webnovel

Tere Liye ( untuk kamu )

pipipimanimo · realistisch
Zu wenig Bewertungen
11 Chs

BAB III

Ray tiba di kantor cabang perusahaannya, seluruh petinggi menyambut Ray di depan lobi mereka berbaris menunggu CEO baru mereka tiba. Mobil yang Ray tumpangi berhenti di depan lobi dengan sigap Joe membuka pintu mobil penumpang ia mengulurkan tangannya melindungi kepala Ray.

Semua orang menunduk hormat ketika melihat Ray keluar dari dalam mobilnya, ia berjalan melewati mereka semua dengan Joe dan dua bodyguard berjalan di belakangnya. Ray berjalan menuju lift khusus untuk para petinggi, dengan sigap Joe menekan tombol naik dan pintu lift terbuka Ray langsung masuk bersama Joe. Dua bodyguard menahan para petinggi yang akan melangkah masuk kedalam lift.

" Siapkan dokumen keuangan dari 2 tahun lalu, rahasiakan ini." Perintah Ray setelah lift bergerak menuju lantai teratas di mana ruangannya berada.

" Baik Tuan." Joe yang berdiri di depan Ray membungkuk paham.

Lift berhenti di lantai teratas, pintu lift terbuka Joe mempersilakan Ray keluar terlebih dahulu sambil menahan pintu Lift. Ray keluar dan langsung menuju ruangannya. Di lantai ini hanya terdapat tiga ruangan, ruang Komisaris, ruang rapat yang lebih private dan ruangan CEO ruang kerjanya.

Ray yang hampir mencapai ruangannya mengernyit heran melihat meja sekertaris yang di duduki oleh seseorang wanita yang tidak ia kenali. Ia taksir umur wanita itu beberapa tahun lebih muda darinya. Saat Ray hampir mendekat wanita itu menyadari keberadaannya dengan sigap ia bangkit dari duduknya dan membungkuk memberi hormat.

" Selamat pagi Mr. Cromwell, Selamat datang." Wanita itu mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Ray. " Perkenalkan nama saya Raina Claire saya sekertaris anda." Ucap wanita bernama Raina itu dengan sopan, tidak ada kata menggoda seperti sekertaris dari partner bisnisnya yang biasa ia temui.

Ray membalas jabatan tangan Raina dan hanya mengangguk menanggapi perkataan wanita itu yang akan menjadi sekertarisnya. Dan segera melepaskannya lalu berlalu menuju ruangannya dan Raina mengekor sebelumnya ia mengambil Ipad keluaran terbaru dari Apple. Sedangkan Joe melakukan apa yang tadi di perintahkan oleh Ray.

" Sir jadwal anda hari ini, ada beberapa dokumen yang harus anda tandatangani dan sudah saya siapkan di meja anda, meeting dengan GM jam 11 dan terakhir meeting dengan Heaton Inc. jam 14.00." jelas panjang lebar Raina ketika mereka sudah berada di dalam ruangan Ray.

Sedangkan Ray tidak acuh dan memilih duduk di kursi kebesarannya sebelumnya ia melepaskan jas yang tadi ia pakai dan menggantungnya di tempat semestinya. " Ada yang anda butuhkan sir?" tanya Raina saat Ray sudah duduk di kursi kebesarannya.

" Tidak, kau bisa melanjutkan pekerjaan mu." Ucap Ray dingin dengan wajah datarnya melihat sekertaris barunya itu.

Sedangkan Raina yang ditatap datar oleh Ray sedikit merasa takut, terlebih ia mendengar nada dingin dari atasan barunya itu.

Ray memang terkenal sangat dingin dan acuh kepada siapapun, terkecuali dengan orang-orang yang ia sayangi ia akan bersikap lembut dan hangat. Bagi Joe dan Bill mereka sudah terbiasa dengan sikap Ray dan perubahannya di saat ia di sekeliling orang yang di sayanginya itu.

Setelah sekertarisnya itu keluar dari dalam ruangannya Ray mengambil ponsel keluaran terbaru dari apple. Ia menekan nomor seseorang.

Nada sambungan kedua orang yang ia hubungi menjawab panggilannya. " Yes Sir." Jawab orang di sebrang sana dengan sigap.

" Bill cari tau latar belakangnya." perintah Ray orang yang ia hubungi tidak lain adalah tangan kanannya.

" 10 menit lagi akan saya kirimkan informasinya kepada anda Sir." Bill sangat tau apa yang bosnya itu maksud." Ada lagi Sir?"

" Tidak."

" Baik sir."

Sambungan telepon di matikan sepihak oleh Ray, ia mulai membuka dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Membaca kata dan angka dengan teliti tidak terlewat satu barispun dari pandangannya. Menjadi CEO tidaklah mudah seperti yang banyak orang lain pikirkan hanya duduk santai, menunggu hasil laporan dari setiap bagian tanpa harus memeriksanya.

Ray dengan teliti memeriksa semua dokumen tak jarang ia kembali bekerja setelah memastikan adiknya tidur dengan nyenyak. Semua kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil yang membuat grandpanya sangat puas dan bangga dengan pencapaiannya. Cromwell Corp. telah berubah menjadi perusahaan multinasional yang semakin maju dan berkembang pesat. Meski itu semua juga tidak lepas dari tangan dingin grandpa dan daddynya terdahulu. Cromwell Corp. kini menjadi salah satu jajaran perusahaan dijajaran teratas dunia.

>>>

Waktu menunjukkan pukul 11.15 semua hidangan yang Rane siapkan sudah matang dan sudah ditata dengan rapih di dalam wadah, dan siap untuk di bawa menuju kantor sang kakak.

" Nona muda, Bill sudah menunggu anda di bawah." Ucap salah satu maid yang Rane tau bernama Sarah usianya 10 tahun di atas Rane.

" Tunggu sebentar." Ucap Rane tangannya masih sibuk menata potongan buah di dalam tempat makan.

Setelah selesai ia menatap puas hasil karyanya, tidak banyak hanya terdapat beberapa tempat makan. Hari ini Rane memasak makanan jepang, terdiri dari sushi salmon, chiken katsu, dan beef teriyaki yang masing-masing di taruh di tempat berbeda ia membuat masing-masing 3. Ia meminta maid untuk menaruhnya kedalam tiga paper bag sedangkan ia pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

Tidak butuh waktu lama untuknya berganti pakaian. Rane saat ini mengenakan turtleneck berwarna coklat muda yang ia padukan dengan riped jeans berwarna hitam yang membalut kaki jenjangnya dengan sempurna. Tak lupa ia mengenakan angkle boots berwarna senada dengan atasannya. Rane berkaca sedikit merapikan rambutnya yang sebelumnya ia ikat asal tadi saat memasak, kemudian ia menggerai rambut berwarna brunette panjangnya yang sangat indah.

Setelah ia selesai ia bergegas menuju lantai bawah, lalu melangkah menuju lift khusus yang hanya bisa di akses oleh keluarga Cromwell dan yang memiliki akses khusus. Maid sudah menuggunya di dekat lift, Rane pun memasuki lift di ikuti maid dan satu orang bodyguard. Sesampainya di lantai bawah, Bill sudah berdiri menyambutnya di depan lift.

" Selamat siang nona muda." Sapa Bill sambil menunduk hormat.

Sesungguhnya Rane sangat tidak nyaman di perlakukan seperti ini, mengingat mereka semua lebih tua darinya. " Berhenti memanggilku seperti itu Bill, kakak tidak ada disini."

Bill sangat menyukai nona mudanya ini, ia tidak begitu senang jika harus di perlakukan sangat hormat. Ia sangat tau nona mudanya itu tidak gila hormat tidak seperti kebanyakan anak orang kaya lainnya. " Baiklah Quen. Semua sudah siap?" tanya Bill ramah sambil tersenyum. Sama seperti Ray, Bill hanya menunjukkan sisi lainnya kepada seorang yang menurutnya special.

" Sudah, aku juga menyiapkan makan siang untuk mu dan Joe." Rane menatap maid yang saat ini membawa dua paper bag dan satunya lagi di pegang oleh bodyguard.

" Kau tidak perlu repot-repot Quen." Ucap Bill sedikit tidak enak,

" Tidak merepotkan, lebih baik kita pergi sekarang. Aku tidak mau kakakku itu mengamuk jika makan siangnya terlambat datang." Rane meninggalkan Bill ia berjalan terlebih dahulu keluar dari lobi menuju mobil yang sudah menunggunya di luar. Sebuah mobil Audi Q8

Bill menyusul Rane, benar kata Rane ia tidak mau melihat tuannya marah, karena menunggu makan siangnya terlalu lama. Maid menaruh dua paper bag di kursi penumpang depan, dan bodyguard menaruh di kursi penumpang sisa lain yang tidak di duduki Rane.

Mobil berjalan membelah kota paris disiang hari yang nampaknya akan turun hujan, karena awan mendung mulai nampak di langit. Sebenarnya tidak memakan banyak waktu menuju kantor milik Ray itu hanya membutuhkan waktu 30 menit mengingat jalanan kota paris yang akan padat menuju jam istirahat kantor.

>>>

La Défense sebuah distrik di kota paris yang menjadi pusat bisnis dengan gedung-gedung tingginya. Mobil yang Rane tumpangi memasuki pelataran lobby, Cromwell Inc. salah satu perusahaan yang menjadi incaran untuk bekerja disini, banyak orang yang berlomba-lomba untuk dapat melamat pekerjaan disini. Terdapat air mancur mewah yang menyambut di depan halaman kantor. Di lantai satu terdapat loby yang luas dengan interior yang mewah, ada juga cafetaria dan starbuks.

Mobil berhenti dengan sempurna di pintu lobby, Bill dengan sigap membuka pintu penumpang. Ia mengulurkan tangannya melindungi kepala Rane agar tidak terhantuk langit-langit pintu mobil.

Rane keluar dengan paper bag di tangannya, saat ini keadaan lobby kantor sedikit ramai mengingat ini jam makan siang. Saat Rane merapikan kembali pakaiannya Bill mendapat panggilan di ponselnya dari seseorang. Bill sedikit menjauh untuk menerima panggilan, nampaknya sangat serius dilihat dari raut wajahnya, meski raut wajah Bill selalu datar.

" Apa ada masalah?" tanya Rane saat Bill kembali menghampirinya.

" Tidak ada, hanya saja ada yang perlu aku urus diluar. Aku akan mengantarkan mu terlebih dahulu." Jelas Bill.

" Tidak apa, pergilah. Aku akan naik sendiri."

" Tapi….."

" Ini kantor Bill. Aku yakin Sebagian besar bodyguard mu ada disini. Berikan makan siang Joe Aku akan memberikannya sendiri." Potong Rane sebelum Bill menyelesaikan perkataannya.

" Baiklah." Bill menghela nafas menyerah, berdebat dengan nona mudanya ia pasti tidak akan bisa menang, sama seperti tadi pagi. Bill mengambil paper bag makan siang milik Joe dan memberikannya kepada Rane. " Terimakasih untuk makan siangnya." Ucap Bill dengan senyum tipisnya.

Rane tersenyum tulus, lalu melangkah meninggalkan pelataran lobby. Dan Bill melajukan mobilnya, ia juga menghubungi seorang. Saat sampai di dalam lobby setelah melewati beberapa pemeriksaan ketat di pintu lobby. Rane berjalan dan dengan polosnya ia tidak menanyakan letak ruangan sang kakak. Ia pun bergegas menuju meja reseptionis untuk bertanya.

Di balik meja terdapat dua orang wanita salah satunya memakai pakaian yang sedikit ketat agak sedikit terbuka di bagian dadanya. Dan satunya lagi seperti resepsionis pada umumnya berpakaian rapih dan sopan bernama Sakura, Rane tau dari nam-tag di dadanya.

" Permisi." Ucap Rane sopan.

Kedua resepsionis itu dengan kompak menatapnya, Sakura berdiri dan menyambut Rane dengan sopan dan senyum ramahnya. Berbeda dengan Barbara yang menatapnya sedikit tidak suka yang Rane baru bisa lihat nama pada nam-tagnya saat wanita itu menatapnya.

" Ada yang bisa saya bantu Miss?" tanya Sakura ramah.

Rane ikut tersenyum ramah kepada Sakura. " Saya ingin bertanya dimana letak ruang CEO?"

Sakura sempat tertegun melihat senyum seorang di depannya. Cantik satu kata yang dapat mendeskripsikan senyum itu. " Mohon maaf Miss apa sebelumnya sudah membuat janji?" ucapnya sedikit gugup.

" Belum. Saya hanya ingin mengantarkan makan siang untuk Mr. Ray."

" Jika anda belum membuat janji anda tidak dapat bertemu dengan Mr. Cromwell." Timpal Barbara dengan sedikit ketus. " Silakan anda pergi dari sini. Apa lagi anda datang dengan niat untuk menggoda CEO baru kami." Lanjut Barbara dengan nadanya yang bertambah tajam.

" Menggoda?" tanya Rane ia bingung dengan kalimat yang di ucapkan barusan oleh pegawai kakaknya.

" Sudahlah anda pergi saja, sampai siang ini sudah dua jalang yang datang untuk menemui CEO kami. Atau perlu saya panggilkan security untuk menyeret anda keluar !" Perkataan tajam Barbara membuat Rane tersinggung. Tapi dengan cepat ia menguasai emosinya, ia tidak ingin membuat keributan di hari pertama kakaknya menjabat.

" Tolong jaga ucapan anda miss. Tidak bisakah anda menghubungi sekertaris Mr. Cromwell?" tanya Rane masih dengan nada ramahnya. ' Kemana pula anak buah Bill.' Ucap Rane dalam hati, karena setelah memasuki lobi ia tidak melihat anak buah Bill maupun Joe.

" Tolong Miss jangan menambah pekerjaan kami. Anda datang untuk menggoda CEO baru kami? Seperti dua jalang sebelumnya?" Barbara mulai kehabisan kesabarannya.

" Tidakkan itu terlalu kasar? Tidakkah anda melihat pakaian yang anda kenakan Miss?"

Barbara yang tidak terima di sebut jalang meski tidak secara langsung dan juga ia dikritik oleh seseorang yang ia yakini umurnya jauh di bawahnya. Ia menggebrak meja dan itu menimbulkan perhatian orang-orang yang berada di lobi yang bertambah ramai, karena sudah memasuki jam makan siang.

Barbara melangkah mendekati Rane lalu mencengkram sikunya dengan kecang. " Kau anak kecil jaga ucapan mu !!" jari telunjuknya sudah mengacung di depan wajah Rane.

Cengkraman kuat disikunya membuat Rane meringis sakit ia mencoba melepaskannya. Untung kedua paper bag yang tadi sempat ia bawa, ia taruh di atas meja resepsionis. Jika saja ia tidak menggunakan lengan Panjang dapat di pastikan saat ini kulitnya yang putih akan bercetak merah akibat dari cengkraman wanita itu.

" Security." Teriak Barbara menambah mengundang perhatian semua orang.

" Ahh, Lepas." Rintih Rane memberontak. " Kau akan menyesali perbuatan mu ini." Rane mencoba melepaskan cengkraman itu.

" Lepaskan Barbara kau menyakitinya." Ucap Sakura ia mencoba membantu Rane melepaskan cengkraman wanita itu.

Terdengar suara sepatu yang beradu dengan lantai bergerak cepat, terdapat Joe dan dua bodyguard di depannya. " Lepaskan !!" bentak Joe, sambil menyentak tangan Barbara yang mencengkram lengan Rane.

Rane hampir terjatuh saat lengannya berhasil lepas dari cengkraman wanita itu, jika saja Joe tidak sigap menangkap tubuhnya sudah pasti tubuhnya akan membentur lantai marmer itu. Tadi Joe mendapat panggilan dari Bill jika ia harus keluar dan Rane masuk sendiri kedalam gedung dan meminta untuk menjemputnya di bawah. Dan benar saja Ketika ia keluar dari dalam lift sudah banyak karyawan yang berkerumun menyaksikkan sesuatu.

" Apa yang kau lakukan?" tanya Joe dengan nada rendah yang terdengar menyeramkan tanpa melepaskan cengkraman tangan wanita itu.

" Wanita jalang ini ingi bertemu dengan Mr. Cromwell. Aku hanya ingin mengusirnya." Jelas Barbara sedikit menunduk takut. Semua orang tau posisi Joe ataupun BIll.

" Siapa yang kau sebut jalang? Hah?" tanya Joe geram mendengar nona mudanya di sebut jalang, oleh jalang itu sendiri. " Anda tidak apa-apa Quen?" tanya Joe dengan suara yang hanya dapat di dengar oleh dirinya dan Rane. Joe memeriksan tubuh Rane memastikan ia tidak terluka.

Joe melangkah maju mendekati Barbara ia berbisik di telinga wanita itu dengan nada rendah dan dingin. " Yang kau sebut jalang tadi adalah adik kandung dari Mr. Cromwell. Kau sudah menggali kuburan mu sendiri."

Mendengar bisikan Joe membuat Barbara sangat terkejut sekaligus takut, seluruh tubuhnya lemas. Ia terdiam dan menunduk takut, dan itu membuat orang-orang penasaran apa yang dibisikkan Joe hingga membuat Barbara terdiam kaku.

" Ayo Quen." Joe mempersilakan Rane untuk meninggalan kerumunan orang di lobi.

Rane yang melihat wanita yang tadi memakinya, kini tengah menunduk takut, ia merasa kasihan. Rane menghampiri Barbara lalu menyentuh pundak wanita itu. " Kau tidak apa-apa? Jangan khawatir kau tidak akan kehilangan pekerjaan mu. Aku jamin." Setelahnya ia pergi meninggalkan wanita itu yang kembali mematung di tempatnya setelah mendengar perkataannya.

Ini yang Joe tidak sukai dari nona mudanya, ia terlalu baik meski ia mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang yang sudah menyakitinya. Dan dengan sangat mudahnya memaafkan kesalahan orang tersebut.

" Joe." Panggil Rane saat mereka sudah berada di dalam lift khusus.

" Iya Quen." Joe sudah sangat terbiasa memanggil Rane dengan namanya karena memang permintaannya.

" Jangan pecat dia, aku yakin dia tidak bermaksud seperti itu ia hanya menjaalankan tugasnya dan juga ada keluarga yang harus ia hidupi." Ucap Rane, ia sangat tidak tega jika harus ada orang yang menderita terlebih itu karenanya.

" Saya tidak dapat berjanji, Tuan pasti akan tau pada akhirnya." Memang saat ini hanya mereka berdua di lift, bodyguard hanya memngantar mereka sampai depan lift dan Joe juga membawa paper bag yang tadi Rane bawa yang sempat tertinggal dan di antarkan oleh Sakura sebelum pintu lift tertutup.

" Aku yang akan mejelaskan ke kakak nanti." Rane bersyukur hari ini ia mengenakan lengan Panjang dan kemungkinan kakaknya tidak akan melihat bekas kemerahan di lengannya untuk saat ini.

" Wanita sudah keterlaluan, ia mempermalukan mu di depan banyak orang."

" Tidak ada yang mengetahui status ku, hingga saatnya tiba. Kumohon jangan perpanjang masalah ini." Pinta Rane.

Joe hanya menghela nafas berat, ia hanya mengangguk dan menuruti kemauan nona mudanya itu. Lift berhenti dilantai yang mereka tuju, joe mempersilakan Rane untuk keluar terlebih dahulu lalu menggiringnya menuju ruangan Ray.

Di dekat ruangan yang Rane tau itu adalah ruangan kakaknya ia melihat ada seorang wanita yang tengah duduk dan mengerjakan sesuatu di balik kubikelnya, sepertinya terlihat ramah dan juga ia menggunakan pakaian yang sopan. " Joe apa yang harus aku pesan untuk makan siang Mr. Cromwell?" tanya wanita itu saat melihat Joe mendekati mejanya dan tidak sadar akan kehadiran orang lain. Karena tubuh kecil Rane terhalang tubuh Joe.

" Makan siang Mr. Cromell sudah datang. Perkenalkan Raina." Joe sedikit menyingkir dan Raina dapat melihat seorang gadis cantik. "Rane Quenby." Joe mengarahkan tangannya ke arah Rane setelahnya ke arah Raina. " Ini Raina Claire sekertaris Mr. Cromwell."

Sejenak Raina terpesona dengan kecantikan gadis di depannya itu sama seperti pertama kali ia melihat bos barunya tadi pagi dan bertanya-tanya apa hubungan mereka. Dengan cepat pula ia kembali menetralkan sikapnya. " Selamat siang miss." Sapa Raina dengan senyum tulus.

" Selamat siang Miss Claire, cukup panggil aku Rane saja." Balas Rane dengan sopan sambil tersenyum simpul.

Raina sedikit terkejut dengan ucapan yang di lontarkan gadis di depannya itu yang ingin di panggil dengan nama depannya saja tanpa embel-embel Miss.

" Mr. Crowell pasti sudah menunggu anda di dalam." Ucap Joe sambil tangannya mempersilakan Rane masuk dan menyerahkan paper bag.

" Itu makan siang untuk mu Joe." Rane hanya mengambil satu paper bag. ��� Maaf Miss Claire aku tidak tau jika Mr. Cromwell memiliki sekertaris baru jadi aku tidak membawakan mu makan siang, mungkin lain kali aku akan membuatkannya untuk mu juga."

" Ahh tidak perlu repot-repot Miss Rane. Saya bisa membelinya di cafetaria di bawah." Tolak Raina secara halus.

" Just Rane, Miss Claire." Koreksi Rane sambil tersenyum.

Raina yang bingung melirik ke arah Joe, dan Joe yang paham hanya mengangguk. " Baik Miss,,, maaf maksud saya Rane. Anda juga bisa memanggil saya Raina."

" Baiklah, aku masuk dulu aku takut singa di dalam akan mengamuk jika kelaparan." Rane terkekeh. " Aku harap kita bisa lebih akrab Raina aku yakin kita akan sering bertemu."

" Saya juga demikian Rane." Sesungguhnya banyak pertanyaan yang saat ini hinggap di otaknya tentang sosok di hadapannya ini.

" Selamat menikmati makan siang mu Joe." Setelahnya Rane melangkah memasuki ruang kerja Ray setelah sebelumnya ia mengetuk pintu kayu itu, lalu menghilang dari pandangan Raina dan Joe.

" Hmm, Joe bisa aku menanyakan sesuatu?" tanya Raina sedikit penasaran.

" Tentangnya?" Joe sudah tau apa yang akan di tanyakan sekertaris baru bosnya itu.

Raina hanya mengangguk antusias, karena yang ia tahu bos barunya itu masih lajang dan tidak memiliki seseorang kekasih. Dan banyak desas desus yang kurang mengenakkan tentang kehidupan pribadi sang prince Cromwell itu.

" Aku tidak bisa menjelaskan secara rinci, yang pasti Rane adalah orang terpenting di dalam hidup Mr. Cromwell." Jelas Joe singkat. " Dan jika lain kali ia berkunjung persilakan saja langsung masuk menemui Mr. Cromwell meski ia sedang kedatangan tamu penting."

" Why?" tanya Raina semakin penasaran.

" Aku tidak bisa menjelaskan lebih rinci lagi, lakukan saja apa yang aku katakana jika kau tidak ingin kehilangan pekerjaan mu."

Dahi Raina berkerut, tidak mengerti apa yang Joe ucapkan dan itu semakin menumbuhkan rasa ingin tahunya.

" Jangan mencoba mencari tahu, ini peringatan pertama dan terakhir dari ku." Peringat Joe dengan nada datar dan wajah dinginnya.

Dan itu membuat Raina terdiam, ia mencoba mengubur dalam-dalam rasa penasarannya itu. Sebenarnya ia heran bagaimana atasan dan orang kepercayaannya itu memiliki sifat yang mirip satu sama lain. Sama-sama irit bicara dan memiliki sikap yang dingin, setidaknya Raina akan betah bekerja disini dengan bosnya yang sedingin kutub selatan.

***

20/09/30