webnovel

Ajakan Makan Malam

Sore ini Naya terlihat murung, padahal pagi tadi ia begitu bahagia, entah apa yang sedang mengganjal di hatinya,

Apa mungkin ia sedang kecewa ? Mungkin saja, karena sang pacar tidak menepati janjinya. Tapi Naya bisa apa, karena sang pacar bukan lah pria biasa, melainkan sang atasan yang menginginkan ia untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.

"Hhhh..." suara dengusan kembali terdengar dari mulutnya, terdengar biasa namun tersimpan sebuah beban di dalamnya. Andai saja bisa, ingin rasanya ia berteriak, sekedar untuk menumpahkan kekesalannya, bagaimana tidak, sang bos yang sudah berjanji untuk makan bersama, malah melupakan janji nya begitu saja, bukan hanya itu, si pembuat janji seperti tak merasa bersalah karena sudah memberi harapan palsu , bukannya minta maaf, malah ia terkesan tak ingat apa-apa dan pulang begitu saja. Sedangkan Naya harus menahan lapar karena ulahnya.

"Udah makan, kok perut gue masih lapar ya," Naya bergumam sambil memegang perutnya. Padahal ia sudah menghabiskan 2 piring nasi beserta lauk dan kawan-kawannya, di tambah dengan semangkuk bakso jumbo dari mamang-mamang komplek yang kebetulan lewat di depan rumahnya tadi, telah ludes ia santap sekaligus, dan kini masih saja menyisakan rasa lapar di perutnya.

"Maa..." Teriak Naya dari dalam kamar, namun tak ada jawaban dari sang mama, ia segera meraih ponselnya yang ada di tempat tidur.

Sambil berjalan keluar Naya kembali berteriak.

"Maa..."

Suasana hening, tak ada siapa-siapa di sana, rumah terlihat sepi, kebetulan di rumah memang hanya berpenghuni 3 orang, yaitu Naya dan kedua orang tuanya, di tambah dengan satu mahkluk hidup lagi yaitu Blacky, si kucing peliharaannya. Namun sepertinya Blacky juga sedang tidak ada di rumah, mungkin sedang jalan-jalan keliling komplek mencari pacar baru, maklum saja kucing Naya termasuk playboy, jadi sering gonta ganti pacar, terbukti dengan banyaknya kucing betina yang suka berantem di depan rumah, setiap kali si Blacky berulah.

Naya kembali berjalan menuju dapur, kamar mandi, bahkan di bawah meja sekalipun tak luput dari pemeriksaannya, hanya untuk sekedar mencari keberadaan sang mama, namun sepertinya memang hanya dia yang ada di rumah itu sekarang.

"Sore-sore gini Mama pergi kemana ya, kok gak bilang-bilang dulu kalau mau pergi," ocehnya sambil meraih cemilan yang ada di atas meja. Ia berjalan lagi menuju ruang keluarga, sepertinya Naya memilih untuk menonton, sebenarnya ia bisa saja menonton di kamarnya, cuma di ruangan keluarga layarnya lebih besar dari tv yang ada di kamarnya.

"Ada acara yang bagus gak ya ?" Ucapnya bertanya sendiri, ia mulai menekan tombol remote, dari satu siaran berganti ke siaran yang lain, tapi belum juga menemukan acara yang pas untuk di tonton, biasanya kalau sudah menjelang sore, yang paling banyak di tayangkan adalah acara gosip dan reality show, kebetulan Naya lebih menyukai reality show dari pada gosip, mumpung sang mama lagi keluar, jadi kali ini ia yang menguasai remote, biasanya ia suka rebutan remote dengan sang mama jika sudah di depan tv.

"Nonton tv sambil ngemil," ucapnya sambil tersenyum, baru saja ia ingin mengambil posisi yang pas untuk menonton, ponsel yang ada di saku celananya bergetar hingga membuatnya kaget.

Drett... Drett... Drett...

Terdengar notifikasi pesan masuk dari ponselnya, Naya bergegas membuka pesan whatsapp yang ternyata dari Riko.

Ternyata sudah ada 3 pesan yang masuk ke ponselnya.

[Nay, ntar malam jam 8 gue jemput lo]

[Jangan lupa kirim alamat lengkap rumah lo ya]

[Jangan menolak, karena ini permintaan dari pak Andrean]

Seketika mata Naya berbinar saat membaca pesan yang terakhir, ia langsung berdiri kegirangan.

"Oh my god Naya, lo bakal dinner bareng Andrean malam ini," teriaknya dengan bahagia, seumur hidup ia belum pernah dinner bareng cowok, ia pun segera membalas pesan dari Riko, tentu saja ia tidak menolak ajakan itu, hanya orang bodoh yang akan menolak ajakan dari seorang Andrean. Tak lupa ia juga mengirimkan alamat rumahnya, lengkap dengan nomor rumah beserta warna cat-nya. Jangan sampai Riko nyasar nantinya.

Tak lupa ia menghubungi sang mama terlebih dahulu, menanyakan di mana keberadaan sang mama kini, andai mamanya tau ia akan dinner bersama Andrean, yang tak lain adalah bos di perusahaan tempatnya bekerja, mungkin sang mama akan mengadakan syukuran saking senangnya. Sudah 3 kali ia menghubungi sang mama, namun belum ada jawaban, 'apa mama lagi ada arisan ya sore ini,' bisiknya sambil kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar, Naya bergegas membuka lemari baju miliknya, di ambilnya satu persatu baju yang akan ia coba, memilih baju mana yang paling cocok untuk ia pakai, namun sudah 30 menit ia memilih baju, belum juga menemukan baju yang pas, hampir semua baju sudah ia bongkar dari dalam lemari, bahkan sudah tercecer di mana-mana.

"Duhh, pakai baju apa ya, gue kan belum pernah kencan selama ini,"

"Ahaa..." seketika ia mengingat sesuatu.

"Gue pakai baju dari kak Aulia aja kali ya, kan belum pernah gue pake," ujarnya terlihat senang saat menemukan baju yang masih tersimpan rapi di dalam kotak, itu adalah kado ulang tahun yang di berikan oleh Aulia, kakak pertamanya Naya. Sebuah Dress berwarna pink, sesuai dengan warna kesukaannya. Ia sudah tak sabar menunggu waktu malam tiba.

Tak terasa waktu sudah menunjuk ke pukul 08 malam, Naya sudah terlihat siap untuk berangkat, dengan mengenakan dress berwarna pink, rambut hanya di tata seperlunya, serta riasan make up yang terkesan natural, membuat Naya terlihat cantik meskipun berdandan seadanya. Naya memang gadis yang cantik, hanya saja ia jarang sekali dandan, berdandan pun hanya saat bekerja saja, itu pun dengan polesan seadanya.

Naya terlihat sudah tak sabar, sesekali ia melirik ke layar ponselnya, ternyata sudah ada notifikasi pesan dari Riko, belum sempat ia membaca pesan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Naya pun bergegas untuk membukakan, ternyata Riko yang datang untuk menjemputnya, sebelum pergi tak lupa mereka pamit terlebih dahulu khususnya kepada orang tua Naya.

Setelah itu mereka langsung berangkat, tepatnya menuju rumah Andrean, Naya belum tau kalau sebenarnya ia akan makan bersama dengan keluarga Andrean, ia pikir kalau Andrean hanya mengajaknya dinner bareng di restoran atau pun cafe.

"Kita langsung berangkat ya Nay ?" Ujar Riko setelah menancap gas.

"Oh, iya Rik, tapi lo tadi gak nyasar kan ?"

"Ya enggak lah, gampang kok cari alamat rumah lo, alamat yang lo kirim juga super lengkap banget hehe," balas Riko tertawa, membuat Naya juga ikut tertawa. Sebelum ke tempat tujuan, terlebih dahulu mereka menjemput Andrean, yang kebetulan sedang berada di toko kue, entah apa yang sedang di lakukan Andrean di sana.