webnovel

Bella 46

“Njir, laki lo cakep banget, Cuy. Jadi pengen jadi pelakor.”

Aku sontak meremas kuat lengan Nurbaeti, sampai dia meringis tertahan. Saat seenaknya dia ngomong seperti tadi. Enak aja! Baru sah, masa udah ngadepin setan rumah tangga alias valakor!

Mana valakornya teman sendiri lagi. Oh, tidak! Aku nggak mau hidupku sampai kayak di sinetron ikan terbang ya?

“Nyet, dengar kenapa. Nunduk mulu. Nyari apaan, sih, lu? Duit koinan ya?”

Ini lagi satu si Nurhayati. Nggak ngerti banget apa yang aku rasain. Ya kali aku harus bikin pengumuman, kalau aku lagi grogi parah. Makanya aku nggak berani lihat ke depan.

Iya benar. Aku memang grogi parah saat ini. Itulah kenapa dari mulai keluar kamar sampai menunju mimbar tempat ijab qabul kayak gini, aku nggak berani lihat ke depan dan berjalan sambil menunduk.

Asli, Aku gugup sampai gemetaran!

Saking gemetarannya, aku merasa bumi jadi lembek banget saat ini. Lututku lemas dan ... ah, pokoknya nggak bisa di lukiskan dengan kata-kata.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com