satu jam ia menunggu, namun belum ada tanda tanda Givano datang menjemputnya.

Ingin menelfon Givano. Tapi, ia lupa meminta nomor Givano.

Sudah genap satu jam, namun Givano belum juga datang. Tanpa membuang waktu Ayyara langsung memesan taxi online.

Setelah memesan lewat aplikasi, Ayyara duduk disalah satu bangku yang berada di parkiran sambil sesekali mengecek ponselnya.

Hanya membutuhkan waktu lima menit, taxi yang di pesan Ayyara sudah datang. Dan Ayyara langsung masuk kedalam berharap cepat sampai dirumah, karena tidak sabar ingin bertemu dengan ibunya Rafka.

"Sesuai aplikasi kan mbak alamatnya?" tanya supir taxi tersebut memastikan.

"Iya pak." jawab Ayyara.

Tidak lama kemudian Ayyara sudah sampai didepan rumahnya, ia langsung memberi ongkos taxi tersebut kepada supirnya dan juga langsung keluar dari mobil setelah mengucapkan terimakasih.

Saat Ayyara sudah keluar ia melihat mobil dan motor Givano terparkir didepan halaman rumah Givano, yang menandakan berarti Givano benar benar tidak menjemputnya.

"Kok dia gak jemput ya? dah lah bodo amat." setelah bermonolog, Ayyara langsung masuk kerumahnya dan membersihkan tubuhnya yang sudah lengket.

***

Tepat pukul 18:00.

Rafka sudah menjemput Ayyara dirumah nya sesuai dengan yang ia bilang saat ditaman.

"Tunggu bentar ya gue ambil tas dulu, lo duduk aja dulu disitu." ujar Ayyara saat Rafka baru sampai dirumah Ayyara untuk menjemputnya.

"Iya." jawab Rafka menuju sofa.

Saat Rafka baru saja ingin duduk, ia kembali berdiri saat melihat ibunya Ayyara.

"Assalamualaikum tante." salam Rafka menyalimi tangan ibu Ayyara.

"Wa'alaikumsalam, silahkan duduk." ujar Ibu Ayyara menjawab salam.

"Kamu yang namanya Rafka ya?" tanya Ibunya Ayyara.

"Iya tante." jawab Rafka tersenyum.

"Mau bawa anak saya kemana?"

"Bunda saya kangen sama Ayyara tante, jadi bunda mau ngajak Ayyara makan malam tante." ujar Rafka menjelaskan.

"Oh jadi tante gak diajak nih?" tanya Ibu Ayyara dengan nada bercanda.

"Ehm-"

"Tante cuma bercanda kok hehe, tapi jangan pulang kemaleman ya Ayyara nya."

"Siap tante."

Setelah percakapan antara Rafka dan Ibunya Ayyara, tidak lama kemudian Ayyara turun dari kamarnya.

"Maaf lama, soalnya tadi ke kamar mandi dulu." ujar Ayyara.

"Iya gapapa." jawab Rafka.

"Yudah gih kalian pergi, biar nanti nggak kemaleman." ujar Ibunya Ayyara.

"Kalau gitu saya bawa Ayyara nya dulu ya tante, assalamualaikum." pamit Rafka.

"Ara pergi dulu ya Ma, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati hati dijalan ya."

Saat Ayyara dan Rafka memasuki mobil untuk menuju ke rumahnya Rafka. Tanpa diketahui mereka, sedari tadi Givano duduk diteras rumahnya. Sambil memperhatikan mereka saat keluar dari rumah Ayyara.

Givano yang melihatnya, hanya bisa berkata dalam hati. 'Jangan sampai lo nyesal Ra.'

***

"Ara!" panggil Ibunya Rafka dari teras rumahnya saat mereka baru saja sampai.

"Tante." nyaut Ayyara saat sudah keluar dari mobil dan langsung menghampiri Ibunya Rafka.

"Aduh Ara, tante kangen tau gak." ujar Ibunya Rafka memeluk Ayyara.

"Ara juga kangen tante." balas Ayyara memeluk.

Rafka yang melihat mereka berpelukan, langsung berdeham. "Ekhm."

"Eh iya, yudah yuk Ra masuk." ajak Ibunya Rafka.

Di tengah tengah makan malam mereka, Ibunya Rafka mukai membuka suara.

"Padahal tante rencananya mau ngajak kamu jalan sama sekalian makan diluar, tapi tadi tante ada keperluan jadi kita makannya cuma bisa dirumah." ujar Ibunya Rafka dengan nada sedih.

"Ga papa kok tante, yang penting Ara bisa ketemu sama tante." ujar Ayyara tersenyum lebar.

"Aku udah siap makan, aku ke kamar dulu." pamit Rafka.

"Kebiasaan emang dia." ujar Ibunya Rafka saat Rafka sudah tidak ada.

Mendengarnya, Ayyara hanya bisa tertawa kecil namun langsung berhenti saat ibunya Rafka melanjutkan bicaranya.

"Oh iya, tante itu pengen banget kamu jadi menantu tante."

"Eh? maksud tante?"

"Tante kan udah nganggap kamu anak tante, tapi tante juga mau kamu jadi menantu tante." ujar Ibunya Rafka menjelaskan yang membuat Ayyara bingung.

"Ehm, tapi Tiara gimana tante?" tanya Ayyara.

"Tante itu nggak suka liat Tiara, soalnya dia itu nyusahin aja."

"Eh udah siap kan makannya, kita lanjut di ruang tamu aja yuk Ra."

"Eh i-iya tante."

Setelah mereka pindah ke ruang tamu, mereka kembali berbincang-bincang, hingga saatnya Ayyara harus pulang.

"kalau gitu Ayyara pulang dulu ya tante, Assalamualaikum." pamit Ayyara.

"Wa'alaikumsalam." jawab Ibunya Rafka.

***

Saat pulang dari rumah Rafka. Ayyara masih memikirkan tawaran Ibunya Rafka. Yang hanya diketahuin oleh ia, ibunya Rafka dan Tuhan.

untuk menghilangkan pikiran nya. Ayyara lebih memilih menulis di buku diary nya seperti biasanya. Dan setelah itu ia menuju ranjangnya untuk beristirahat.

***

Diary Ayyara

14, Agustus

Hari ini aku bahagia, ternyata Ibunya Rafka menginginkan ku menjadi menantunya. Dan Tiara maafkan aku jika akan terjadi sesuatu padamu kedepannya.