webnovel

Taehyung's Love

Sebagai seorang selebriti, Taehyung tidak bisa leluasa untuk mengungkapkan dan mengekspresikan bagaimana dia mencintai seseorang. Itu cukup menyesakkan ketika kemudian seorang wanita yang dia cintai juga berprofesi sama seperti dirinya. Langkah mereka selalu diawasi, hingga mereka harus menghindar. Menahan perasaan masing-masing meskin cinta dan rindu memenuhi hati mereka. Purwokerto, 070719

Gorjesso · Urban
Zu wenig Bewertungen
6 Chs

1 | Ketakutan

And Here we go...

selamat membaca..

semoga suka dan jangan lupa untuk vote dan komentar ya..

sempatkan juga mampir ke profil wattpad aku dan klik FOLLOW hehe

main juga ke Instagram aku kuy @gorjesso :P

Taehyung's Love A Story By Gorjesso @2019 All Rights Reserved

Sebuah mimpi dan harapan pasti akan selalu ada. Tidak ada yang bisa menghentikan kedua hal itu untuk terus muncul didalam pikiran dan hati kita. Tak ada yang salah disini, semuanya kembali pada keinginan dan kehendak masing-masing. Dan berdo'a, adalah salah satu hal yang mampu membuat hati ini menjadi tenang setelah memikirkan mimpi juga harapan itu.

=Taehyung's Love=

"Gwenchana?" Yoora menyikut Hana yang tengah berdiri disebelahnya. Eonninya itu memang sudah sejak dari kemarin terus diam seperti ini. Bahkan saat dipanggung pun gadis yang lebih mungil darinya ini tetap diam, walau tetap tersenyum pada tiap penggemar yang terus meneriakan nama 'Hana'.

Hana tersenyum menjawab pertanyaan cemas Yoora. "Nan gwechanayo, Ra-ya."

Yoora mengangguk-anggukan kepalanya seolah percaya dengan jawaban Hana. "Arra. Kalau begitu, apa kau mau ikut kami ke depan panggung?" Tawar Yoora.

Hana menggeleng. "Aku ingin disini saja." Jawab Hana, menolak penawaran Yoora.

"Baiklah, aku dan Soomin eonnie akan kesana. Ppai.." ucap Yoora sebelum pergi berjalan kedepan panggung bersama Soomin.

Hana tetap melambai-lambaikan tangannya memutar pada seluruh penggemar yang duduk di tribun. Suasana hati yang tidak baik membuat hari ini terasa sangat buruk baginya, hampir semua orang ia diamkan termasuk Nara, adiknya. Bahkan adik satu-satunya itu kini lebih memilih bermain bersama Junyeon dan Scarlet. Ya, Hana tahu ia memang sedang tidak bisa menemani adiknya bermain-main diatas panggung Bighit Family World Tour kali ini.

Ekor matanya menangkap seseorang yang tengah berdiri cukup dekat dengannya. Seorang pria yang sudah sangat tidak asing baginya. Darahnya serasa berdesir cepat dari atas ke bawah, menyadari pria itu ada di sebelahnya kini. Secepat mungkin ia menghindar dengan berjalan mundur dan menghampiri Tamara dan Seola yang tengah bercanda disisi lain panggung besar ini. Sungguh, ia merasa sangat takut kali ini. Perasaan terancam seketika masuk menyeruak dalam tubuhnya. Ia tak ingin berdiri di samping laki-laki itu atau sebuah masalah akan menimpa ia dan laki-laki itu.

"Wae?" Tanya Tamara, karena tiba-tiba saja Hana datang dan langsung memeluknya juga Seola.

"Aniya. Aku hanya ingin menyapa fans yang ada di sebelah sini." Jawab Hana, berbohong. Namun Tamara dan Seola yang memang sejak tadi diam-diam tengah mengawasi dan memperhatikan Hana pun tahu apa yang terjadi dengan gadis ini. Ia mengangguk mengerti bersama Seola.

Akhirnya, lagu 'A Dream' berakhir juga. Dan sedikit membuat perasaan Hana lega. Berada dalam satu panggung dengan laki-laki itu sangatlah membuat beban pikirannya bertambah, sekalipun di atas panggung ini juga banyak teman-teman satu agensinya. Tapi tetap saja, ia selalu takut jika ada pria itu. Sebenarnya bukan rasa takut, itu adalah rasa cemas, rindu, juga bersalah yang sudah terlalu kuat dan terpendam selama 3 tahun ini.

Dan sejak tadi, ia pun terus bergerak menghindar dari jangkauan laki-laki itu, ia terus menjauh, hingga banyak teman-teman satu agensinya ini menyadari apa yang terjadi pada gadis yang lahir di Australia ini. Harus seperti itu kah respon gadis ini? Batin mereka.

Hana menuruni tangga menuju bawah panggung beriringan dengan Suga. Tapi mereka tak berbicara apapun, hanya saling tersenyum sebagai sapaan. Suga juga tahu keadaan tidak baik gadis yang berjalan di sebelahnya ini. Jadi lebih baik dia diam.

"Eonni!" pekik Nara dari belakang Hana. Ia berlari sambil menggengam sebuah kamera pocket di tangannya menghampiri Hana yang sontak berhenti mendengar jeritan adiknya itu.

"Ayo kita selca!" Nara tersenyum lebar pada kakaknya, dan tanpa persetujuan kakaknya, ia menarik kakaknya itu untuk duduk dikursi tunggu yang ada di bawah panggung.

"hana..dul..set..kimchi!" pimpin Nara mengaba-aba.

CKREKK

"Buahaha.." Tiba-tiba saja suara tawa keluar dari mulut Nara. Ia tak bisa menahan tawanya saat ini, ekspresi kakaknya benar-benar konyol menurutnya. "Yak! Waeyo?" tanya Hana bingung.

"Ini." Nara menunjukkan hasil jepretan kameranya tadi pada Hana.

Hana langsung merengut dibuatnya. Ekspresi wajahnya benar-benar konyol dalam foto itu. "Aisshh..jinja..." rengut Hana. Nara hanya semakin mengeraskan suara tawanya itu. Hana hanya mengumpat tak jelas dengan bibir mungilnya.

Namun Hana sejenak terdiam, ada yang salah dengan foto itu. Sangat salah. Ada orang lain juga yang tertangkap di dalam foto itu. Ia langsung menoleh kebelakangnya. Dan Bingo! Hana menemukan orang lain dalam foto itu sedang duduk di belakangnya, bahkan kini orang itu tersenyum manis padanya. Pria yang sejak tadi menguntit Hana di atas panggung dan yang juga dihindari oleh Hana adalah orangnya. Segera ia menoleh kembali, tak ingin melihat pria itu berlama-lama. Rasanya sesak, apa lagi dengan kenyataan pria itu selalu saja mengikutinya sejak hari ini, bukan, tapi sejak beberapa hari yang lalu.

Nara menghentikan tawanya ketika menyadari raut wajah kakaknya yang berubah menjadi sendu dan terlihat lelah. Ia menoleh kebelakang, dan menemukan hal yang sudah pasti menjadi penyebab kakanya seperti ini. ia menundukkan kepalanya tanda hormat, orang itu juga sunbaenya, sudah seharusnya ia tetap bersikap sopan.

"Eonnie, oddi ga?" tanya Nara mencegah Hana yang hendak pergi dari tempat itu.

"Aku ingin ke toilet sebentar."

Nara hanya bisa memandang sedih kakaknya. Sungguh tak tega ia melihat kakaknya menjadi seperti mayat hidup beberapa hari ini. lihat saja, kakinya bahkan sekarang lebih kecil dari Nara. Dan tak segan-segan ia memarahi rekan se-grup kakaknya yang tergabung dalam girl grup 'Girl Promise' karena tak memperhatikan kakaknya. Tapi setelah memarahi mereka, ia malah dikerjai oleh ke-delapan sunbaenya itu. Sangat menyebalkan, pikir Nara.

=Taehyung's Love=

Taehyung beranjak dari duduknya. Ia berjalan menghampiri seorang wanita yang duduk di depannya. Lalu ia juga mendaratkan bokongnya pada kursi yang tadi diduduki juga oleh seorang gadis.

"Anyeong." Sapa Taehyung.

"Mwo?" sahut gadis itu ketus.

"Yak! Kau tidak sopan sekali pada sunbaemu ini, Nara-ssi." Protes Taehyung.

"Lagi pula kenapa kau terus saja menguntit kakakku di panggung tadi, hum? Memangnya kau tidak tahu dia sangat takut padamu?" Sungut Nara.

Taehyung menghela nafasnya berat. Apa dia setakut itu?

"Jawab aku, oppa!"

"Ck! kau ini, ini urusan orang dewasa. Jadi diam dan duduk manis saja." Decak Taehyung

"Eish! Aku ini sudah 20 tahun, oppa!"

"Arraseo.. Arraseo.." Ucap Taehyung mengalah. Ia melirik Nara yang kini tengah melihat-lihat foto yang tadi diambil saat di atas panggung. "Ra-ya.."

"Hmm?"

"Boleh aku pinjam, kameramu mu?"

Nara menoleh pada Taehyung. Ia menyipitkan matanya. Menatap curiga pada sunbaenya ini. "Untuk?"

"Untuk melihat foto-foto yang tadi diatas panggung." Jawab Taehyung.

Nara beranjak dari kursi. "Igo. Ini milik Julia eonni, jadi tolong kembalikan sekalian padanya. Anyeong." Ucap Nara setelah menyerahkan kamera berwarna putih yang ia mainkan tadi pada Taehyung.

Taehyung menerimanya dengan senang hati. Ia membalas Nara yang membungkukan badannya padanya dengan senyum. Jari-jarinya kini sudah menempel dan bergerak-gerak diatas tombol benda yang diberikan Nara tadi. Sorot mata Taehyung terlihat sangat serius, ia sedang mencari sesuatu yang menjadi tujuannya meminjam benda ini dari Nara.

Bibirnya tersungging membentuk senyum ketika ia menemukan apa yang ia cari. Ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya dari dalam sana. Lalu mulai memotret sebuah foto yang ia cari tadi dengan ponselnya. Ia tersenyum puas setelahnya. Hanya dengan melihat foto gadis ini saja ia sudah segembira ini.

=Taehyung's Love=

Hana berjalan di lorong yang terlihat sepi itu. Berkali-kali ia menghela nafasnya. Kenapa seolah beban hidupnya bertambah beberapa hari ini? Itu yang tengah ia pikirkan.

TAP

Hana menghentikan langkahnya. Bukan, Taehyung dan Hana mengehentikan langkah mereka secara bersamaan ketika mereka hampir saja bertabrakan saat akan melewati lorong itu. Lorong yang menghubungkan dengan ruang rapat yang sedang digunakan untuk membahas album baru gabungan seluruh artis Bighit Entertaitment.

Segera Hana menghindar dengan mencari celah lain yang masih dapat ia lewati. Tapi sebuah tangan mencegahnya melakukan itu. Tangan Taehyung kini tengah menggenggam erat tangannya. Dan memaksanya kembali berbalik dan berhadapan dengan pria itu.

"Jangan menghindariku seperti ini terus, Hana." PInta Taehyung ketika ia sudah mengunci Hana dengan sorot matanya yang menyiratkan lelah dan putus asa yang berlebih.

"Aniyo, oppa. Aku tak bermaksud seperti itu. Tapi kau pasti tahu maksudku. Jadi tolong lepaskan tanganku." Pinta Hana juga.

Taehyung pun melepaskan genggamannya pada tangan mungil Hana. Hana menundukkan kepalanya sebelum pergi. Pergi dengan sedikit tergesa-gesa, secepat mungkin ia ingin pergi dari jangkauan pria itu. Maksudnya adalah Taehyung.

Taehyung menghela nafasnya pasrah. Entah harus apa lagi yang harus ia lakukan untuk melunakkan lagi dinginnya hati gadis itu. Sekadar bertemu saja, gadis itu sudah enggan. Apa lagi jika ia meminta Hana memaafkan dirinya. Mustahil. Itu kata yang terlintas begitu saja ketika Taehyung mulai memikirkan hal ini.

=Taehyung's Love=

Instagram: gorjesso

Purwokerto, 7 Juli 2019

Tertanda,

Orang yang bingung mau ngapain :')