Richard Alexander mengernyitkan dahi, rahangnya mengeras, mendengar laporan dan pemaparan dari saudara tirinya itu.
'Sialan dia juga tidak melaporkan produk itu kepadaku. Memang dia anggap aku ini apa?!' batin Richard Alexander semakin jengkel saja. Namun, pria tampan itu berusaha untuk mengendalikan emosinya. Sebagai seorang atasan Richard merasa dilangkahi oleh Daniel. Hal itulah yang membuat Richard merasa tersinggung.
Seulas senyuman miring mulai tersungging dibibir Richarad Alexander. 'Hm, dia bersiasat rupanya. Tentu aku juga bisa,' batin pria itu.
'Lihat saja sampai mana permainan liciknya itu akan berhasil,' imbuh batin pria tampan bermata biru itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com