Selama Rissa dirawat di rumah sakit. Alvin selalu menemaninya. Sebenarnya Rissa tidak mau menginap di rumah sakit. Ia baik-baik saja. Ia selalu mengatakan hal ini pada semua orang tapi tidak ada yang mendengarkannya. Rissa tidak diizinkan untuk turun dari ranjang. Ia tidak boleh bergerak sama sekali. Sepertinya Rissa menyadari sesuatu.
Siang itu suster mendorong kasurnya dan membawa Rissa ke sebuah ruangan untuk diperiksa. Ternyata ia hendak di-USG. Dokter itu adalah seorang pria, usianya mungkin sekitar awal empat puluhan. Wajahnya lumayan tampan. Dokter itu tersenyum ramah padanya.
"Permisi ya, Bu," kata dokter itu.
Suster membantu menaikkan kaus Rissa, ia merasa sangat malu apalagi ketika celananya diturunkan hingga agak bawah. Perut bawahnya diberi cairan gel yang dingin. Kemudian sebuah alat ditempelkan di atas perutnya. Dokter menggerakkan alat itu sementara matanya menatap ke layar monitor.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com