"Kalian mau ngobrol dulu? Aku ke toilet sebentar," ujar Azra. Seolah mengerti, bahwa targetnya bukanlah Dewan, melainkan orang yang melepaskan diri sari mereka dan bilang mau ke toilet.
"Kamu kenapa? Sakit perut? Tuh kan Aku bilang jangan makan pedes, susah si dibilanginnya."
"Iya Sayang, maaf ya. Lain kali enggak lagi, Aku akan nurut sama Kamu."
Jangan ditanya, bagaimana ekpresi Dewan saat ini, dia ingin sekali muntah, melihat kelakuan dua manusia yang ada di hadapannya. Dewan cemburu, hatinya belum bisa menerima kenyataan ini. Kenapa yang berjuang dia, pemenangnya, malah lelaki yang bernama Azra ini. Ok lah, lelaki itu memang ganteng, Dewan bisa akui itu, gayanya juga ok, barang-barangnya branded. Sepertinya, Azra orang berada juga, sayang sekali Zalfa tidak tahu berapa harga keseluruhan pakaian yang dipakai Azra. Meski terlihat sederhana, padahal harganya selangit. Dewan punya, tapi jarang dia pakai, kecuali sedang acara keluarga besar saja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com