Zalfa menikmati perjalanan ini, ini baru pertama kalinya dia pergi pukul empat pagi, bersama seorang pria yang dia tidak tahu asal usulnya. Keren sekali, dia mau diajak pergi. Pesona seorang Azra mampu mengalahkan rasa khawatirnya. Zalfa merasa tenang-tenang saja pergi bersama Azra.
"Dingin banget ya," ujar Zalfa, memulai obrolan mereka, merasakan udara subuh ini, begitu masuk ke dalam tulangnya, juga kulitnya yang terasa sangat dingin sekarang, suaranya juga sudah mulai bindeng, seperti orang yang akan kenal flu. Tapi, Zalfa suka.
"Kode pengen dipeluk? Bukannya Kamu yang minta jendelanya dibuka?" tanya Azra. Padahal dia tadi sudah bilang, takut wanita itu masuk angin, tapi Zalfa memaksanya.
"Enggak lah, ngapain dipeluk, enakan juga dingin begini," jawab Zalfa. Dia tidak baper hanya sebuah tawaran begitu.
"Jadi, mau tutup jangan, suara kamu udah mulai berubah begitu," ucap Azra. Lelaki itu sangat telaten sekali, bahkan hanya dari suara saja, Azra hafal.