Ratu Isabella sakit!
Wew! Haruskah aku bikin pengajian buat ngerayainnya? Soalnya aku senang banget dengar kabar ini.
Asli!
Please, jangan bilang aku kejam atau nggak punya hati. Kalian nggak tau aja bagaimana rasanya hidup berdampingan sama makhluk ngeselin kayak bocah itu.
Hidupku rasanya runyam!
Makanya boleh ya aku adain pengajian syukuran. Biar bocah itu dapet hidayah habis sakit dan nggak gangguin aku lagi kayak Bapaknya. Eh!
Bener juga, sih. Sejak kejadian malam itu. Elah, bahasaku, ya? Pokoknya sejak aku terciduk bilang nggak suka sama Pak Dika, pria itu memang seperti menghindariku.
Pak Dika bahkan nggak pernah tegur aku lagi sekalipun pas kami berpapasan. Hanya mengangguk singkat dan melengos begitu saja.
Ya emang, sih. Dari dulu juga dia nggak banyak cakap sama aku atau siapa pun. Namun, seenggaknya dulu dia masih mau tegur sekalipun cuma buat basa-basi. Berbeda dengan saat ini. Dia benar-benar nggak ada ucapnya sama sekali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com