Luo Suifeng terdiam.
Mengapa minum?
Mengapa dia terpuruk?
Mungkin karena satu-satunya sahabat dekatnya meninggal, dan orang yang dicintai semakin jauh darinya. Kehidupannya sudah menjadi gelap dan kabur. Sudah tidak ada harapan.
Wen Rou tentu saja tahu mengapa Luo Suifeng seperti ini.
Dia sengaja berkata, "Tadi malam, pelayan di bar meneleponku. Dia mengatakan kalau dia menelepon Qianxun yang ada di ponselmu terlebih dahulu, tapi Qianxun tidak menjawab. Baru menelepon aku. Suifeng, apakah terjadi sesuatu di antara kamu dan Qianxun?"
Luo Suifeng merasakan pukulan berat di hatinya, lalu dia tersenyum pahit.
"Tentu saja dia tidak akan menjawab teleponku, dia tidak akan peduli padaku, pria yang brengsek sepertiku, bahkan aku sendiri merasa diriku tidak pantas."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com